LAPORAN
PRAKTIKUM
TEKNOLOGI
BENIH
ACARA I
MENGENAL ALAT-ALAT TEKNOLOGI
BENIH
Disusun oleh :
Nama : Ahmad Zamzami
NIM :
12227
Asisten : Imam Wibisono
Golongan : C4 (Kamis)
LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012
ACARA I
MENGENAL ALAT-ALAT TEKNOLOGI BENIH
ABSTRAKSI
Praktikum Teknologi Benih Acara I yaitu Mengenal Alat-Alat
Teknologi Benih dilaksanakan pada
tanggal 22 Maret 2012 di Laboratorium Teknologi
Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Gadjah Mada. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal alat - alat yang
digunakan dalam sertifikasi benih (khususnya dalam pengujian kualitas benih)
dan mencoba menggunakannya secara benar. Alat-alat yang diamati antara lain moisture
tester, seed devider, germinator, purity desk, magnifier, seed trier,
refrigerator, eksikator, sieves, dan lain-lain. Cara kerjanya
yaitu ditulis spesifikasi dari masing-masing alat tersebut meliputi nama,
model/tipe, sumber energi, portable/tidak, kegunaan dan cara menggunakan dengan
benar. Kemudian, alat-alat tersebut dicoba digunakan dan dicatat
kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat terjadi.
I. PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dalam praktikum Teknologi
Benih dan pelaksanaan program perbenihan digunakan alat-alat khusus untuk
melakukan berbagai kegiatan misalnya mempersiapkan benih, menanam, pengeringan
dan prosesing, pengambilan contoh benih, pengujian benih, dan lain-lain.
Alat-alat tersebut misalnya pengukur kadar air benih, pembagi contoh benih,
timbangan elektrik, alat perkecambahan, alat pengambil contoh benih, dan
lain-lain. Berbagai macam alat tersebut digunakan dalam pelaksanaan pengujian
benih di laboratorium terutama dalam kebutuhan sertifikasi benih.
Pengujian benih di laboratorium akan berhasil baik jika penguji
mempunyai pengatahuan yang cukup mengenai benih dan terampil menggunakan
alat-alat yang diperlukan. Kesalahan pada saat menggunakan alat akan memberikan
hasil yang tidak tepat sehingga tidak akan mencerminkan kualitas contoh benih
yang diuji.
- Tujuan
Untuk mengenal alat-alat yang digunakan dalam sertifikasi benih
(khususnya dalam pengujian kualitas benih) dan mencoba menggunakannya dengan
benar.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Yang dimaksud dengan benih
ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan usaha
tani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen agronomi. Sebagai
komponen agronomi masalah benih ini lebih berorientasi pada penerapan norma-norma
ilmiah, jadi lebih bersifat teknologis (Kartasapoetra, 1986).
Benih
merupakan simbol dari suatu permulaan, yang merupakan inti dari kehidupan dari
alam semesta dan paling penting adalah kegunaanya sebagai penyambung dari
kehidupan tanaman. Benih disini adalah tanaman yang digunakan untuk tujuan
pertanaman, sehingga masalah teknologi benih berada dalam ruang lingkup
agronomi. Agronomi disini dapat diartikan sebagai suatu gugus ilmu pertanian
yang mempelajari pengelolaan lapangan produksi dengan segenap unsur alam
(iklim, tanah, air), tanaman, hewan dan manusia untuk mencapai produksi tanaman
secara maksimal (Viera, 2001).
Pengujian benih adalah suatu usaha untuk mengevaluasi kualitas benih
tanaman budidaya dengan tujuan tertentu dalam pertanian dan juga digunakan
untuk menentukan kualitas biji rumput, bunga maupun tanaman kayu. Dalam
pengujian untuk sertifikasi benih diperlukan alat-alat yang mempunyai kegunaan
dan cara menggunakan yang berbeda-beda, sehingga perlu pengenalan tentang
bentuk, fungsi dan cara penggunaannya. Dengan mengetahui fungsi dan cara
penggunaannya maka akan menekan kerugian akibat pengujian benih misalnya
kesalahan dalam menggunakan alat akan mengakibatkan diperoleh hasil yang tidak
sesuai (Copeland, 1976).
