Pages

Gunakan Mozzila Firefox untuk mengakses website ini dan jangan lupa klik iklannya
Showing posts with label Lain-Lain. Show all posts
Showing posts with label Lain-Lain. Show all posts

Monday, September 23, 2013

Hubungan Taksonomi Tanah dengan Klasifikasi Kemampuan Kesuburan Tanah (FCC) di Tanah Mineral Masam



PENDAHULUAN
Ada dua masalah pokok dalam menggunakan informasi dari system klasifikasi tanah untuk tujuan agronomi. Terdapat sejumlah system klasifikasi tanah yang berbeda-beda di dunia sehingga perbedaan kkriteria yang digunakan untuk menggolonggakan satu tanah dengan tanah yang lain menyebabkan penerjemahan untuk keperluan agroteknologi transfer kesukaran. Permasalahan lainnya ialah pengguna taksonomi tanah, seperti ahli kesuburan tanah dan hali agronomi, merasa kesukaran dalam menggunakan legenda peta tanah dan istilah-istilah klasifikasi yang lain sehingga hasil pemetaan tanah dan klasifikasi tanah kurang mendukung pengguna informasi cirri-ciri tanah yang terkandung didalamnya (Kheoruenromne, 1988).

Dalam pengembangan pertanian, hasil teknologi yang telah berhasil diterapkan di suatu daerah dapat dimanfaatkan untuk pengembangan di daerah lainh memlaui cara agroteknologi transfer. Agroteknologi transfer ialah proses ekstrapolasi hasil ekksperimen dari satu tempat ke tempat lain yang sifat-sifat tanahnya dapat dibandingkan (Kheoruenromne, 1988).

Klasifikasi kemampuan kesuburan tanah (fertility capability soil classification atau FCC) telah diusulkan sebagai system klasifikasi keteknikan guna mengelompokkan tanah dengan cirri-ciri yang mirip dipandang dari sudut kecuburan tanah dan respon tanaman terhadap pupuk. System ini telah dikembangkan oleh Prof. Dr. Buol dan rekan-rekannya di Jurusan Ilmu Tanah, Universitas Negeri North Carolina (Eiumnoh, 1984).
Taksonomi tanah USDA pada waktu sekarang ini telah banyak digunakan diberbagai negara untuk mengklasifikasikan tanah (Eiumnoh, 1984). Beberapa sifat tanah dapat diturunkan langsung dari nama kategori (Eswaran, 1988). Semakin rendah kategori klasifikasi semakin banyak informasi sifat tanah yang dapat diketahui.
.....................................baca selengkapnya................................................

Download file di bawah ini:

Monday, September 16, 2013

Tata Cara Evaluasi Kesuburan Tanah

Evaluasi Kesuburan Tanah

Penilaian status kesuburan tanah mutlak diperlukan untuk menentukan jenis dan jumlah unsur hara yang harus ditambahkan.

Cara evaluasi kesuburan tanah:
Melihat gejala kekurangan hara
1. Uji tanaman
2. Uji biologi
3. Uji tanah

Bahan:
Evaluasi Kesuburan Tanah

Wednesday, August 14, 2013

Pupuk Bio-Mikoriza (Trichoderma sp.)

Pupuk Bio Mikoriza adalah salah satu pupuk yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan bakteri Mikoriza dari jamur di tanah. Mikoriza merupakan jamur yang hidup secara bersimbiosis dengan sistem perakaran tanaman tingkat tinggi. Namun, ada juga yang bersimbiosis dengan rizoid (akar semu) jamur.

Bakteri ini bermanfaat untuk memastikan ketersediaan fosfat dan nutrisi hara tanaman lainnya, serta menyerap air bagi tanaman.  Bakteri ini bisa dimanfaatkan untuk semua jenis tanaman. Tanah Indonesia di seluruh penjuru negeri kaya akan jamur yang mengandung bakteri Mikoriza ini.

’’Kerja dari bakteri ini adalah menginfeksi tanaman melalui benang hipa-nya dan menyusup ke daerah yang lebih jauh dari jangkauan akar tanaman. Dia bisa mencari sendiri dan menyusuri lokasi hingga batu-batuan untuk menyerap fosfat,kemudian mentransfernya untuk tanaman,”

Contoh Bakteri Bio Mikoriza:

Trichoderma sp.

