Pages

Gunakan Mozzila Firefox untuk mengakses website ini dan jangan lupa klik iklannya

Thursday, September 29, 2011

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ACARA II PENGUJIAN LIPIDA DAN ASAM LEMAK

New discovery: Water Elastic

Ilmuwan Jepang telah menciptakan "air elastis."

Dikembangkan di Tokyo University, materi baru ini sebagian besar terdiri atas air (95%) dengan tambahan dua gram tanah liat dan bahan organik. Menyerupai zat yang dihasilkan agar-agar atau gel, namun sangat elastis dan transparan.


jepang


Penemuan ini awalnya terungkap minggu lalu dalam edisi terbaru majalah ilmiah Nature. Menurut para ilmuwan Jepang, bahan baru ini sangat aman untuk lingkungan dan manusia, dan sangat mungkin untuk menjadi salah satu media penting dalam teknologi kedokteran untuk menolong yang terluka atau menyelesaikan pembedahan yang aman (seperti menggantikan bagian-bagian tubuh yang dipotong).

Bahkan dengan meningkatkan densitasnya, material baru ini dapat digunakan untuk menghasilkan "bahan plastik ekologis," atau bisa menggantikan plastik sama sekali. Tahap ini masih dalam penelitian hingga September 2010. Namun jika berhasil, para ilmuwan mungkin telah menemukan sebuah terobosan untuk membuat dunia sedikit lebih hijau.

TINJAUAN PUSTAKA LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ACARA KARBOHIDRAT



II.   TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbohidrat
2.1.1 Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton atau turunan turunan. Keduanya dengan rumus umum (Cn(H2O)m). Dimana n= n 1 atau kelipatan bilangan bulat lainnya.
(Sumardjo,1998)

 Karbohidrat yang berasal dari makanan dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintetis dari hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. jadi ada bermacam-macam senyawa yang termasuk dalam golongan karbohidrat ini. Dari contoh tadi kita dapat mengetahui bahwa amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa merupakan  beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia.
(Poedjiadi,1994)

2.1.2 Klasifikasi Karbihidrat
                        a. Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling sederhana karena tidak dapat dihidrolisis lagi menjadi karbohidrat yang lain memiliki rumus empiris (CH2O)n. Monosakarida terbagi menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Aldosa
Mengandung gugus aldehid (CHO) bebas dan gugus hidroksi (CH) bebas, contoh : glukosa dan galaktosa. Adanya gugus aldehid pada glukosa dan galaktosa menyebabkan positif fehling dan akan membentuk endapan merah bata (Cu2O) Aldosa merupakan gula pereduksi yang berarti bahwa fungsi aldehid bebas dari bentuk rantai terbuka mampu untuk dioksidasi menjadi gugus asam karboksilat. Yang termasuk Aldosa antara lain :
a. Glukosa
Suatu aldoheksana yang sering disebut deksirona gula darah dan juga gula anggur. Disebut dekstrona karena dapat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan, memiliki rumus molekul C6H1206, glukosa mengandung empat atom karbon osimetrik yang ditandai, yaitu :
(Fessenden, 1984)
b. Galaktosa
Merupakan monosakarida yang paling rendah kemanisanya, dapat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan, proses oksidasi oleh asam kuat dan dalam keadaan panas galaktosa menghasilkan asam kuat yang kurang larut dalam air. Galaktosa merupakan hasil hidrolisis dari larutan (gula susu) yang melalui proses metabolisme diubah
menjadi
gula yang dapat menghasilkan energi.
(Fessenden, 1984)
c. Ribosa dan deoksiribosa

Ribosa dan dioksiribosa membentuk kerangka polimer dan asam-asam nucleus, awalan deoksi berarti “minus satu oksigen” deoksi ribosa tidak memiliki oksigen pada karbon kedua.
(Fessenden, 1984)