Salah satu faktor
pembatas produksi kedelai di daerah tropis adalah cepatnya kemunduran benih
selama penyimpanan hingga mengurangi penyediaan benih berkualitas tinggi.
Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang memadai dan tepat pada waktunya
sering menjadi kendala karena daya simpan yang rendah. Sementara itu,pengadaan
benih bermutu tinggi merupakan unsur penting dalam upaya peningkatan
produksi tanaman. Pengadaan benih sering dilakukan beberapa waktu
sebelum musim tanam sehingga benih harus disimpan dengan baik agar mempunyai
daya tumbuh yang
tinggi saat ditanam
kembali (Hamman, 2001).
Benih kedelai cepat mengalami
kemunduran didalam penyimpanan disebabkan kandungan lemak dan proteinnya
relatif tinggi sehingga perlu di tangani secara serius sebelum disimpan karena
kadar air benih akan meningkat jika suhu dan kelembaban ruang simpan cukup
tinggi. Untuk mencegah peningkatan kadar air selama penyimpanan benih,
diperlukan kemasan yang kedap udara dan uap air (Tatipata, 2004).
III. METODOLOGI
Praktikum Teknologi Benih Acara I yaitu Mengenal Alat-Alat Teknologi
Benih dilaksanakan pada 22 Maret 2012 di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Alat yang digunakan adalah kertas, dan alat
tulis. Sedangkan alat-alat yang diamati meliputi:
·
Alat pengambil contoh benih : seed
trier type probe,
seed trier type nobbe, seed devider.
- Alat pengujian benih :
Ø Daya Tumbuh :
petridish, bak perkecambahan (seng
dan plastik), germinator elektrik dan germinator non
elektrik.
Ø Kadar air : moisture tester type Kett,
type Dicky – jhon, dan tipe Juscon, cawan porselen, oven, mortar dan penumbuk, grinder, dan desikator.
Ø Kemurnian benih : purity desk, sieve, timbangan elektrik, dan lup.
Ø Alat tambahan : termohigrometer, hand counter, gelas ukur, gelas beker,
skalpel,
refrigator, grain counter, grain
analize, electro conductivity meter.
Alat-alat tersebut ditulis spesifikasinya yaitu meliputi : nama,
model/tipe, sumber energi, portable/tidak dan cara kerja dari masig-masing
alat. Masing-masing alat dicoba penggunaannya dan diamati kesalahan yang mungkin
terjadi saat menggunakannya.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
- Alat Pengambil Contoh Benih
1.
Seed Trier Type Probe
Keterangan : (1) pegangan
(2) lubang pengambil sampel benih
Sifat :
portable.
Fungsi : mengambil
sampel benih yang berada dalam
karung.
Sumber energi : mekanis.
Prinsip kerja : fungsi pegangan
yang lain adalah sebagai alat pembuka-penutup lubang. Trier ditusukkan ke dalam
karung dengan arah diagonal, lubang dibuka, sampel benih masuk ke dalam
lubang-lubang, kemudian lubang ditutup dan trier dikeluarkan dari dalam karung.
Deskripsi alat : sama seperti nobbe,
hanya saja bedanya terletak pada pegangannya. Pegangan pada trier dapat diputar
untuk menutup dan membuka lubang. Lubang pada trier jumlah banyak (lebih dari
satu) dan berukuran lebih kecil daripada lubang-lubang pada nobbe. Ujungnya berbentuk runcing agar memudahkan
alat masuk kedalam karung yang berisi benih.
Kelebihan dan kekurangan: Kelebihannya adalah dalam
mengambil sampel benih, penggunaan seed trier tipe probe ini dapat mengurangi resiko kerusakan benih karena tidak menyebabkan benih
terjepit. Akan tetapi, kekurangannya adalah sampel yang diperoleh hanya
berjumlah sedikit (Anonim, 2012).
2.
Seed Trier Type Nobbe
Keterangan : (1) pegangan
(2) lubang pengambil benih
Sifat :
portable.
Fungsi : mengambil
sampel benih dari hamparan.
Sumber energi :
mekanis.
Prinsip kerja :
digunakan ketika mengambil sampel benih yang sudah tidak berada di dalam karung
lagi. Pemakaian nobbe dengan cara memasukkan alat kepada benih yang akan
diambil tanpa kita perlu untuk membuka atau
menutup lobang.
