Pages

Gunakan Mozzila Firefox untuk mengakses website ini dan jangan lupa klik iklannya

Wednesday, October 24, 2012

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA IX PENENTUAN KAPUR DALAM TANAH


LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH

ACARA IX
PENENTUAN KAPUR DALAM TANAH




Disusun oleh :
1. Fikha Rosita Sari           (Agronomi/10134/PN)
2. Laili Nur Fitriana          (Agronomi/10137/PN)
3. Estiningsih                    (Agronomi/10139/PN)
4. Wily Aria Harsanto       (Agronomi/10161/PN)
5. Çita Nareswari              (Agronomi/10267/PN)
6. Suryawan                      (Agronomi/10308/PN)
                               Golongan / kelompok            : A 4 / 1
                               Jurusan                                   : Budidaya Pertanian
                               Asisten                                    : Niken Puspita Sari


LABORATORIUM TANAH UMUM
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2005
ACARA IX
PENENTUAN KAPUR DALAM TANAH

ABSTRAKSI
               
                Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 20 Oktober 2005 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Praktikum dalam penetapan kapur dalam tanah entisol ini bertujuan untuk menetapkan kandungan kapur di dalam tanah entisol. Kapur tanah mempunyai asosiasi yang erat dengan keberadaan kalsium tanah dan magnesium. Keberadaan kapur tanah sangat dipengaruhi oleh bahan induk di suatu lokasi. Apabila batuan induk kaya akan bahan kapur, maka tanah akan kaya kapur. Metode yang digunakan dalam penentuan kapur tanah adalah metode calsimeter dengan khemikalia HCl. Dari percobaan diperoleh kandungan kapur untuk tanah entisol sebesar 10,127%, ultisol sebesar 4,9%, rendzina sebesar 12,8%, vertisol sebesar 8,771% dan alfisol sebesar 32,578%.


I. PENDAHULUAN

a.  Latar Belakang
            Kandungan kapur tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain komposisi batuan induk dan iklim. Kedua faktor ini berhubungan dengan kadar lengas tanah,  terbentuknya lapisan-lapisan tanah dan tipe vegetasi. Pengaruh kapur terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman dapat ditinjau dari 2 segi, (1)  pengaruh langsung yaitu kapur sebagai sumber hara Ca dan Mg dan (2) pengaruh tidak langsung yaitu berupa perbaikan sifat dan ciri tanah.

b. Tujuan  
            Menetapkan kandungan kapur di dalam tanah.


