Pages

Gunakan Mozzila Firefox untuk mengakses website ini dan jangan lupa klik iklannya

Wednesday, September 28, 2011

ACARA 1

PENGUJIAN KARBOHIDRAT



I.  TUJUAN

Mengatahui sifat-sifat yang terdapat pada karbohidrat, jenis-jenis karbohidrat, dan cara pengujian karbohidrat.

II. DASAR TEORI

Karbohidrat merupakan nama umum senyawa kimia yang berbentuk hidrat dari karbon. Termasuk ke dalam kelompok ini misalnya glukosa, dan sakarida. Ada beberapa senyawa yang tidak mengikuti rumus umum karbohidrat namun tetap dimasukkan ke dalam karbohidrat seperti molekul C6H12O5. Molekul ini digolongkan ke dalam karbohidrat karena senyawa ini memiliki sifat-sifat yang serupa dengan karbohidrat. Berdasarkan sifat hidrolisisnya karbohidrat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida, polisakarida (Nuryono et al, 2004)
Monosakarida mrupakan polihidrasi aldehida atau keton. Senyawaan ini berdasarkan jumlah  atom karbonnya dapat diklasifikasikan menjadi triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, dan heptosa, masing-masing dengan jumlah atom  karbon berturut-turut 3, 4, 5, 6, dan 7. Gula yang mengandung gugugs aldehida dinamakan ketosa. Pentosa dan heksosa dapat dainggap sebagai karbohidrat dasar (Suradikusumah, 1989).
Disakarida dibentuk dari 2 buah monosakarida dengan cara sintesis hidrasi (dilepasnya satu molekul air dalam reaksi kondensasi). Contohnya maltosa yang merupakan gabungan antara 2 buah molekul glukosa, laktosa merupakan gabungan antara glukosa dan fruktosa. Sukrosa umum dikenal sebagai gula pasir ( Nugroho, 2004).
Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun dari 2-10 unit monosakarida. Kebanyakan oligosakarida tumbuhan terdiri dari 2 sampai 5 unit monosakarida. Sukrosa dan maltosa terdiri dari 2 unit, umbelliferosa 3 unit, stakhiosa 4unit dan verbakosa 5 unit. Walaupun hanya terdiri dari 2 unit, gabungan keduanya dapat terjadi dengan cara berbeda dan dengan ikatan α-, atau β-. Hal tersebut menjadi masalah utama dalam identifikasi untuk membedakan isomer-isomer yang berbeda  ( Suradikusumah, 1989)
Pada umumnya karbohidrat dapat diperoleh dari tumbuhan (dari hasil fotosintesis). Jadi energi yang tersimpan dalam karbohidrat adalah sinar matahari ( Fessenden, 1986)
III. METODOLOGI

Praktikum Biokimia untuk acara 1 pengujian karbohidrat ini dilaksanakan di laboratorium Biokimia terpadu pada tanggal 11 September 2006. Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum pengujian karbohidrat ini antara lain adalah tabung reaksi, gelas beker, kertas label, pipet tetes, pipet 1ml, kaki tiga, lampu spiritus, Erlenmeyer.
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah 5 macam sample karbohidrat yang berbeda-beda (ditandai dengan label A,B,C,D,E), Larutan asam sulfat pekat, α-naphtol, larutan fehling A, larutan fehling B, larutan tembaga tartrat, reagen nelson, reagen selliwanoff, dan aquades.
Pada acara ini akan dilakukan beberapa macam pengujian. Di anataranya adalah pengujian umum, pengujian khusus, dan pengujian gugus keton. Setiap macam pengujian akan dijabarkan sebagai berikut :
1. Pengujian Umum
            a. Uji Mollisch
            Langkah pertama yang harus dilakukan adalah kelima larutan sample karbohidrat yang berbeda diambil dan masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml. Setiap tabung reaksi diberi label sesuai dengan karbohidrat yang ada di dalamnya. Setiap tabung reaksi ditambahakan 2 tetes α-naphtol, setelah itu1 ml asam sulfat pekat ditambahkan ke dalam tabung melalui dinding tabung, hal ini dimaksudkan untuk menghindari percikan asam sulfat pekat terhadap kulit. Setelah semua selesai, pembentukan cicin ungu di antara 2 lapisan strata diamati.
           