Deskripsi alat :
alat ini mempunyai satu lubang ditengah yang bentuknya memanjang. Ujung seed trier tipe nobbe
runcing dan pegangannya terbuat dari kayu. Ujung yang runcing itu berfungsi untuk memudahkan alat ini dalam
mengmbil benih. Seed trier tipe Nobbe tersedia dalam dua
ukuran. Ukuran yang lebih kecil digunakan untuk mengambil sampel benih-benih berukuran
kecil. Sedangkan yang ukuran besar
digunakan untuk mengambil sampel benih – benih yang berukuran besar.
Kekurangan dan kelebihan: Kelebihannya adalah dapat
mengambil sampel benih dalam jumlah yang lebih banyak tetapi juga memiliki kekurangan yaitu timbulnya resiko bahwa benih yang terambil dapat menjadi rusak karena benih
terjepit-jepit diantara padatnya benih (Anonim, 2012).
3.
Seed Devider
Keterangan : (1) corong
(2) klep pembuka
atau penutup
(3) penampung sementara
(4) corong pemisah
(5) penyangga
(6) bak penampung benih yang telah dipisahkan
Sifat : non portable.
Fungsi : membagi benih
menjadi dua atau tiga bagian
sama banyak.
Sumber energi :
manual.
Prinsip kerja :
klep ditutup, benih yang akan dipisahkan dimasukkan seluruhnya kedalam corong,
kemudian klep dibuka dan benih-benih tersebut dengan sendirinya terbagi-bagi
sama banyak dan ditampung dalam bak penampungan yang telah tersdia di bawah
corong pemisah.
Deskripsi alat : mempunyai kaki tiga, berukuran relatif besar, mempunyai corong yang
besar, tabung penampung sementara, dan bak penampungan benih yang telah dibagi-bagi. Tabung penampung sementara itu berukuran lebih besar dari pada corong
yang berada diatasnya. Memiliki klep yang dapat dibuka dan ditutup.
Kelebihan dan kekurangan : kelebihannya adalah alat ini dapat dengan cepat membagi sampel benih
yang akan kita ambil dengan dua atau tiga bagian yang sama banyak. Kekurangannya, benih yang dapat
terbagi satu kali penggunaan, jumlahnya sangat sedikit. Jadi, jika kita ingin
membagi benih dalam jumlah yang sangat banyak harus dilakukan secara
berulang-ulang. Hal ini berarti ada pemborosan tenaga dan waktu. Kekurangan
yang lain yaitu alat ini sulit untuk digunakan ketika kita menghendaki
pemisahan benih-benih berukuran kecil (Anonim, 2012).
- Alat Penguji Daya Tumbuh
1.
Petridish
Keterangan : (1) wadah
(2) tutup
Sifat : portable
Fungsi : sebagai tempat penguji daya tumbuh (perkecambahan)
Sumber energi : -
Prinsip kerja : petridish - petridish diberi alas kertas saring atau media perkecambahan yang lain,
kemudian benih-benih diletakkan dan disusun sedemikian rupa di atas media
perkecambahan tersebut. Setelah disusun, tutup petridish untuk mencegah
benih-benih yang sedang dikecambahkan terkontaminasi.
Deskripsi alat : transparan, terbuat dari bahan kaca, dilengkapi dengan
tutupnya.
Kelebihan dan kekurangan: Kelebihan alat ini adalah mudah dibawa-bawa, ringan, serta penampilannya yang transparan membantu
kita dalam melakukan pengamatan perkecambahan tanpa kita harus membuka
penutupnya. Sedangkan
kekurangannya adalah alat ini berukuran relative kecil
sehingga jika kita ingin melakukan perkecambahan dalam jumlah yang besar memerlukan petridish
dalam jumlah yang besar pula. Selain itu karena berbahan dari kaca resiko pecah
ketika terjatuh juga besar. Selain itu tutup dapat mempersempit pertumbuhan
benih ke arah vertikal (Anonim, 2012).
2.
Bak Perkecambahan
2.1 Seng
Keterangan : (1) bak perkecambahan
(2) kaca yang terdapat di dalam bak
perkecambahan
Sifat : portable
Fungsi : membantu menguji daya tumbuh benih.