II. TINJAUAN PUSTAKA

            Tujuan utama pengapuran adalah menaikkkan pH tanah hingga tingkat yang dikehendaki dan mengurangi atau meniadakan keracunan Al. Di samping itu juga meniadakan keracunan Fe dan Mn serta hara Ca. Pengaruh utama kapur terhadap tanah adalah menaikkan pH, mengurangi kandungan dan kejenuhan Al serta meningkatkan serapan hara dan produksi tanaman pangan pada umumnya (padi, kedelai, jagung, kacangan lainnya, tomat, cabai). Pengaruh kapur dapat dinikmati selama beberapa kali panen (4-5 kali) (Komprat, 1970).
            Kalsium merupakan kation yang sering dihubungkan dengan kemasaman tanah, karena dapat mengurangi efek kemasaman. Sebagai sumber utama kalsium tanah adalah kerak bumi yang didalamnya terkandung 3,6% Ca. Mineral utama yang banyak mengandung kalsium antara lain kalsit (CaCO3) dan dolomit [CaMg(CO3)2] yang merupakan penyusun batuan sedimen limestone dan dolomit (Hakim, 1986).
            Adanya kandungan kapur (CaCO3) bebas, di dalam tanah dapat diketahui dengan meneteskan asam Chlorida 10% (HCl 2 N). Adanya percikan menandakan adanya kapur bebas, makin banyak percikannya makin banyak kandungan kapur dalam tanah. Reaksi yang terjadi (Bale, 2000) :
CaCO3 + 2HCl è CaCl2 + H2O + CO2
                Bahan kapur pertanian ada 3 macam, yaitu CaCO3 atau CaMg(CO3)2 atau MgO dan Ca(OH)2 atau Mg(OH)2. Kapur yang disarankan adalah CaCO3 atau [CaMg(CO3)2] yang digiling dengan kehalusan 100% melewati saringan 20 mesh dan 50% melewati 80-100 mesh (Hakim, 1986).
            Setelah kapur diberikan ke tanah, ia akan segera mengubah sifat dan ciri tanah, perubahan sifat dan ciri tanah tersebut akan mempengaruhi serapan hara. Selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Sifat dan ciri tanah yang dominan dipengaruhi reaksi kapur adalah kemasaman tanahnya yang meliputi pH dan Al-dd serta kejenuhannya (Soepardi, 1983).
            Kapur telah lama diketahui sebagai yang efektif dalam menurunkan kemasaman tanah yaitu meningkatkan pH tanah, menurunkan Al dapat ditukar (Al-dd) dan kejenuhan Al. Namun, pergerakan vertikal CaCO3 yang diaplikasi pada permukaan sangat lambat, kemungkinan karena kapur melepaskan ion OH` yang dengan cepat dinetralisasi oleh keemasan tanah, yang meninggalkan Ca2+ tak berteman. Ion Ca2+ tersebut dapat diserap oleh tapak pertukaran pada permukaan tanah. Dengan demikian inkorporasi permukaan CaCO3 atau Ca(OH)2 mempunyai pengaruh yang kecil terhadap Al subsoil dan Al atau Ca. Oleh karena itu, untuk memperbaiki subsoil masam perlu inkorporasi kapur sampai kedalaman itu (deep liming) (Hakim, 1982).

III. METODOLOGI

            Praktikum acara IX tentang kapur tanah dilaksanakan pada hari Kamis, 20 Oktober 2005 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan  Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanah kering udara jenis entisol ukuran F 0,5 mm dan HCl 2 N. Sedangkan alat yang dipakai adalah timbangan elektronit, pipet 5 mL dan 50 mL, buret dan statif, erlenmeyer 250 mL dan hot plate.
            Langkah pertama, calcimeter kosong, bersih dan kering ditimbang (misal a gram). Kemudian contoh tanah kering udara jenis entisol ukuran F 0,5 mm ditimbang seberat 5 gram dan dimasukkan ke dalam calcimeter. Calcimeter beserta tanah ditimbang(misal b gram). Tempat HCl di calcimeter diisi dengan HCl  2 N sampai hampir penuh. Pastikan kran tertutup rapat sehingga HCl tidak menetes, kemudian timbang (misal c gram). Kran HCl dibuka perlahan-lahan dan HCl dialirkan setetes demi setetes. Setiap kali digoyangkan mendatar agar reaksi sempurna. Setelah HCl habis, calcimeter dihangatkan diatas api kecil. Kemudian diangkat dari api kecil spiritus, dibiarkan selama ± 20 menit lalu ditimbang (misal d gram).



IV. HASIL PENGAMATAN

Tabel Kandungan Kapur dalam Tanah
Jenis Tanah
A
b
c
d
% kapur
Entisol
79,383
83,373
121,817
121,642
10,127%
Ultisol
93,568
98,550
131,264
131,166
4,9%
Rendzina
78,947
83,899
123,809
123,563
12,8%
Vertisol
100,375
105,368
142,987
142,895
8,771%
Alfisol
96,550
101,544
134,515
133,850
32,578%

Contoh Perhitungan :
CaCO3 = ___[(c-d) / 44] x 100___    X100%
                   [100 / (100+KL)] (b-a)