            2. Pengujian Khusus
            a. Uji Fehlings
            Pertama-tama dilakukan pembuatan reagen fehling dengan dilakukan pencampuran antara larutan fehling A dan larutan fehling B dengan perbandingan 1:1. Setelah itu kelima larutan karbohidrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi, masing-maisng sebanyak 1 ml. Kemudian larutan fehling sebanyak 2 tetes ditambahkan ke dalam tiap tabung. Kelima tabung tersebut dipanaskan dalam water bath selama 10 menit. Tiap tabung diamati pembentukan endapan yang berwarna merah/jingga.
           
           
b. Uji Nelson
            Kelima larutan karbohidrat yang berbeda dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml. Larutan tembaga tartrat sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tabung ditutup dengan kelereng lalu dipanaskan pada air selama 15 menit. Setelah mendidih, tabung didinginkan pada suhu kamar dengan cara tabung direndam dalam air dingin. Setelah dingin, 1 ml reagen arsenomolibdat ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi. Tabung reaksi diamati terbentuknya warna biru, kemidian dibandingkan intensitas warna untuk tiap tabung, apabila sulit dibedakan ditambahkan 9 ml aquades untuk tiap 1 ml cairan dalam tabung reaksi.

            3. Pengujian Gugus Keton
            a. Uji Selliwanoff
            Pertama-tama reagen selliwanoff dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi. Setelah itu larutan-larutan yang mengandung karbohidrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kelima tabung reaksi tersebut dipanaskan selama 1 menit, untuk kemudian diamati terbentuknya warna merah tua.






IV. HASIL PENGAMATAN

Karbohidrat
Jenis Pengujian
Mollisch
Fehlings
Nelson
Selliwanoff
A
Ungu (++)
Biru (++)
Biru (++)
Merah (++)
B
Ungu (++++)
Merah Bata ( ++)
Biru ( ++++)
Merah (+)
C
Ungu ( +++)
Merah Bata ( +)
Biru (+++++)
Merah (++++)
D
Ungu (+++++)
Biru ( +++)
Biru ( +++)
Merah ( +++++
E
Ungu (+)
Biru (+)
Biru (+)
Merah ( +++)

Keterangan : Tanda (+) menunjukkan intensitas warna, semakin banyak tanada (+) maka warna akan terlihat semakin jelas ( pekat ). Tanda (+) yang hanya terdiri dari 1 tanda biasanya menunjukkan warna hamper tidak terlihat atau bahkan tidak terlihat sama sekali. 

V. PEMBAHASAN

1. Pengujian Umum
    a. Uji Mollisch
            Pada uji Moolisch ini kelima tabung yang bersisi karbohidrat ditambahi dengan asam sulfat pekat. Proses penuangan asam sulfat pekat ini harus dilakukan di dalam lemari asam. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar gas yang dihasilkan oleh asam sulfat tidak membahayakan serta untuk menghindari percikan dari asam sulfat itu sendiri yang dapat merusak kulit apabila terkena secara langsung.
            Tujuan dari pemberian asmsulfat pekat terhadap karbohidrat dalam pengujian umum ini adalah untuk memecah ikatan glikosidik yang terdapat pada karbohidrat. Hasil dari pemecahan itu akan menghasilkan monosakarida yang akan bereaksi dengan  α-naphtol, sehingga akan membentuk cincin berwarna ungu di antara 2 strata akibat dari zat furfural dan hidroksi metal furfural yang dihasilkan.
            Dari hasi percobaan diperoleh hasil pada karbohidrat sample A, B, C, dan D terbentuk cincin berwarna ungu. Sedangkan pada sample E cincin ungu tidak terlihat. Hal ini menunjukkan bahwa sample E bukan merupakan karbohidrat. Karbohidrat pada tabung D menunjukkan penampakan cincin ungu dengan warna terpekat. Pekat tidaknya warna yang terlihat ditentukan oleh ikatan glikosidik bahan tersebut.