Sumber energi : -
Prinsip kerja
: media perkecambahan diletakkan di atas bak
perkecambahan, kemudian benih-benih diletakkan di atasnya, setelah itu ditutup dengan penutupnya.
Jika media perkecambahan yang digunakan adalah air, kita hanya memenuhi bak
perkecambahan dengan air kemudian pada kacanya diberi kertas saring dan
benih-benih diletakkan pada kertas saring tersebut. Kemudian kita tunggu sampai benih-benih tersebut
berkecambah.
Deskripsi alat : terbuat dari bahan seng, mudah dibawa kemana-mana, agak berat, cukup besar, biasanya berwarna
biru.
Kelebihan dan kekurangan: kelebihan alat ini adalah alat ini berukuran lebih besar daripada petridish sehingga dapat menampung benih
lebih banyak. Selain itu dilengkapi tutup untuk melindungi benih dari
kontaminasi atau hal-hal yang tidal diinginkan lainnya. Kelemahannya adalah tidak dapat
mengatur suhu serta intensitas cahaya. Benih yang dikecambahkan tumbuh dalam
lingkungan yang normal (tidak ada rekayasa). Selain itu tutup dapat
mempersempit pertumbuhan benih ke arah vertikal (Anonim, 2008).
2.2 Plastik
Keterangan : (1) bak perkecambahan
Sifat : portable
Fungsi : membantu menguji daya tumbuh benih.
Sumber energi : -
Prinsip kerja :
media perkecambahan diletakkan diatas bak perkecambahan, kemudian benih-benih diletakkan
diatasnya. Kita
tunggu sampai benih-benih berkecambah.
Deskripsi alat : alat ini terbuat dari
plastik, mudah dibawa kemana-mana, dan
juga ringan.
Kelebihan dan kekurangan: kelebihan alat ini adalah berukuran
lebih besar daripada petridish sehingga dapat menampung benih lebih banyak,
akan tetapi alat ini juga memiliki
kekurangan yaitu tidak dapat mengatur suhu serta
intensitas cahaya. Benih yang dikecambahkan tumbuh dalam lingkungan yang normal
(tidak ada rekayasa) (Anonim, 2012).
3.
Germinator
3.1
Elektrik
Keterangan : (1) pegangan buka-tutup
(2) pintu
(3) tombol pengontrol
(a)
tombol power
(b)
tombol pengatur suhu
(c)
tombol pengatur cahaya
Sifat : non portable.
Fungsi : tempat mengecambahkan benih pada suhu dan
intensitas cahaya
tertentu.
Sumber energi : tenaga listrik
Prinsip kerja : pada prinsipnya hampir sama dengan germinator tipe AGRC-125 tetapi
bedanya pada tipe ini, selain kita dapat mengatur suhunya kita juga dapat
mengatur intensitas cahaya yang akan digunakan.
Deskripsi alat : alat ini merupakan alat penguji daya tumbuh yang modern karena
dilengkapi dengan pengatur suhu serta intensitas cahaya. Bentuknya yang besar
dapat menghemat waktu karena dapat memuat banyak benih yang akan dikecambahkan. Alat ini memiliki beberapa tombol pengontrol,
di antaranya tombol power, tombol pengatur suhu, dan tombol pengatur cahaya.
Kelebihan dan
kekurangan: kelebihan alat ini selain dilengkapi dengan alat
pengatur suhu juga dilengkapi dengan alat pengatur intensitas cahaya. Sedangkan kekurangannya adalah karena bentuknya yang besar membutuhkan tempat penyimpanan yang luas dan tidak
portabel sehingga tidak mudah /
susah untuk dipindahkan (Anonim, 2012).
3.2
Non Elektrik
Keterangan : (1) klep buka-tutup
(2) kaca
(3) rak-rak untuk perkecambahan
(4) termometer
(5) pengatur suhu
(6) lampu indicator
(7) tombol on-off
Sifat : non portable
Fungsi : alat yang digunakan untuk membantu menguji daya
tumbuh benih.
Sumber energi : tenaga listrik
Prinsip kerja : benih-benih yang akan dikecambahkan diletakkan pada rak-rak
perkecambahan yang terdapat dalam germinator. Setelah itu kita menutup
germinator, kita atur suhu yang kita inginkan untuk perkecambahan. Langkah
selanjutnya adalah menkan tombol power dan lampu indikator akan menyala.