2. Ketosa
Merupakan monosakarida yang mengandung gugus keton dan sifatnya menyerupai keton alifatik (alkuna) contohnya yaitu fruktosa, sifat-sifatnya adalah :
·         Mengandung gugus keton bebas atau karbonil bebas disamping gugus hidroksida (OH).
·         Dapat terhidrasi jika dipanaskan bersama asam mineral kuat.
·         Jika bereaksi dengan phernhyo Indino akan membentuk senyawa berwarna kuning.
·         Dapat mereduksi Fehling membentuk larutan merah bata dan juga mereduksi benedict.
·         Fruktosa sering disebut selulosa karena memutar bidang polarisasi ke kiri. Fruktosa merupakan gula termanis.
(Fessenden, 1984)
b. Disakarida
Bila dihidrolisis akan menghasilkan 2 molekul monosakarida yang sama atau berbeda. Disakarida terbentuk dari 2 molekul monosakarida dimana tergabung melalui ikatan glioksida yang berbentuk antara karbon aromatik dan salah satu monosakarida dengan gugus hidroksil dari monosakarida lainnya, terhadap aktivitasnya terhadap oksidator, maka disakarida dibedakan atas disakerida produksi (maltosa, laktosa) dan disakarida non produksi (sukrosa). Hidrogen disakarida oleh pengaruh asam-asam mineral energi panas atau oleh enzim disakarida pada kondisi tertentu akan dihasilkan monosakarida penyusunnya.
1. Maltosa
Pembentukan maltose:
Glukosa + glukosa ® maltosa + H2O

Maltosa terdapat pada gandum yang sedang berkecambah, Maltosa adalah disakarida yang diperoleh sebagai hasil hidrolisa pati, hidrolisis selanjutnya menghasilkan glukosa, karena itu maltosa terdiri dari 2 glukosa, memberi tes positif terhadap pereaksi tollens dan fehling.
(Arsyad, 2001)
2. Sukrosa
Pembentukan sukrosa :
Glukosa + Fruktosa ® Sukrosa + H2O
Sukrosa larut dalam air, tetapi tidak larut dalam alcohol, hidrolisis sukrosa dapat ditentukan dengan enzim sukrosa atau investase oleh pengaruh asam mineral encer panas menghasilkan glukosa dan fruktosa, sukrosa banyak terdapat pada tanaman yang berfotosintesis, fungsinya sebagai sumber energi, tidak memiliki gugus karbonil bebas sehingga tidak dapat mereduksi dan membentuk osanan.

(Arsyad, 2001)
3. Laktosa
Pembentukan laktosa
Glukosa + Galaktosa ® Laktosa + H2O

Laktosa merupakan gula utama yang terdapat pada susu sapi dan asi oleh sebab itu sering disebut “gula susu” dapat mengkristal dengan molekul air, kristal besar dan kelarutan dalam air kurang baik, laktosa mempunyai sifat mereduksi pereaksi benedict atau fehling pada pemanasan laktosa atas 1 molekul glukosa dan 1 molekul glukosa.
(Arsyad, 2001)
c. Polisakarida
Polisakarida merupakan senyawa karbohidrat yang tersusun dari banyak sakarida, polisakarida terpenting yaitu amilum, glikogen dan selulosa, sifat dari polisakarida: tidak dapat mereduksi, tidak menunjukkan mutarotasi, tidak membentuk mutanon, dan relatif stabil terhadap pengaruh basa. Polisakarida yang tidak mengandung nitrogen yaitu :
1. Amilum atau pati
Merupakan karbohidrat cadangan yang terdapat pada tumbuhan, terdapat dua fraksi pada amilum yaitu fraksi amilase (fraksi tidak bercabang) dan fraksi amilopektin (fraksi bercabang).
2. Selulosa
Merupakan senyawa organik yang melimpah di bumi, membentuk komponen dan dinding sel tumbuhan, molekul selulosa merupakan rantai-rantai mikroblit dan D-glukosa, suatu molekul tunggal selulosa merupakan molekul dari 1,4 – B – 0 glukosa menghasilkan 0 –glukosa.

3. Glikogen
Merupakan polisakarida yang digunakan sebagai tempat penyimpanan glukosa dalam tubuh hewan terutama pada otot dan hati. Glikogen mengandung rantai glukosa yang terikat 1,4 µ dengan percabangan 1,6 µ dan mengandung amilopektin.

