Pages

Gunakan Mozzila Firefox untuk mengakses website ini dan jangan lupa klik iklannya

Thursday, May 19, 2011

KONSISTENSI TANAH KUALITATIF


PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA IV
KONSISTENSI TANAH KUALITATIF

Disusun oleh :
1. Krishandiara Aryandini (PN/11967)
2. Ari Setiadi (PN/11911)
3. Bagas Wahyu Putro (PN/11941)
4. Ainun Halimah (PN/11998)
5. Azyis Nurpermadi (PN/12117)
6. Amal Wina Nurhanafi (PN/12164)

Gol / kel : B4/4
Asisten : Bernadhita Purbosiwi

LABORATORIUM TANAH UMUM
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2008

ACARA IV
KONSISTENSI TANAH KUALITATIF

ABSTRAKSI

Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah acara IV yang berjudul ”Konsistensi Tanah Kualitatif” dilakukan pada tanggal 21 April 2011 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Konsistensi tanah penting dilakukan untuk menentukan cara pengolahan tanah yang baik, penetrasi akar tanaman dilapisan bawah, dan kemampuan tanah menyimpan lengas. Pengujian konsistensi tanah bertujuan menentukan konsistensi tanah dalam keadaan kering maupun basah, dan pengukuranya secara kualitatif.
Konsistensi basah ditentukan berdasarkan kelekatan dan plastisitas tanah yang diamati pada saat tanah dalam keadaan basah. Konsistensi kering diukur dengan cara memecahkan agregat dalam keadaan kering dengan menggunakan ibu jari, telunjuk dan telapak tangan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa konsistensi tanah dari yang paling longgar: Entisol, Alfisol, Ultisol, Vertisol dan Rendzina.Urutan konsistensi tanah menurut plastisnya, dar yang paling plastis adalah Alfisol, Ultisol, Rendzina, Vertisol, dan Entisol. Urutan kelekatan tanah dari myang paling lekat: Rendzina, Vertisol, Ultisol, Entisol, dan Alfisol.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu halyang perlu diketahui sebelum memulai suatu pengelolaan tanah di suatu lahan, adalah konsistensi tanah karena konsistensi merupakan resistensi terhadap deformasi atau perpecahan dan ditentukan oleh adhesi dan kohesi mulsa tanah. Oleh karena itu, konsistensi tanah harus secara tepat agar pengelolaan tanah yang dilakukan dapat berjalan baik, serta dapat diusahakan secara maksimal.
Selain menentukan langkah pengelolaan tanah yang tepat, konsistensi juga mnentukan kemampuan tanah dilahan tersebut untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Konsistensi mempengaruhi kemampuan tanaman memanjangkan akarnya, serta mempengaruhi jumlah oksigen dan air dalam tanah yang merupakan kebutuhan esensial pertumbuhan tanaman.

B. Tujuan
1. Menentukan konsistensi kering dari tanah contoh
2. Menentukan konsistensi basah dari tanah contoh





II. TINJAUAN PUSTAKA

Konsistensi tanah menunjukan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah (agregat tanah) dengan daya adhesi tanah dengan benda lain ( Rawls dan Pachepsky, 2002). Daya tersebut menentukan daya tahan tanah terhadap gaya penguibah bentuk, yang dapat berupa pembajakan, pencangkulan dan penggaruan. Menurut Foth ( 1990), tanah yang baik yang mudah diolah adalah tanah yanmg lunak dan tidak melekat pada alat pengolah tanah.
Tanah yang lunak( tidak keras/ lepas-lepas) merupakan tanah yang mudah dipenetrasi oleh akar tanaman sehingga memberikan kesempatan bagi tanaman untukberkembang dan tumbuh dengan baik. Tanah yang tidak banyak melekat pada tanah menunjukan, dalam kondisi basah, tanah hanya mengandung sedikit oksigen dan udara lain. Padahal udara juga merupakan faktor penting pertumbuhan tanaman ( Certini dan Scalenghe, 2006 ; Bouma, 1992)
Dalam tulisannya, Maajid (2009) membagi konsistensi kering tanah menjadi:
1. Lepas-lepas : tanah hancur tanpa ditekan .
2. Lunak : tanah dapat hancur dengan sedikit ditekan diantara ibu jari dan telunjuk.
3. Agak keras : tanah dapat hancur dengan tekanan kuat diantara ibu jari dan telunjuk.
4. Keras : tanah dapat hancur dengan ditekan kuat diantara pangkal telapak kiri dan
ibu jari kanan.
5. Sangat keras : tanah tidak hancur dengan tekanan sangat kuat sekalipun.