Kita tunggu sampai lampu indicator mati, yang berarti bahwa proses perkcambahan
telah selesai dilakukan.
Deskripsi alat : alat ini cukup besar, dilengkapi dengan thermometer pengukur suhu udara, dan pengatur suhu. Didalam alat ini terdapat
rak – rak perkecambahan sebagai wadah perkecambahan bagi benih.
Kelebihan dan kekurangan: kita
dapat mengatur suhu yang kita inginkan untuk perkecambahannya sehingga tepat
untuk mengetahui suhu optimal banih berkecambah, tetapi kita tidak dapat
mengatur pencahayaan yang optimum untuk perkecambahan (Anonim, 2012).
- Alat Penguji Kadar Air Benih
1.
Moisture Tester tipe Kett
Keterangan : (1) mulut tabung
(2) tabung tempat menampung benih yang akan
diuji
(3) tabung
pengujian
(4) tombol pengontrol (pemilih jenis benih)
(5) pegangan
(6) layar penunjuk hasil
Sifat : portable
Fungsi : untuk menguji kadar air yang terkandung dalam
benih.
Sumber energi : elemen kering (batu baterai).
Prinsip kerja : benih kita masukkan ke dalam tabung penampung benih masuk ke dalam
tabung pengujian lalu kita tutp dengan tabung penampungan tersebut. Setelah itu
alat dinyalakan. Sebelumnya, kita memilih jenis benih yang akan kita uji,
apakah benih padi, jagung, kedelai, atau gandum, kira-kira ada 5 pilihan jenis
benih. Setelah kita nyalakan, kita tunggu bberapa saat, kemudian muncul pada
layar kadar air dalam benih yang kita uji tersebut.
Deskripsi alat : bentuk alat ini berbentuk seperti teko, mempunyai tabung penampungan yang dapat berfungsi sebagai tutup, dan memiliki pegangan berbentuk pegangan pada
teko. Selain itu juga memiliki tombol dan layar.
Kelebihan dan kekurangan : kelebihannya dapat mengetahui kadar
air secara cepat karena angka langsung tertera pada layar, mudah dibawa-bawa,
mudah dalam pengoperasian, praktis, dan cepat. Akan tetapi alat ini juga memiliki kekurangan yaitu hanya dapat digunakan pada kelima jenis benih (padi, lagung, gandum,
kedelai, dan satu jenis lagi) sehingga terbatas untuk mengukur benih-benih
tersebut, tidak dapat digunakan untuk mengukur jenis benih yang lain. Selain
itu hasil yang didapat terkadang berbeda dengan hasil yang didapat bila
menggunakan alat yang lain (Anonim, 2012).
2.
Moisture Tester tipe Juscon
Keterangan : (1) layar
(2) pemutar untuk
menekan benih
(3) alat penampung benih (di bawah alat
penekan)
(4) tombol pengontrol (power, select,
measurement, average)
Sifat : portable.
Fungsi : menguji kadar air benih.
Sumber energi : elemen kering (batu baterai).
Prinsip kerja : beberapa butir benih diletakkan pada tempat penampung benih,
dimasukkan dalam laci di sisi kana alat (di bawah alat penekan). Secara
perlahan kita memutar alat penekan sampai pemutarnya berhenti sudah tidak dapat
diputar kembali. Tombol power kita tekan, kita pilih benih yang akan
kita ukur dengan menekan tombol select dan memilih jenis benihnya.
Setelah itu kita tekan tombol measurement sebanyak tiga kali (kita
mengambil reratanya agar lebih akurat). Setelah tombol measurement
ditekan tiga kali, kita menekan tombol average untuk mengetahui
reratanya. Setelah ditunggu beberapa
saat, nilai kadar air akan tertera pada layar.
Deskripsi alat : berbentuk persegi panjang, banyak terdapat tombol-tombol, terdapat
sejenis alat pemutar pada permukaannya, terdapat layar dan penampung benih.
Kelebihan dan kekurangan : kelebihannya yaitu benih yang dibutuhkan hanya beberapa saja, jadi
menghemat benih. Dengan alat ini kita dapat mengetahui rerata kadar air benih,
diharapkan dapat lebih valid. Selain itu kita juga dapat mengetahui temperature
benih. Kekurangannya sama seperti pada tipe Kett, karena keterbatasan jenis
benih, hanya dapat digunakan untuk pengujian jenis-jenis benih yang tertera
pada pilihan jenis benih pada layar (Anonim, 2012).
