Pages

Gunakan Mozzila Firefox untuk mengakses website ini dan jangan lupa klik iklannya

Tuesday, December 27, 2011

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH Acara II NILAI PERBANDINGAN DISPERSI

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH
KELOMPOK V / GOLONGAN A-1
TANAH GRUMOSOL / VERTISOL



ACARA II
NILAI PERBANDINGAN DISPERSI

ABSTRAKSI

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 18 September 2004 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode gravimetri dengan mengacu pada penimbangan dan analisis tanah Vertisol.Erosi merupakan kegiatan dispesi dan pengangkutan tanah oleh air yang mengalir di permukaaan yang dapat menagkibatkan kerusakan lahan. Tingkat ketahanan tanah terhadap erosi berbda- beda, sesuai dengan jenis, unsur, dan kemampuan fisik tanah. Dari percobaan menggunakan NPD (Nilai Perbandiongan Dispersi), diperoleh NPD tanah Vertisol  2 mm sebesar 15,71 % yang artinya agak peka terhadap erosi.

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Tanah merupakan sumber daya alam yang semakin lama semakin langka. Karena kehadirannya mutlak diperlukan untuk menopang kelangsungan hidup makhluk di bumi. Tanah merupakan media tempat tumbuh berbagi jenis tumbuhan yang dapat memenuhi kebutuhan makhluk lainnya seperti manusia dan hewan.
Tanah Vertisol mempunyai pesifikasi lengas total untuk debu 18%, lempung 78 %, dan pasir 4 % sehingga agak peka terhadap erosi , karena kadar lempung yang agak kecil.
Kecepatan aliran permukaan akan makin besar dan kuat sehinnga akan berpengaruh pada penggerusan tanah atau daya kikisnya terhadap tanah makin besar, dengan demikian tanah yang terkikis dan terhanyut akan makin besar.
Erosi berlangsug secara alamiah yang kemidian berlangsungnya dipercepat oleh tindakan manusia terhadap tanah dan tanaman yang tumbuh diatasnya (acceterated erotion). Pada erosi alamiah tidak menimbulkan malapetaka bagi kehidupan manusia atau keseimbangan lingkungan, karena dalam peristiwa ini banyaknya tanah tersangkut seimbang dengan pembentukan tanah, sedang pada erosi yang dipercepat (accelerated erotion) dapat dipastikan akan menimbulkan kerugian manusia seperti banjir, turunnya produktivitas tanah.pada peristiwa erosi yamg dipercept volume penghanyutan tanah adalah lebih besar dibandingkan dengan pembentukan tanah sehinnga penipisan lapisan tanah akan berlangsung terus yang pada akhirnya dapat melenyapkan atau terangkut habisnya lapisan tersebut.
Untuk memnetukan seberapa besarnya daya tahan tanah terhadap erosi digunakan metode pemipetan. Pemipetan dilakukan pada waktu dan kedalaman tertentu, maka dapat dihitung persen berat kadarnya.

2. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan nilai pernbandingan dispersi dan daya tahan terhadap erosi. Hasil percobaan ini diharapkan mampu mengatasi erosi tanah, mempertahankan ketersediaan hara tanaman dan tingkat pengelolaan tanaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Hampir semua tanah yang miring atau yang kurang dapat merembeskan air, air yang jatuh diatasnya hilang karena run off (aliran permukaan). Hilangnya air yang harus masuk kedalam tanah dan digunakan oleh tumbuhan dan tersangkutnya tanah yangbiasa jika mengalir terlalu cepat. Pengambilan dan pemindahan ini disebut erosi (Buckman & Brady, 1982).
Dengan kata lain erosi adalah suatu proses ketika tanah dihancurkan (detahed) dan dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, dan gravitasi. Di Indonesia erosi yang terpenting adalah yang disebabkan oleh air. Jenis-jenis erosi air (Hardjowigeno, 1992):
1. Pelarutan
Tanah kapur mudah dilarutkan oleh air sehingga di daerah kapur sering ditemukan sungai- sungai di bawah tanah.
2. Erosi percikan
Curah hujan yang jatuh langsung ke tanah melemparkan butir-butir sampai setinggi satu meter ke udara.
3. Erosi Lembar
Pemindahan tanah terjadi lembar demi lembar mulai dari lapisan paling atas.
4. Erosi Alur
Dimulai dengan ghenangan- genangan kecil setempat mak bila air dalam genangan tersebut mengalir, terbentuklah alur- alur bekas aliran tersebut.
5. Erosi Gully
Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur tersebut.
6. Erosi Parit
Parit- parit yang besar sering masih terus mengalir lam setelah hujan berhenti. Aliran air dalam parit ini dapat mengikis dasar parit, dinding- dinmding parit di bawah permukaan air sehingga dibagian atasnya dapat runtuh ke dasar parit.
7. Longsor
Tanah longsor terjadi karena gaya gravitasi.
Menurut Bonnet (1939), fungsi bahan organik dalam pencegahan terjadinya erosi antar lain dapat memperbaiki aerasi tanah dan mempertinggi kapsitas air tanah serta memperbaiki daerah perakaran. Kepekaan tanah terhadap proses erosi disebut erodibilitas tanah. Erodibilitas tanah ditentukan oleh sifat- sifat fisik tanah antar lain tekstur, struktur, kandungan bahan organik, dan susunan kimia tanah.
Thompson (1959) berpendapat bahwa masih aada faktor lain yang dapat mempengaruhi erodibilitas tanah yaitu faktor kedalaman tanah dan kesuburan tanah. Nilai erodibilitas tanha tinggi berarti tanah peka atau nmudah tererosi dan sebaliknya nilai erodibilitas tanah rendah tahan terhadap ersosi. Dua aspek struktur tanah yang memiliki hubungan erat dengan erosi yaitu (Sarief, 1989):
 Sifat- sifat fisika kimia liat yang menyebabkan terbentuknya agregat dan tetap dalam bentuk agregat meskipun terkena air.
 Adanya bahan perekat butir-butir primer sehingga terbentuk agregat yang mantap.
Ketahanan tanah terhadap disperse ditentukan oleh bahan perekatnya yaitu bahan organik, koloid liat, kation- kation besi dan alumunium. Sebagai contoh tanah pasir lebih resisten terhadap erosi dibandingkan dengan tanah debu (Buckman & Brady, 1982).
Tanah- tanah dengan tekstur kasar seperti pasir adalah tahan terhadap erosi, karena butiran- butiran yangbesar tersebut memerlukan lebih banyak tenaga untuk mengangkut. Demikian pula tanah- tanah yang strukturnya halus seperti liat, tahan terhadap erosi, karena adanya daya kohesi yang kuat dari liat tersebut sehingga gumpalan- gumpalannya sukar dihancurkan. Tekstur tanah yang paling peka terhadap erosi adalah debu dan pasir yang sangant halus. Oleh karena itu makintinggi kandungan debu dalam tanah, maka tanah menjadi kmakin peka terhadap erosi (Hardjowigeno, 1993).

III. METODOLOGI

Praktikan melaksanakan Praktikum Nilai Perbandingan Dispersi (NPD) ini pada hari Sabtu tanggal 18 September 2004 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Adapun praktikan menggunakan bahan dan alat serta prosedur sebagai berikut :
1. Bahan dan Alat
Bahan yang diguanakan dalam praktikum ini adalah tanah Vertisol dengan spesifikasi tanah  2 mm (tanah halus. Adapun alat yang digunakan adalah beaker galss 500 ml, tabung sedimentasi 1 liter, dan cawan penguap/ porselin 50 ml.

2. Cara Kerja
Mula- mula ditimbangtanah kuranglebh 15 gram (misal a gram), kemudian tanah tersebut dimasukkan kedalam beaker glass 500 ml dan beaker glass tersebut dimiringkan sehingga contoh tanah dapat melebar sepanjang kurang lebih 4-5 cm. Setelah itu ditambahkan air aquadest melewati dinding beaker glass dengan volume 250 ml. Dan didiamkan selama 15 menit agar dispersi oleh air aquadest samapi sempurna.
Kemudian suspensi dituang ke dalam tabung sedimentasi secara kuantitatIf dengan bantuan pancaran air aquadest dan volume dijadikan 1000 ml dengan ditambahkan air aquadest. Tabung sedimentasi kemudian digojog secara kuat dan diolak- balikkan sebanyak 15 kali dengan kecepatan 2 detik bola– balik. Suhu air pada beaker glass menunjukkan 290C, sehinnga waktu tunggu pemipetan adalah 73 detik.
Disiapkan cawan penguap kosong yang telah ditimbang sebelum pemipetan dilakukan (misal b gram), kemudian suspensi dipipet sebanyak 25 ml dengan kedalaman 20 cm untuk penetapan (lempung- debu) total. Suspensi tersebut dituang ke dalam cawan kosong dan dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 1050- 1100 C selama 4 jam. Setelah kering ditimbang (misal c gram), data tersebut digunakan untuk perhitungan NPD dan selanjutnya hasilnya dapat dipergunakan untuk mengetahui daya tahan tanah terhadap erosi.