4. Amilosa dan Amilopektin

Pada hidrolisis amilosa hanya menghasilkan glukosa, sedangkan hidrolisis parsialnya menghasilkan maltosa, dengan iodine membentuk warna biru tua. Amilopektin  Mengandung lebih dari 1000 glukosa pada tiap molekulnya, Hidrolisis amilo pektin.
5. Kitin

Merupakan polisakarida linier yang mengandung N–asetat–D–gluko–samiria terikat B. Hidrolisis kitin menghasilkan 2–amino–2 dioksi glukosa, sedangkan gugus asetalnya terlepas dalam proses hidrolisis kitin biasanya terdapat pada serangga.
(Winarno, 1982)
2.1.3 Sifat-sifat Karbohidrat
a. Monosakarida
1. D-glukosa, terdapat dalam darah dan merupakan sumber energi utama pada kegiatan sel larutan D-glukosa dalam air memutarkan bidang polarisasi ke kanan sehingga disebut diktrosa. Larutan D-fruktosa memutarkan ke kiri jika dalam air sehingga disebut lesulosa.
2. Semua monosakarida merupakan zat padat yang mudah larut dalam air. Bila dipanaskan, zat itu akan hancur dan mudah terurai dan membentuk karbon dan uap air.
3.  Semua monosakarida merupakan reduktor kuat. Daya reduksinya tidak sekuat aldehid tapi lebih kuat dari pada keton.
4.  Larutan monosakarida yang baru dibuat mengalami perubahan sudut putaran sampai akhirnya dicapai keadaan seimbang dengan sudut putaran tertentu peristiwanya disebut mubtorasi.
(Fessenden,1984)
b. Disakarida
1. Bila dihidrolisis molekulnya akan terurai menjadi 2 molekul monosakarida.
2. Dapat direduksi.
3. Dapat termulatorasi.
(Poedjiadi, 1994)
c. Polisakarida
1. Merupakan senyawa polimer kondensasi dan sejumlah besar monosakarida.
2. Jenis ikatannya dapat berbentuk alfa atau beta anomer.
3. Molekulnya sangat panjang dan besar.
4. Berupa zat padat berwarna putih.
(Fessenden,1984)
2.1.4 Identifikasi Karbohidrat
a. Uji Molisch
Karbohidrat + alfanaftol dalam alkohol + asam sulfat terbentuk larutan berwarna ungu. Cara penyelidikannya yaitu larutan zat yang tidak diketahui (2 ml) + 10% alfanaftol segar dalam alkohol, melalui dinding tabung  percobaan diakhiri asam sulfat pekat, ciri-ciri merah sampai ungu menunjukan adanya karbohidrat.
       
b. Uji Benedict
Pereaksi benedict terdiri dari campuran larutan tembaga sulfat, natrium filtrat dan natrium karbonat. Cara penyelidikannya 2 ml karbohidrat ditambah 2 ml pereaksi benedict dan dipanaskan dalam pemanasan air. Perubahan warna dari biru menjadi ungu, kuning, kemerah-merahan sampai terbentuk endapan warna merah bata menunjukkan adanya karbohidrat yang diselidiki mempunyai sifat dapat mereduksi.
Reaksi fruktosa dengan benedict :


Reaksi sukrosa dengan benedict

c. Uji Barfoed
Pereaksi barfoed tersusun atas campuran tembaga asetat dan asam glacial. Cara penyelidikannya seperti pada tes benedict dan fehling.
d. Hidrolisis Polisakarida
        Pemecahan (hidrolisis) molekul gula, pati dan selulosa ion kompleks menjadi molekul monosakarida mudah dilakukan dalam laboratorium dengan mendidihkan larutan karbohidrat dengan larutan encer asam. Maltosa, pati dan selulosa membentuk glukosa hanya pada hidrolisis sempurna :
Sukrosa menghasilkan fruktosa dan glukosa sama banyak dalam hidrolisis :
(Sumardjo,1998)

Wednesday, September 28, 2011

ACARA 1

PENGUJIAN KARBOHIDRAT



I.  TUJUAN

Mengatahui sifat-sifat yang terdapat pada karbohidrat, jenis-jenis karbohidrat, dan cara pengujian karbohidrat.