3.
Cawan Porselen dan Tutup
Keterangan : (1) cawan
(2) tutup cawan
Sifat : portable
Fungsi :sebagai tempat (wadah) benih yang akan
dikeringkan.
Sumber energi : -
Prinsip kerja : benih yang akan dikeringka dimasukkan kedalam cawan kemudian ditutup.
Cawan-cawan dimasukkan dan diatur di dalam oven.
Deskripsi alat : mirip dengan cawan petri hanya saja pada cawan porselen dilengkapi dengan tutup.
Kelebihan dan Kelemahan : kelebihan alat ini
adalah ukurannya kecil, mudah dibawa-bawa, serta dalam
sekali proses pengovenan dapat langsung dioven dalam jumlah yang banyak. Hal
ini akan sangat menghemat waktu. Selain itu cawan-cawan ini tahan panas jadi
tidak khawatir bila dioven dalam suhu yang tinggi. Kelemahan dari alat ini karena terbuat dari
bahan yang mudah pecah, jika terjatuh akan pecah (Anonim, 2008).
4.
Oven
Keterangan : (1) pegangan pintu
(2) tombol pengatur
(a)
tombol pengatur suhu
(b)
tombol power
(c)
tombol pengatur waktu
Sifat : non portabel
Fungsi :
alat untuk mengeringkan benih
Sumber energi : tenaga listrik
Prinsip kerja
: benih-benih
yang hendak dikeringkan dimasukkan pada cawan oven kemudian cawan-cawan
dimasukkan dan diatur di dalam oven. Setelah itu kita mengatur waktu dan suhu
oven sesuai dengan yang kita inginkan. Setelah itu kita tekan tombol power.
Kita tunggu sampai waktu yang kita tentukan tersebut.
Deskripsi alat : alat ini cukup besar, berbentuk persegi
panjang, terdapat tombol-tombol yaitu pengatur untuk
mengatur suhu, tombol power, dan
tombol pengatur waktu. Dan dilengkapi dengan pegangan pintu untuk membuka dan
menutup pintu.
Kelebihan dan kekurangan : kelebihan alat ini adalah dapat dengan cepat memberikan hasil karena tidak tergantung pada sinar matahari.
Selain itu, pengeringan dapat dilakukan kapan saja dan dalam waktu yang
singkat, jadi dapat menghemat waktu. Akan tetapi juga memiliki kekurangan yaitu sifatnya tidak
portable dan ukurannya relative besar jadi sulit untuk dapat dipindah tempatkan
(Anonim, 2012).
5.
Mortar dan Penumbuk
Keterangan : (1) wadah (cawan)
(2) penumbuk
(3) kepala penumbuk
(4) pegangan
Sifat :
portable.
Fungsi : menghaluskan benih yang akan dianalisis.
Sumber energi : manual.
Deskripsi alat : terbuat dari porselen, agak berat, berwarna putih, sepasang antara
cawan dengan penukmbuknya
Prinsip kerja : benih yang akan diuji dimasukkan ke dalam cawan. Kemudian benih
dihaluskan dengan penumbuk. Tenaga dikonsentrasikan pada penumbuk. Untuk memberikan
hasil maksimal dibutuhkan tenaga yang besar agar benih yang dihasilkan dapat
sehalus mungkin.
Kelebihan dan kekurangan : benih yang akan diuji dapat dihaluskan sehalus mungkin. Kekurangannya
yaitu cawan berukuran tidak terlalu besar. Jika kita menginkan sampel benih
yang dihaluskan dalam jumlah yang besar, harus dilakukan berulang-ulang dan
akan menyita waktu serta tenaga karena orang yang menghaluskan akan merasa
kecapaian (pegal-pegal) (Anonim, 2012).
6.
Grinder
Keterangan : (1) tempat masuknya benih
(2) tempat keluarnya
benih
(3) sekrup
(4) kenop pemutar
Sifat :
portable
Fungsi : menghaluskan benih yang akan dianalisis
Sumber energi : manual
Prinsip kerja : benih yang akan diuji dimasukkan ke bagian atas grinder. Kemudian
benih dihaluskan dengan cara, memutar kenop pemutar maka benih akan menjadi
pipih.