Konsistensi basah dibagi atas dua sifat, yaitu kelekatan dan plastisitas. Kelekatan tanah diuji diantara ibu jari dan telunjuk. Jika tidak ada tanah yang melekat di jari tangan maka tanah tidak lekat. Kelekatan bertambah dengan seiring banyaknya tanah yang menempel. Plastisitas adalah pengujian tanah dengan membuat pasta tanah dan kemudian dilengkung-lengkungkan membentuk O, S, dan 8.
Tanah yang melekat menunjukan adhesinya tinggi, sehingga mudah menempel. Tanah yang plastis menunjukan kohesi antar agregat besar ( Mc Cullagh, 1989).



III. METODOLOGI
Praktikkum konsistensi tanah kualitatif ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 21 april 2011 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,Universitas Gadjah Mada. Adapun praktikum ini menggunakan bahan dan alat serta prosedur sebagai berikut:
a. Konsistensi kering
Pada percobaan konsistensi kering menggunakan bahan berupa contoh tanah agregat tidak terusik ( bongkah).
Mula-mula diambil bongkah tanah kemudian menekannya diantara ibu jari dan telunjuk. Jika tanpa ditekan hancur, konsistensinya lepas-lepas, jika dengan sedikit menekan hancur maka lunak dan bila dengan ditekan hancur maka konsistensi agak keras kemudian apabila ditekan diantara telapak tangan dan ibu jari dengan kuat hancur maka konsistensi keras dan bila tidak hancur maka konsistensinya sangat keras.
b. Konsistensi basah
Percobaan ini menggunakan bahan berupa contoh tanah kering udara ukuran Ø 2 mm secukupnya, baik Entisol, Alfisol, Ultisol, Rendzina dan Vertisol. Sedangkan alat yang digunakan adalah cawan porselin.
Mula-mula diambil contoh tanah kering udara ukuran Ø 2 mm secukupnya baik Entisol, Alfisol, Ultisol, Rendzina dan Vertisol. Dibasahi masing-masing tanah dengan aquades secukupnya dan dicampurkan hingga homogen. Kelekatan dan plastisitas masing-masing tanah dibedakan dengan cara digosok-gosok yaitu antara telunjuk jari dengan ibu jari. Sisa pasta tanah yang menempel pada permukaan kedua jari diamati. Kriteria pada tabel diikuti dan dicatat tingkat kelekatan tanah diikuti. Pipa tanah dibuat setebal ± 2-3 mm. Kriteria dari tabel diikuti dan catat tingkat plastisitas tanah.