II. DASAR TEORI

Karbohidrat merupakan nama umum senyawa kimia yang berbentuk hidrat dari karbon. Termasuk ke dalam kelompok ini misalnya glukosa, dan sakarida. Ada beberapa senyawa yang tidak mengikuti rumus umum karbohidrat namun tetap dimasukkan ke dalam karbohidrat seperti molekul C6H12O5. Molekul ini digolongkan ke dalam karbohidrat karena senyawa ini memiliki sifat-sifat yang serupa dengan karbohidrat. Berdasarkan sifat hidrolisisnya karbohidrat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida, polisakarida (Nuryono et al, 2004)
Monosakarida mrupakan polihidrasi aldehida atau keton. Senyawaan ini berdasarkan jumlah  atom karbonnya dapat diklasifikasikan menjadi triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, dan heptosa, masing-masing dengan jumlah atom  karbon berturut-turut 3, 4, 5, 6, dan 7. Gula yang mengandung gugugs aldehida dinamakan ketosa. Pentosa dan heksosa dapat dainggap sebagai karbohidrat dasar (Suradikusumah, 1989).
Disakarida dibentuk dari 2 buah monosakarida dengan cara sintesis hidrasi (dilepasnya satu molekul air dalam reaksi kondensasi). Contohnya maltosa yang merupakan gabungan antara 2 buah molekul glukosa, laktosa merupakan gabungan antara glukosa dan fruktosa. Sukrosa umum dikenal sebagai gula pasir ( Nugroho, 2004).
Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun dari 2-10 unit monosakarida. Kebanyakan oligosakarida tumbuhan terdiri dari 2 sampai 5 unit monosakarida. Sukrosa dan maltosa terdiri dari 2 unit, umbelliferosa 3 unit, stakhiosa 4unit dan verbakosa 5 unit. Walaupun hanya terdiri dari 2 unit, gabungan keduanya dapat terjadi dengan cara berbeda dan dengan ikatan α-, atau β-. Hal tersebut menjadi masalah utama dalam identifikasi untuk membedakan isomer-isomer yang berbeda  ( Suradikusumah, 1989)
Pada umumnya karbohidrat dapat diperoleh dari tumbuhan (dari hasil fotosintesis). Jadi energi yang tersimpan dalam karbohidrat adalah sinar matahari ( Fessenden, 1986)
III. METODOLOGI

Praktikum Biokimia untuk acara 1 pengujian karbohidrat ini dilaksanakan di laboratorium Biokimia terpadu pada tanggal 11 September 2006. Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum pengujian karbohidrat ini antara lain adalah tabung reaksi, gelas beker, kertas label, pipet tetes, pipet 1ml, kaki tiga, lampu spiritus, Erlenmeyer.
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah 5 macam sample karbohidrat yang berbeda-beda (ditandai dengan label A,B,C,D,E), Larutan asam sulfat pekat, α-naphtol, larutan fehling A, larutan fehling B, larutan tembaga tartrat, reagen nelson, reagen selliwanoff, dan aquades.
Pada acara ini akan dilakukan beberapa macam pengujian. Di anataranya adalah pengujian umum, pengujian khusus, dan pengujian gugus keton. Setiap macam pengujian akan dijabarkan sebagai berikut :
1. Pengujian Umum
            a. Uji Mollisch
            Langkah pertama yang harus dilakukan adalah kelima larutan sample karbohidrat yang berbeda diambil dan masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml. Setiap tabung reaksi diberi label sesuai dengan karbohidrat yang ada di dalamnya. Setiap tabung reaksi ditambahakan 2 tetes α-naphtol, setelah itu1 ml asam sulfat pekat ditambahkan ke dalam tabung melalui dinding tabung, hal ini dimaksudkan untuk menghindari percikan asam sulfat pekat terhadap kulit. Setelah semua selesai, pembentukan cicin ungu di antara 2 lapisan strata diamati.
           