Deskripsi alat : terbuat dari baja, sekrup digunakan untuk menempelkan grinder pada
meja.
Kelebihan dan kekurangan : benih yang akan diuji dapat dihaluskan dengan mudah. Kekurangannya
yaitu jika benih terlalu keras, maka dibutuhkan pula tenaga yang besar untuk
memutar kenop untuk menghaluskan benih (Anonim, 2012).
7.
Eksikator
Keterangan : (1) klep udara
(2) tutup
(3) tempat benih
(4) tempat kapur
Sifat : non portable
Fungsi : sebagai tempat penyimpan benih
Sumber energi : manual
Prinsip kerja : kapur dimasukkan dalam wadah paling bawah kemudian benih dimasukkan pada
wadah di bagian tengah yang berbentuk seperti saringan. Lalu kapur akan menguap
dan akan mengeringkan benih. Udara akan keluar dari klep yang berada pada
tutupnya.
Deskripsi alat : terbuat dari kaca, berukuran besar, terdapat klep udara pada
tutupnya, membesar pada bagian tengahnya kemudian agak mengecil pada bagian
bawahnya.
Kelebihan dan kekurangan : ukurannya relatif besar sehingga sedikit memuat lebih banyak benih
yang akan disimpan, dan tidak memerlukan listrik dalam penggunaannya karena
pada eksikator dengan menggunakan silica gelnya atau kapur tohor yang terletak
pada bagian bawahnya dapat menyerap uap air sehingga benih kan memiliki massa
yang konstan setelah dikeluarkan dari oven. Kekurangannya yaitu terbuat
dari kaca sehingga pemakaiannya harus ekstra hati-hati agar alat tidak rusak
atau pecah (Anonim, 2012).
- Moister tester type Dicky – Jhon
Keterangan : (1) gagang
(2) tutup
(3) tempat benih
(4) layar
Sifat : portable
Fungsi : untuk menguji kadar air yang terkandung dalam
benih.
Sumber energi : elemen kering (batu baterai).
Prinsip kerja : benih
kita masukkan ke dalam tabung penampung benih masuk ke dalam tabung pengujian
lalu kita tutp dengan tabung penampungan tersebut. Setelah itu alat dinyalakan.
Sebelumnya, kita memilih jenis benih yang akan kita uji, apakah benih padi,
jagung, kedelai, atau gandum, kira-kira ada 5 pilihan jenis benih. Setelah kita
nyalakan, kita tunggu bberapa saat, kemudian muncul pada layar kadar air dalam
benih yang kita uji tersebut.
Deskripsi alat : bentuk alat ini berbentuk seperti teko, mempunyai tabung penampungan yang dapat berfungsi sebagai tutup, dan memiliki pegangan berbentuk pegangan pada
teko. Selain itu juga memiliki tombol dan layar.
Kelebihan dan kekurangan : kelebihannya dapat mengetahui kadar
air secara cepat karena angka langsung tertera pada layar, mudah dibawa-bawa,
mudah dalam pengoperasian, praktis, dan cepat. Akan tetapi alat ini juga memiliki kekurangan yaitu hanya dapat digunakan pada kelima jenis benih (padi, lagung, gandum,
kedelai, dan satu jenis lagi) sehingga terbatas untuk mengukur benih-benih
tersebut, tidak dapat digunakan untuk mengukur jenis benih yang lain. Selain
itu hasil yang didapat terkadang berbeda dengan hasil yang didapat bila
menggunakan alat yang lain (Anonim, 2012).
- Alat Penguji Kemurnian Benih
1.
Purity Desk
Keterangan : (1) laci
(2) kaca
(3) kabel listrik
(4) lampu yang berada di dalam laci
Sifat : semiportabel
Fungsi : menguji kemurnian benih
Sumber energi : listrik
Prinsip kerja : pada prinsipnya, penggunaan alat ini sama dengan purity desk
tipe manual, hanya saja yang membedakan keduanya adalah sumber energi yang
digunakan untuk menguji kemurnian benih. Purity desk tipe elektrik
menggunakan lampu yang dikendalikan oleh tenaga listrik. Jadi, sinarnya tidak
berasal dari cahaya matahari melainkan berasal dari lampu yang terdapat di
dalam laci.