V. PEMBAHASAN

            Kapur tanah mempunyai asosiasi yang erat dengan keberadaan kalsium tanah dan atau magnesium. Hal ini disebabkan karena kedua unsur tersebut sering ditemukan berasosiasi dengan karbonat. Keberadaan kapur tanah sangat dipengaruhi oleh batuan induk yang ada di suatu lokasi. Apabila batuan induk kaya akan bahan kapur, baik asosiasi dengan napal, batu pasir ataupun secara mandiri, maka tanah kaya akan kapur, bentuk-bentuk kapur tanah di dalam tanah bermacam-macam antara lain kalsium oksida (CaO), kalsium karbonat (CaCO3), kalsium sulfat (Ca2O4) dan dolomit [CaMg(CO3)2]. Keberadaan kapur tanah sangat dipengaruhi oleh batuan induk yang ada di suatu lokasi.
            Pengaruh kadar kapur terhadap tanaman sangat luas dan penting, yaitu sebagai salah satu elemen unsur hara yang diperlukan tanaman. Selain itu, kapur juga mempengaruhi pH tanah yang akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Adanya kapur yang cukup memperlihatkan terangsangnya pertumbuhan akar serabut, yang secara keseluruhan berpengaruh pada sistem perakaran. Kalsium ini juga penting bagi pertumbuhan tunas, ujung akar dan daun.
            Kandungan kapur dalam tanah akan mempengaruhi kejenuhan basa dan kapasitas pertukaran kation (KPK) tanah. Hal ini karena dengan kapur yang tinggi dalam tanah maka Ca2+ dan Mg2+ tinggi, sehingga akan menyumbang kation-kation dalam tanah. Pengujian kapur dalam tanah dapat dilakukan dengan metode titrasi dan metode calsimeter. Pada percobaan kali ini, dilakukan pengujian kapur tanah dengan menggunakan metode calsimeter saja. Metode ini disebut juga dengan metode gravimetris. Dalam penetapan kadar kapur ini akan diukur CO2 yang menguap dan reaksi yang terjadi adalah :
CaCO3 + 2HCl è CaCl2 + H2O + CO2
                Dari hasil praktikum didapat bahwa tanah entisol mengandung CaCO3 sebesar 10,127%. Jadi dari sini diketahui bahwa kandungan kapur dan karbonat dalam entisol cukup banyak. Entisol terdiri dari abu vulkan, pasir pantai serta bahan-bahan sedimen yang mantap. Tanah entisol merupakan tanah muda yang masih belum mempunyai perkembangan profil dan diferensiasi horisonnya juga nampak tidak jelas. Menurut teori entisol mempunyai kadar kapur yang paling rendah. Tetapi dalam hasil pengamatan, ditunjukkan bahwa entisol mempunyai kadar kapur yang cukup tinggi. Hal ini dapat disebabkan adanya pengaruh dari faktor luar, misalnya suhu dan tanah yang telah mengalami perubahan struktur dari bentuk aslinya.
            Tanah ultisol memiliki kadar kapur sebesar 4,9%. Tanah jenis ini memang termasuk dalam jenis tanah yang memiliki sedikit kapur tanah. Ultisol merupakan tanah yang telah mengalami pelapukan intensif dan perkembangan tanah lanjut, sehingga terjadi pelindian unsur basa, bahan organik dan silika. Ultisol memiliki jumlah nilai SiO2 fraksi lempung dan kadar mineral yang rendah.
            Tanah vertisol memiliki kadar kapur tanah sebesar 8,771%. Hasil tersebut cukup menyimpang dari teori. Karena tanah vertisol berasal dari bahan induk  berkapur dan berlempung, sehingga mengandung unsur-unsur Ca dan Mg yang tinggi. Tetapi dalam percobaan, kadar kapur tanah vertisol rendah. Hal ini dapat disebabkan adanya pengolahan tanah sehingga tanah vertisol yang digunakan untuk percobaan telah terkontaminasi atau tercampur dengan tanah lain, sehingga kadar kapur dan lempungnya berkurang.
            Tanah rendzina memiliki kadar kapur tanah sebesar 12,8% dan dapat dikatakan mempunyai kandungan kapur yang banyak. Karena rendzina berkembang dari bahan induk kapur, maka kandungan kapurnya tinggi. Tanah rendzina selalu mengandung CaCO3 sehingga pH tanahnya antara 7,8 sampai dengan 8,4. Bahan kapur ini dapat larut dalam HCl panas yang agak pekat dengan meninggalkan kuarsa. Hal ini memberi kesan bahwa tanah itu hanya terdiri atas karbonat-karbonat alkali tanah dan kuarsa kompleks pelapukan.
            Tanah alfisol mempunyai kadar kapur tanah sebesar 32,578% dan dapat dikatakan kandungan kapurnya paling tinggi. Tanah alfisol terbentuk sebagai hasil dari pelarutan batu kapur. Tanah alfisol berkembang dari bahan induk batu kapur kristalin, kapur yang mengandung batuan sedimen dan batu atau tuf vulkan basa sampai intermedier.
            Kapur dapat berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Keberadaan kapur dalam tanah akan mempengaruhi kejenuhan basa dan kapasitas pertukaran kation (KPK) tanah. Tanah yang kaya akan kapur akan menambah jumlah Ca dan Mg sebagai hara tanaman dan akan menyumbang kation-kation dalam tanah. Akan tetapi apabila kandungan Ca dalam tanah terlalu tinggi akan mempengaruhi ketersediaan hara tanaman terutama P karena Ca akan mengikat P, akibatnya akan mempengaruhi keseimbangan komposisi tanah.
            Pengaruh tidak langsung dari adanya kapur yaitu berupa perbaikan ciri kimia seperti pH, Ca, P dan hara lainnya yang meningkat, Al dapat ditukar (Al-dd) dan kejenuhan Al yang berkurang akibat adanya kapur menciptakan suasana tumbuh yang baik bagi akar tanaman. Lingkungan tumbuh yang baik itu memungkinkan akar menjadi lebih luas. Akibat semuanya itu, serapan hara menjadi lebih baik dan efisien. Meningkatnya serapan hara ini akan menyebabkan pertumbuhan dan produksi tanaman akan meningkat pula.
            Menurut teori, urutan kadar kapur pada tanah yang dipraktekkan, entisol mempunyai kadar kapur yang terkecil dan vertisol adalah yang terbesar. Metode yang digunakan adalah metode calcimeter yang mempunyai kelebihan dapat mengukur CO2 yang menguap secara tepat sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan alat yang relatif mahal.
            Keberadaan kapur tanah sangat dipengaruhi bahan induk. Apabila bahan induknya kaya akan bahan kapur, maka tanah akan kaya kapur.