            2. Pengujian Khusus
            a. Uji Fehlings
            Pertama-tama dilakukan pembuatan reagen fehling dengan dilakukan pencampuran antara larutan fehling A dan larutan fehling B dengan perbandingan 1:1. Setelah itu kelima larutan karbohidrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi, masing-maisng sebanyak 1 ml. Kemudian larutan fehling sebanyak 2 tetes ditambahkan ke dalam tiap tabung. Kelima tabung tersebut dipanaskan dalam water bath selama 10 menit. Tiap tabung diamati pembentukan endapan yang berwarna merah/jingga.
           
           
b. Uji Nelson
            Kelima larutan karbohidrat yang berbeda dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml. Larutan tembaga tartrat sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tabung ditutup dengan kelereng lalu dipanaskan pada air selama 15 menit. Setelah mendidih, tabung didinginkan pada suhu kamar dengan cara tabung direndam dalam air dingin. Setelah dingin, 1 ml reagen arsenomolibdat ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi. Tabung reaksi diamati terbentuknya warna biru, kemidian dibandingkan intensitas warna untuk tiap tabung, apabila sulit dibedakan ditambahkan 9 ml aquades untuk tiap 1 ml cairan dalam tabung reaksi.

            3. Pengujian Gugus Keton
            a. Uji Selliwanoff
            Pertama-tama reagen selliwanoff dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi. Setelah itu larutan-larutan yang mengandung karbohidrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kelima tabung reaksi tersebut dipanaskan selama 1 menit, untuk kemudian diamati terbentuknya warna merah tua.






IV. HASIL PENGAMATAN

Karbohidrat
Jenis Pengujian
Mollisch
Fehlings
Nelson
Selliwanoff
A
Ungu (++)
Biru (++)
Biru (++)
Merah (++)
B
Ungu (++++)
Merah Bata ( ++)
Biru ( ++++)
Merah (+)
C
Ungu ( +++)
Merah Bata ( +)
Biru (+++++)
Merah (++++)
D
Ungu (+++++)
Biru ( +++)
Biru ( +++)
Merah ( +++++
E
Ungu (+)
Biru (+)
Biru (+)
Merah ( +++)

Keterangan : Tanda (+) menunjukkan intensitas warna, semakin banyak tanada (+) maka warna akan terlihat semakin jelas ( pekat ). Tanda (+) yang hanya terdiri dari 1 tanda biasanya menunjukkan warna hamper tidak terlihat atau bahkan tidak terlihat sama sekali. 

V. PEMBAHASAN

1. Pengujian Umum
    a. Uji Mollisch
            Pada uji Moolisch ini kelima tabung yang bersisi karbohidrat ditambahi dengan asam sulfat pekat. Proses penuangan asam sulfat pekat ini harus dilakukan di dalam lemari asam. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar gas yang dihasilkan oleh asam sulfat tidak membahayakan serta untuk menghindari percikan dari asam sulfat itu sendiri yang dapat merusak kulit apabila terkena secara langsung.
            Tujuan dari pemberian asmsulfat pekat terhadap karbohidrat dalam pengujian umum ini adalah untuk memecah ikatan glikosidik yang terdapat pada karbohidrat. Hasil dari pemecahan itu akan menghasilkan monosakarida yang akan bereaksi dengan  α-naphtol, sehingga akan membentuk cincin berwarna ungu di antara 2 strata akibat dari zat furfural dan hidroksi metal furfural yang dihasilkan.
            Dari hasi percobaan diperoleh hasil pada karbohidrat sample A, B, C, dan D terbentuk cincin berwarna ungu. Sedangkan pada sample E cincin ungu tidak terlihat. Hal ini menunjukkan bahwa sample E bukan merupakan karbohidrat. Karbohidrat pada tabung D menunjukkan penampakan cincin ungu dengan warna terpekat. Pekat tidaknya warna yang terlihat ditentukan oleh ikatan glikosidik bahan tersebut.