IV. DATA HASIL PENGAMATAN
a. Konsistensi kering


b. Konsistensi basah



V. PEMBAHASAN

Konsistensi tanah adalah sifat fisik tanah yang menunjukan adhesi dan kohesi zarah-zarah pada berbagai tinbgkat kelengasan tanah. Kohesi yang paling besar terdapat dalam tanah kering danm menurun tajam dengan masuknya air di sela-sela daerah tanah. Sedangkan besarnya adhesi ditentukan oleh tegangan permukaan pada tiap-tiap satuan bidang singgung dan luas bidang singgung. Penurunan kadar air menyebabkan tanah kehilangan sifat kelekatan dan kelenturan menjadi gembur, lunak serta menjadi keras dan kaku pada saat kering.
Konsistensi dipengaruhi oleh tekstur, sifat dan jumlah koloid organik maupun anorganik, struktur dan yang paling utama adalah kadar air. Tanah bertekstur sama dapat berbeda konsistensinya karena berebda macam lempungnya. Sifat fisik yang ditunjukan oleh knsistensi berupa keteguhan , keliatan (plasticity), dan kelekatan (stickness).
Dalam keadaan kering, tanah tidak mengandung air, sehingga kekerasab tanah dapat diukur. Jenis tanah yang konsistensi keringnya sangat kleras adalah vertisol dan rendzina.sedangkan konsistensi kering keras adalah jenis tanah ultisol dan agak keras adalah alfisol atau entisol. Sehingga urutan jenis tanah yang memiliki kekerasan tertinggi hingga terendah adalah rendzina, vertisol, ultisol, alfisol, dan entisol.
Dari praktikum diperoleh hasil bahwa kelekatan tanah menunjukan keadaan adhesi tanah terhadap benda lain. Jenis tanah yang mempunyai konsistensi basah sangat lekat adalah rendzina. Jenis tanah yang mempunyai konsistensi basah lekat adalah vertisol, ultisol dan entisol. Sedangkan tanah yang yang berkonsistensi basah agak lekat adalah alfisol. Sehingga urutan jenis tanah yang memiliki kelekatan tertinggi hingga terendah adalah rendzina, vertisol, ultisol, entisol, dan alfisol.
Plastisitas adalah kemampuan bahan tanah secara mudah dapat diubah bentuknya karena pengaruh dan tetap pada bentuk semula meskipun tekanan dilepaskan. Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa jenis tanah yang memiliki konsistensi basah plastis adalah alfisol, ultisol dan rendzina. Sedang jenis tanah yang berkonsistensi basah agak plastis adalah vertisol dan entisol. Sehingga urutan tanah mulai dari tingkat keplastisan paling tinggi hingga paling rendah adalah alfisol, ultisol, rendzina, vertisol dan entisol. Apabila dibandingkan dengan teori tanah vertisol seharusnya tanah vertisol memiliki tingkat keplastisan paling tinggi dibandingkan dengan jenis tanah lain. Hal ini dimungkinkan karena kesalahan praktikan dalam menambah air.
Manfaat mengetahui konsistensi tanah dibidang pertanian dibidang pertanian adal;ah dapat mempermudah pengolahan tanah karena tiap tanah mempunyai konsistensi yang berbeda-beda. Dengan perilaku tersebut diharapkan mampu membuat konsistensi tanah sesuai dengan jenis tanaman yang ditanam sehingga mampu meningkatkan produksi pertanian.
Penentuan nilai konsistensi dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu (1) kualitatif (biasanya di lapangan dan di laboratorium) dengan menekan bongkah tanah diantara ujung telunjuk dengan ibu jari atau ujung ibu jari dengan pangkal tangan. Penetapan secara kualitatif dapat digunakan untuk melihat tingkat kelekatan, keliatan, pada konsistensi basah dan tingkat kekerasan pada konsistensi kering. Metode ini lebih sering dilakukan di lapangan karena lebih simpel dan tidak membutuhkan alat dan bahan yang rumit. (2) kuantitatif ( di laboratorium) dengan pendekatan angka-angka atterberg yaitu batas cair (BC), batas gulung (BG), batas lekat (BL), dan batas berubah warna (BBW). Metode ini lebih sering dilakukan di laboratorium karena lebih rumit dan membutuhkan alat yang lebih banyak.
Hubungan tekstur, struktur, dan konsistensi tanah sangat erat seperti digambarkan seperti segitiga berikut ini :
Tekstur





Struktur konsistensi

Contoh hubungan 3 sifat fisik tanah tersebut adalah suatu tanah dengan tekstur pasir maka akan mempunyai struktur butir tunggal dan akan mempunyai struktur gumpal, pejal atau baji dan mempunyai konsistensi agak teguh (kering) dan plastis bila basah.

VI. KESIMPULAN

1. Konsisteni tanah dipengaruhi oleh tekstur, sifat dan jumlah koloid organik maupun anorganik, struktur dan yang terutama adalah kadar air tanah.
2. Urutan konsistensi kering dari yang paling keras adalah rendzina, vertisol, ultisol, alfisol, dan entisol.
3. Urutan konsistensi basah paling lekat adalah rendzina, vertisol, ultisol, entisol, dan alfisol.
4. Urutan konsistensi basah dari paling plastis adalah alfisol, ultisol, rendzina, vertisol dan entisol
5. Semakin tinggi kandungan lempung dalam tanah maka semakin tinggi konsistensi tanahnya dan semakin banyak kandungan pasir dalam tanah maka semakin rendah konsistensi tanahnya.






VII. DAFTAR PUSTAKA

Bouma, J. 1992. Effect of soil structure tillage, and agregation upon soil hydraulic properties. Soil Science Journal 56 : 1-5

Certini, Gracomo dan Riccardo Scalenghe. 2006. Soil : Basics Concept Future Challenge. Cambridge University Press. Cambridge.

Foth, Henry.D. 1990. Fundamentals of soil science. John Wiley and Sons. New York.

Madjid, Abdul. 2009. Sifat Fisika Tanah ( Bagian 5 : Konsistensi Tanah). diakses pada 23 April 2011

Mc cull’agh, P. dan J.A. Nelder. 1989. Generalised Linier Models : Interaching Prosses In Soil Science. Lewis Publication. Florida.

Rawls, W. J dan Y.A Parchepsky. 2002. Soil consistence and structure as predictors of water retention. Soil Science Journal 66: 115-118

 


Loading...


Please Wait...