VI. KESIMPULAN

1.      Kapur tanah mempunyai asosiasi yang erat dengan keberadaan kalsium tanah dan atau magnesium.
2.      Bentuk-bentuk kapur dalam tanah antara lain kalsium oksida, kalsium karbonat, kalsium sulfat dan dolomit.
3.      Kandungan kapur tanah akan mempengaruhi kejenuhan basa dan kapasitas pertukaran kation (KPK) tanah.
4.      Dari percobaan diperoleh hasil bahwa urutan kandungan kapur tanah dari tinggi ke rendah adalah
·         Alfisol
·         Rendzina
·         Entisol
·         Vertisol
·         Ultisol
5.      Besar kecilnya kadar kapur dalam tanah akan mempengaruhi tingkat kesuburan tanah.

          
DAFTAR PUSTAKA

Bale, A. 2000. Ilmu Tanah. Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.


Hakim, N. 1982. Kandungan Kapur Dalam Tanah.  http://www.tanindo.com/abdi12/hal 2501_htm. Diakses tanggal 8 Oktober 2005 pukul 13.00 WIB.


Hakim, N., Y. Nyakpa, dan . Lubis. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.


Komprat, E. J. 1970. Exchange Able Alumunium as Creation for Liming Leached Mineral Soils. Soilsci, soc. Amer Proc.


Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

































No comments:

 


Loading...


Please Wait...