2. Pengujian Khusus
a. Uji Fehlings
Untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam larutan sampel yang tersedia dilakukan uji Fehlings. Uji Fehlings ini menggunakan larutan Fehling yang terbuat dari campuran latrutan tembaga sulfat dengan natrium-kalium-tartrat, dan natrium hidroksida. Pencampuran antara reagen Fehling akan menghasilkan suatu endapan yang berwarna hijau, kuning-oranye, atau merah .Proses warna yang terbentuk amat dipengaruhi oleh jenis gula pereduksi yang terdapat di dalam sampel Pada percobaan ini gabungan larutan fehling A&B dengan karbohidrat akan menghasilkan ion CU sebagai pengoksidasi larutan sampel yang mengandung gugus aldehid.
Setelah dilakukan percobaan terlihat pada sample karbohidrat D terbentuk endapan berwarna biru, pada sample karbohidrat B dan C terbentuk endapan berwarna merah bata. Sedangkan pada sample karbohidrat E tidak terbentuk endapan. Pada tabung A endapan hamper tidak terbentuk, hal menunjukkan kemungkinan sample karbohidrat A merupakan pati.


b. Uji Nelson
Tujuan dari pengujian Nelson ini adalah untuk mengetahuiada ada tidaknya gula pereduksi.. Untuk mempercepat reaksi maka perlu dilakukan pemanasan. Pada saat pemanasan dilakukan tabung reaksi tersebut ditutup dengan kelereng. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah uap air masuk ke dalam tabung dan udara luar masuk ke dalam tabung reaksi.
            Hasil percobaan menunjukkan sample karbohidrat C terlihat warna biru yang terjelas sedangkan sample karbohidrat E warna tidak terlihat. Hal ini dimungkinkan karena sample E bukan merupakan karbohidrat. Semakin pekat warna biru yang terlihat menunjukkan kadar monosakarida. Jadi kemungkinan pada sample B dan C merupakan monosakarida.

3. Pengujian gugus Keron
Tujuan dari uji selliwanoff ini adalah untuk mengetahui adanya gugus keton dalam larutan karbohidrat sampel. Percobaan ini menggunakan resolsinol yang berkondensasi dengan derivate furfural dan menghasilkan komplek yang berwarna merah tua.
Semakin berwarna merah tua, maka gugus keton yang terkandung semakin banyak. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sample karbohidrat D memiliki warna merah terpekat. Hal ini menunjukkan bahwa sample karbohidrat D adalah disakarida.
Pada beberapa percobaan terdapat beberapa kerancuan di antaranyaialah pada uji Selliwanoff pada sample karbohidrat E terlihat bwrwarna merah tua, padahal apabila kita mengacu pada hasil percobaan sebelumnya seharusnya sample E tidak terlihat warna merah tua, hal ini dimungkinkan karena terjadi kesalahan ketika praktikum dikerjakan. Kemungkinan juga terjadi kesalahan yang dilakukan oleh praktikan sendiri.



VI. KESIMPULAN
  1. Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung hydrogen dan oksigen dengan nisbah  2:1.
  2. Berdasarkan rantai karbon penyusunnya, karbohidrat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
a. Monosakarida
b. Disakarida
c. Oligodsakarida
d. Polisakarida
      3.   Sampel karbohidrat A adalah Pati
            Sampel kartbohidrat B adalah glukosa
            Sampel karbohidrat C adalah sukrosa
            Sampel karbohidrat D adalah fruktosa
            Sampel karbohidrat E adalah aquadest
     4.  Fruktosa dan sukrosa mengandung gugus keton sehingga bereaksi positif pada uji     selliwanoff



























DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R.J. 1986. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta

Nugraha, P. 1997. BIokimia-Harper. Edisi ke-24 EGL. Jakarta

Nuryono, L.H 2004. Biologi Dasar. Penebar Swadaya. Jakarta

Suradikusumah, E. 1989. Kimia Tumbuhan. IPB. Bogor


                       









      Asisten                                                                                                           Praktikan



 


Loading...


Please Wait...