Tuesday, August 13, 2013

Bahan Organik Sebagai Kunci Kesuburan Tanah

Bahan Organik Sebagai Kunci Kesuburan Tanah
Kandungan BO merupakan indikator paling penting dan menjadi kunci kesuburan tanah. Bahan organik mempunyai peran yang multifungsi, yaitu mampu merubah sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi tanah. Selain itu bahan organik juga mampu berperan mengaktifkan persenyawaan yang ditimbulkan dari dinamikanya sebagai ZPT (zat pengatur tumbuh), sumber Enzim (katalisator reaksi-reaksi persenyawaan dalam metabolisme kehidupan) dan Biocide (obat pembasmi penyakit dan hama dari bahan organik).

Bahan organik dikatakan mampu merubah sifat fisik tanah, karena kondisi fisik tanah yang keras/lempung (pejal) akan dapat berubah menjadi tanah yang gembur oleh adanya bahan organik. Akibatnya porositas dan permeabilitas tanah semakin baik sehingga aerasi udara meningkat, ini bermanfaat untuk menghindari kejenuhan air yang menyebabkan kebusukan akar.

Demikian pula bila kondisi sebaliknya, yaitu kondisi tanah yang lepas (sangat berpasir)

Pengumuman Heregistrasi Semester Gasal TA 2013/2014 Program S1, Profesi, Diploma (Tata Cara dan Syarat)

Klik link di bawah ini:

http://akademik.ugm.ac.id/2013/home.php?ma=pengumuman&ms=page&i=22

Monday, August 12, 2013

Indikator Kesuburan Tanah (Indicators of Soil Health )

Indikator Kesuburan Tanah

Kesuburan tanah dapat diukur berdasarkan beberapa indikator kesuburan tanah. Beberapa indikator kesuburan tanah yang biasa digunakan oleh para ahli tanah antara lain adalah : kapasitas absorbsi, tingkat kejenuhan basa, kandungan lempung dan kandungan bahan organik.

Kapasitas Absorbsi dihitung dengan milli equivalent adalah kemampuan tanah untuk mengikat/ menarik suatu kation oleh partikel-partikel kolloid tanah (partikel kolloid itu terdiri dari lempung dan organik), dan ini secara langsung mencerminkan kemampuan tanah melakukan aktifitas pertukaran hara dalam bentuk kation. Semakin tinggi nilai kapasitas absorbsi, maka tanah dikatakan kesuburannya semakin baik, yang biasanya susunan kationnya didominasi oleh unsur K, Ca dan Mg (Magnesium), sehingga nilai pH tanah normal (berkisar 6,5).

Kejenuhan Basa, nilainya dalam bentuk persen, mencerminkan akumulasi susunan kation. Peningkatan nilai persen kejenuhan basa mencerminkan semakin tingginya kandungan basa-basa tanah pada posisi nilai pH tanah yang menyebabkan nilai kesuburan kimiawi optimal secara menyeluruh. Nilai kesuburan kimiawi secara sederhana dicermnkan oleh nilai pH, karena nilai pH akan mampu mempengaruhi dan mencerminkan aktifitas kimiawi sekaligus aktifitas biologis dan kondisi fisik di dalam tanah.


Kandungan lempung, merupakan ukuran kandungan partikel kolloid tanah. Partikel dengan ukuran ini (kolloid) akan mempunyai luas permukaan dan ruang pori tinggi sehingga mempunyai kemampuan absorbsi juga tinggi serta diikuti kemampuan saling tukar yang tinggi pula diantara partikel kolloid. Kemampuan absorbsi ini bisa untuk air maupun zat hara, sehingga menjadi cermin peningkatan kesuburan tanah. Namun jika kandungan lempung pada komposisi dominan atau tinggi menjadi tidak ideal untuk budidaya maupun pengolahan tanah. Kandungan lempung yang tinggi menyebabkan perkolasi, inlfiltrasi, permeabilitas, aerasi tanah menjadi lebih rendah sehingga menyulitkan peredaran air dan udara.

Sumber :
Elliott, E.T. 1998. Rationale for developing bioindicators of soil health. Di dalam Pankhurst, C., Doube, B.M. & Gupta, V.V.S.R. (eds). Biological Indicators of Soil Health . Wallingford: CABI Publishing.

http://alulagro.blogspot.com/

Friday, July 19, 2013

Nucifera Pangan Makmur

Frutage restock lho hari ini, yg mau order utk idul fitri, ada paket kiloan nd parcel!

Hub CS Order kami
SMS : 085641419211 (Maya)
Pin BB : 3088A608

Minat jadi reseller?
Hub CS kami :
SMS/Phone : 085647661711
Pin BB : 3088A608

Mari berbagi sukses dan inspirasi di bulan suci.