IV. DATA HASIL PERHITUNGAN

NO Jenis Tanah Nilai Perbandingan Dispersi
Tanah  2 mm
1 Entisol 98,10 %
2 Latosol 8,83 %
3 Rendzina 13,5 %
4 Mediteran 14,5 %
5 Vertisol 15,71 %
6 Entisol 83,07 %




V. PEMBAHASAN

Dari hasil percobaan dan perhitungan diperoleh NPD Entisol sebesar 98,10 %dan 83,07 %, Latosol 8,83 %, Redzina 13,5 %, Mediteran 14,5 %, serta vertisol 15,71 %. Dari hasil tersebut dapatdiketahui bahwa Entisol merupakan tanah yang paling peka terhadap erosi dan tanah Latosol paing tahan terhadap erosi sedangkan tanah Vertisol agak peka terhadap erosi.
Hasil tersebut bila dibandingkan denagn kadar debu, lempung, pasir total sedikit mengalami penyimpangan dimana Latosol menjadi jenis tanah yang paling tahan terhadap erosi, padahal kadar penyusun tanahnya tidak lebih mendukung dibanding Mediteran .
Namun hasil yang diperoleh tersebut cukup memberi gambaran ketahanan masing- masing jenis tanah terhadap adanya erosi. Vertisol, latosol, mediteran, dan Redzina bisa diaktegorikan cukup tahan terhadap erosi karena kandungan lempungnya lebih tinggi, sedangkan Regosol/ Entisol bisa dikategorikan tidak tahan terhadap erosi karena kandungan p-asirnya jauh lebih besar dibandinngkan kandungan debu dan lempung. Perbandingan antar kadar lempeng, debu, dan pasir masing- masing jenis tanah dapat diketahui pada tabel.

Jenis Tanah Debu (%) Lempung (%) Pasir (%)
Entisol 9 6 85
Latosol 28 70 2
Redzina 4 82 14
Vertisol 18 78 4
Mediteran 9 90 1

Terjadinya erosi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antar lain erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang dan kemiringan lereng, serta pengolahan tanaman dan tanah. Faktor erosivitas berhubungan dengan jumalh dan intensitas hujan. Faktor ini sulit untuk dimodifikasi atau dipengaruhi sehinnga debit air tidak membahayakan. Hal yang bisa dilakukan yaitu memodifikasi lingkungan supaya curahan air hujan dapat meresap kr da;lam tanah menjadi air bawah tanah (ground water), tidak langsung mengalir dari hulu ke hilir (laut).
Faktor erodibilitas berhubungan dengan sifat atau karakteristik tanah yang menyatakan tingkat kepekaan/ ketahanan tanah terhadap erosi oleh air hujan. Erodibilitas ini diperoleh sesuai dengan kondisi lingkungan tempat tanah itu berada. Tanah Latosol memiliki erodibitas sangat rendah dan memiliki kecepatan infiltrasi tinggi sehingga agak tahan terhadap erosi. Vertisol memiliki erodibilitas tinggi dan kecepatan infiltrasi rendah sehingga sangat tahan terhadap erosi. Demikian juga dengan tanah Redzina. Nilai erodibilitas ini juga berkaitan dengan NPD, semakin kecil nilai NPD maka tanah akan semakin tahan terhadap erosi. Pada percobaan diperoleh hasil nilai NPD Vertisol yang menunjukkan agak tahan terhadap erosi.

VI. KESIMPULAN

1. Dari semua jenis tanah yang dicoba tanah Entisol mempunyai kepekaan terhadap erosi yang lebih tinngi dibanding yang lain.
2. Nilai Perbandingan Dispersi dari hasil perhitungan tanah Vertisol adalah 15,71 % sehinnga tanah tersebut agak peka terhadap erosi.
3. Jika NPD tinggi dan erodibilitas rendah tanah rentan terhadap erosi, jika NPD rendah dan erodibilitas tinggi tanah tahan terhadap erosi.



DAFTAR PUSTAKA

Brady, N. C. Dan Buckman, H. O. 1982. Ilmu Tanah. Bharata karya Aksara : Jakarta. 788p

Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa : Jakarta. 233p

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Ressindo : Jakarta. 250p

Sanchez, P. A. 1992. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Jilid 2. Institut Teknologi Bandung : Bandung. 155p

Sarief, H. E. S. 1989. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana : Bandung. 220p





















LAMPIRAN

PERHITUNGAN
NILAI PERBANDINGAN DISPERSI TANAH VERTISOL Ø 2 mm

 Kadar (debu + lempung) aktual
= (c – b) x (1000/25) x 100% / [100 a / (100 + KL)]
= [(c – b) x (1000/25) x (100 + KL)]/a]%
= [(40,72 – 40,67) x 40 x (100 + 13,2%)/15]%
= [0,05 x 40 x 7,55]
= 15,1
 Kadar (debu + lempung) total
= 18 + 78 (dari tabel)
= 96

 Nilai Perbandingan Dispersi (NPD)
= [(debu + lempung) aktual / (debu + lempung) total] x 100%
= (15,1/96) x 100%
= 15,73

No comments:

 


Loading...


Please Wait...