Pages

Gunakan Mozzila Firefox untuk mengakses website ini dan jangan lupa klik iklannya

Tuesday, February 26, 2013

SIKLUS SULFUR (S) Part 2


 Siklus Sulfur
Daur Biogeokimia belerang/sulfur adalah salah satu bentuk daur biogeokimia karbon. Pengertian dan definisi lain dari daur biogeokimia belerang/sulfur yaitu perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur diokasida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. Sulfur dialam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan dalam bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida dan didalam tubuh organisme sebagai penyusun protein.
Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh akar dan di metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ketubuh manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas dan dikeluarkan melalui kentut. Salah satu zat yang terkandung dalam kentut adalah sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam kentut maka kentut akan semakin bau.

Monday, February 25, 2013

SIKLUS SULFUR (S) Part 1


DAUR SULFUR (S)

A. Sulfur (S)
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfida dan sulfat. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida (Anonim, 2013).

B. Sumber Sulfur (S)
Sulfur salah satu dari 10 unsur kimia yang diperlukan organisme dalam konsentrasi cukup tinggi (> 10-4 M). Unsur S diperlukan untuk sintesis asam amin, cystein, cystin, methionin serta penyusun penting vitamin, hormon, dan berbagai koenzim. Menurut Braddy (1984), masukan S pada ekosistem berasal dari 3 sumber utama, yaitu:
Pelapukan mineral : mineral tanah seperti besi, nikel, dan tembaga sulfida dan gipsum (CaSO4) melapuk dan melepaskan sulfat dan sulfida ke dalam tanah.
Endapan atmosfer : sulfur dioksida dari atmosfer (SO2) diserap tanah dan vegetasi, dan sulfat (SO2-4) aerosol diendapkan melalui pengendapan kering dan basah (Christophersen dan Wright , 1980). Aktifitas manusia mencapai sekitar 50% masukan S ke atmosfer , seperti emisi pembakaran batubara merupakan sumber utama S teroksidasi di atmosfer, yang ssebagai besar dilepaskan dalam bentuk SO2 (Kennedy, 1986).
Dekomposisi bahan organik: bahan vegetasi didekomposisi oleh mikroorganisme, merubah organik S menjadi bentuk anorganik  atau organik lainnya, tetapi S yang dilepaskan selama dekomposisi bahan organik tidak dapat dikatakan sebagai sumber utama S dalam hal neraca S total karena terkait dengan pemenuhan kebutuhan untuk tanaman (Reuss dan Johnson, 1986)

C. Bentuk Sulfur
Sulfur dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok besar, yaitu: Sulfur Organik dan Sulfur Anorganik.

C.1. Sulfur organik
Seperti halnya unsur N, s di dalam tanah sebagian besar berupa S organik, terutama pada bagian lapisan tanah permukaan, bahkan dapat mencapai 90 % total S (Tisadale et al., 1990; Prasad dan Power ,1997) pada tanah kapus. Di dalam tanah, S organik dibedakan menjadi 3 kelompok penting, yaitu (1) S diikat sebagai ester, (2) S terikat langsung dengan atom C, dan (3) s residual.

Sunday, February 17, 2013

Deficiency Symptoms


Memebrikan perlakuan setelah mengetahui dampaknya.

*Deficiency Symptoms

Wednesday, February 13, 2013

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA TANAH ACARA 4 KAPILARITAS DAN SUDUT SINGGUNG


ACARA IV

KAPILARITAS DAN SUDUT SINGGUNG

A. Latar Belakang
Tanah adalah bahan alami yang menutupi bagian permukaan bumi sebagai hasil mekanis, kimia, dan biologis dari bahan induk. Untuk mengenal tanah perlu dipelajari sifat-sifatnya salah satunya adalah sifat fisika tanah yang meliputi kandungan air (kadar lengas), berat isi (bulk density), tekstur, struktur, konsistensi, porositas tanah, kestabilan agregat, permeabilitas tanah, infiltrasi, tata air dan udara, warna dan temperatur tanah. Sifat fisik ini dapat dinyatakan dengan kriteria, rendah atau jelek, sedang dan tinggi atau baik, dan dapat berubah atau dipengaruhi faktor lain.

 


Loading...


Please Wait...