2. Pengujian Khusus
a. Uji Fehlings
Untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam larutan sampel yang tersedia dilakukan uji Fehlings. Uji Fehlings ini menggunakan larutan Fehling yang terbuat dari campuran latrutan tembaga sulfat dengan natrium-kalium-tartrat, dan natrium hidroksida. Pencampuran antara reagen Fehling akan menghasilkan suatu endapan yang berwarna hijau, kuning-oranye, atau merah .Proses warna yang terbentuk amat dipengaruhi oleh jenis gula pereduksi yang terdapat di dalam sampel Pada percobaan ini gabungan larutan fehling A&B dengan karbohidrat akan menghasilkan ion CU sebagai pengoksidasi larutan sampel yang mengandung gugus aldehid.
Setelah dilakukan percobaan terlihat pada sample karbohidrat D terbentuk endapan berwarna biru, pada sample karbohidrat B dan C terbentuk endapan berwarna merah bata. Sedangkan pada sample karbohidrat E tidak terbentuk endapan. Pada tabung A endapan hamper tidak terbentuk, hal menunjukkan kemungkinan sample karbohidrat A merupakan pati.


b. Uji Nelson
Tujuan dari pengujian Nelson ini adalah untuk mengetahuiada ada tidaknya gula pereduksi.. Untuk mempercepat reaksi maka perlu dilakukan pemanasan. Pada saat pemanasan dilakukan tabung reaksi tersebut ditutup dengan kelereng. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah uap air masuk ke dalam tabung dan udara luar masuk ke dalam tabung reaksi.
            Hasil percobaan menunjukkan sample karbohidrat C terlihat warna biru yang terjelas sedangkan sample karbohidrat E warna tidak terlihat. Hal ini dimungkinkan karena sample E bukan merupakan karbohidrat. Semakin pekat warna biru yang terlihat menunjukkan kadar monosakarida. Jadi kemungkinan pada sample B dan C merupakan monosakarida.

3. Pengujian gugus Keron
Tujuan dari uji selliwanoff ini adalah untuk mengetahui adanya gugus keton dalam larutan karbohidrat sampel. Percobaan ini menggunakan resolsinol yang berkondensasi dengan derivate furfural dan menghasilkan komplek yang berwarna merah tua.
Semakin berwarna merah tua, maka gugus keton yang terkandung semakin banyak. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sample karbohidrat D memiliki warna merah terpekat. Hal ini menunjukkan bahwa sample karbohidrat D adalah disakarida.
Pada beberapa percobaan terdapat beberapa kerancuan di antaranyaialah pada uji Selliwanoff pada sample karbohidrat E terlihat bwrwarna merah tua, padahal apabila kita mengacu pada hasil percobaan sebelumnya seharusnya sample E tidak terlihat warna merah tua, hal ini dimungkinkan karena terjadi kesalahan ketika praktikum dikerjakan. Kemungkinan juga terjadi kesalahan yang dilakukan oleh praktikan sendiri.



VI. KESIMPULAN
  1. Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung hydrogen dan oksigen dengan nisbah  2:1.
  2. Berdasarkan rantai karbon penyusunnya, karbohidrat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
a. Monosakarida
b. Disakarida
c. Oligodsakarida
d. Polisakarida
      3.   Sampel karbohidrat A adalah Pati
            Sampel kartbohidrat B adalah glukosa
            Sampel karbohidrat C adalah sukrosa
            Sampel karbohidrat D adalah fruktosa
            Sampel karbohidrat E adalah aquadest
     4.  Fruktosa dan sukrosa mengandung gugus keton sehingga bereaksi positif pada uji     selliwanoff



























DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R.J. 1986. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta

Nugraha, P. 1997. BIokimia-Harper. Edisi ke-24 EGL. Jakarta

Nuryono, L.H 2004. Biologi Dasar. Penebar Swadaya. Jakarta

Suradikusumah, E. 1989. Kimia Tumbuhan. IPB. Bogor


                       









      Asisten                                                                                                           Praktikan



 


Loading...


Please Wait...