Sunday, June 30, 2013

Info Mudik Himpunan Pelajar Mahasiswa Lampung (HIPMALA) Yogyakarta 2013

Info Mudik HIPMALA 2013

Waktu pemberangkatan: 21 Juli 2013

Pendaftaran: 
di Jl. Pakuningratan No. 07 Cokrodingratan Jetis Yogyakarta 
Asrama Mahasiswa Lampung (AML) Yogyakarta

1 tiket mudik harganya Rp. 275.000,-
fasilitas:
- Kaos Mudik

- Armada Terbaru full Ac + TV 2 + Karaoke
- Snack + Makan 1 X
- Stiker


Contact Person:
Arif    (085377798806)
Aziz   (085841089802)
Ferza (081369204730)

Friday, June 28, 2013

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM HUBUNGAN AIR, TANAH, DAN TANAMAN


LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
HUBUNGAN AIR, TANAH, DAN TANAMAN
Disusun Oleh :
Nama       : Ari Setiadi
NIM         : 11911
Dosen      : Ir. Suci Handayani, M.P

Thursday, April 25, 2013

Monday, April 22, 2013

Friday, March 22, 2013


Nitrifikasi
Perubahan NH4 + menjadi NO3 -, sumber NH4 + dapat berupa bahan organik atau
pupuk. Oksidasi biologis: bilangan oksidasi N meningkat dari -3 menjadi + 5, melalui 2 tahapan proses:
2 NH4+ + 3O2 -> 2 NO 2- (Nitrit) + 2 H2O + 4 H+ (Nitrosomonas backteria)
2NO2- + O2 -> 2 NO 3- (Nitrobacter Bacteria)
Nitrit bersifat meracun, umumnya tidak sampai mengumpul, karena reaksi nitrit menjadi nitrat jauh lebih besar dibanding perubahan ammonium menjadi nitrit.
Ada dua jenis bakteri ototrof yang menonjol, mereka mendapatkan energi dari oksidasi N, sedangkan C diambil dari CO2

Immobilisasi Unsur Hara Makro Nitrogen (N)


Immobilisasi
Berkebalikan dengan proses mineralisasi.
Pengambilan bentuk N anorganik dari tanah kemudian menyatukan bahan tersebut menjadi bentuk N organik oleh mikrobia, dapat berupa NH4 + atau NO3 -.
Kesetimbangan antara mineralisasi dan immobilisasi ditentukan oleh nisbah C:N

Mineralisasi Unsur Hara Makro Nitrogen (N)


Mineralisasi
Pelepasan N organik menjadi N yang tersedia bagi tanaman yaitu: NH4+, melibatkan mikrobia heterotrof yaitu bakteri dan kapang.
Bahan organik tanah mengandungN sekitar 5%, sekitar 1-4% dari N organik mengalami mineralisasi setiap tahunnya.
Aminisasi: proteins + H2O
asam amino + amina + urea + CO2 + energi. pemecahan protein menjadi unit lebih kecil, yang mengandung gugus NH2
Ammonifikasi:
R -NH2 + H2O NH3 + R -OH + energi
NH3 + H2O NH4 + + OH

Perubahan atau Alih Rupa Unsur Hara Makro Nitrogen (N) di Alam


Alihrupa
Di dalam tanah unsur N dapat mengalami alih rupa sebagai berikut:
Mineralisasi,
Immobilisasi,
Nitrifikasi,
Denitrifikasi,
Volatilisasi,
Fiksasi N.

Sumber Unsur Hara Makro Nitrogen (N)


SumberN
Beberapa sumber N adalah: perombakan bahan organik: daur N; penyematan biologis: simbiotik dan non simbiotik; deposisi atmosfir: karena muatan listrik dan kegiatan industri; pupuk N dan rabuk, kompos dan bio solid.

Mobilitas Unsur Hara Makro Nitrogen (N)


Mobilitas N
Unsur N sangat mobil dalam jaringan tanaman, dialihtempatkan dari daun yang tua ke daun yang muda.
Gejala kekahatan klorosis muncul pada daun dibagian bawahnya itu daun yang lebih tua.
Jika berlebihan N akan merangsang pertumbuhan vegetatif, laju fotosintesis tinggi, penggunaan CH2O juga tinggi, akibatnya menghambat kematangan tanaman, jaringan menjadi sukulen, tanaman rebah, mudah terserang penyakit.

 


Loading...


Please Wait...