Deskripsi alat : berbentuk persegi panjang, berwarna coklat, terdapat laci. Kedua
sisinya tidak melandai
Kelebihan dan kekurangan : kelebihannya, tidak tergantung pada sinar matahari jadi pengujian
kemurnian benih dapat dilakukan dengan waktu yang tidak terbatas, tetapi pada
umumnya tetap dilakukan pada siang hari. Kekurangannya hamper sama dengan tipe
manual yaitu memerlukan ketelitian yang tinggi dalam pengujiannya. Oleh karena
itu, alat ini tidak dapat digunakan secara sembarangan. Hanya ahli-ahli saja
yang mungkin dapat menggunakannya (Anonim, 2012).
2.
Sieve
Keterangan : lubang penyaring
Sifat : portable
Fungsi : memilih benih sesuai ukuran yang dinginkan serta menghilangkan
kotoran-kotoran benih
Sumber energi : manual
Prinsip kerja : benih yang akan diayak diletakkan pada ayakan sesuai bentuk benihnya
kemudian ayakan digoyang-goyangkan. Benih akan terpisah dari kotorannya dan
benih yang bersih akan keluar lewat lubang-lubang tersebut.
Deskripsi alat : berbentuk bulat, mempunyai bentuk yang berbeda-beda pada bagian
tengahnya sesuai dengan jenis benih apa yang akan diayak. Bentuk bulat ada dua
jenis, bulat yang besar-besar dan bulat yang kecil-kecil.
Kelebihan dan kekurangan : benih-benih hasil ayakan akan berukuran sesuai dengan yang diinginkan
dan bentuk serta ukurannya seragam. Akan tetapi pemisahan dengan alat ini hanya
berdasarkan ukuran benih dan volumenya sangat terbatas sehingga jumlah benih
yang dapat tertampung oleh alat ini juga terbatas (Anonim, 2012).
3.
Magnifier/lup
Keterangan : (1) pegangan
(2) kaca pembesar
Sifat : portable
Fungsi : untuk melihat benih yang relatif berukuran kecil supaya lebih tampak
jelas (lebih besar)
Sumber energi : manual
Prinsip kerja : benih yang ingin dilihat diletakkan dibawah kaca tersebut kemudian
dilakukan pengamatan yang diinginkan
Deskripsi alat : berbentuk bulat pada bagian atasnya, pegangan agak panjang, ringan,
mudah dipindahtempatkan
Kelebihan dan kelemahan :
kelebihannya yaitu dapat memperjelas bentuk benih, sedangkan kelemahannya yaitu
perbesaran hanya sampai pada batas tertentu (Anonim, 2012).
4.
Timbangan Elektrik
Keterangan : (1) tempat meletakkan benih
(2) tombol
pengontrol
(3) kabel sambungan listrik
(4) layar
Sifat : semiportabel
Fungsi : menimbang berat benih
Sumber energi : listrik
Deskripsi alat : berwarna kuning, mempunyai tempat meletakkan benih, data dalam bentuk
angka-angka digital
Prinsip kerja : benih yang akan ditimbang diletakkan di tempatnya kemudian tombol power
dinyalakan. Angka hasil timbangan benih akan tertera dengan otomatis pada
layarnya.
Kelebihan dan kekurangan : karena data disajikan secara digital jadi dapat mengukur berat benih
seakurat mungkin. Selain itu kita tidak perlu mengatur angka-angka yang
menunjukkan berat yang kita inginkan. Sangat peka terhadap getaran sehingga ukuran
berat dapat menjadi tidak valid (Anonim, 2012).
- Alat Tambahan
1.
Termohigrometer
Keterangan : (1) thermometer
(a) skala
(b)
jarum penunjuk skala
(2) hygrometer
(a)
skala
(b)
jarum penunjuk skala
Sifat : portable
Fungsi : mengukur suhu udara (thermometer) dan mengukur kelembaban udara
(hygrometer)
Sumber energi : -
Prinsip kerja : alat ini hanya diletakkan begitu saja di udara. Alat ini dengan
sendirinya akan menunjukkan suhu dan kelmbaban tempat yang akan diukur.
Deskripsi alat : bentuk bulat, terdiri atas dua macam alat ukur yaitu termometer
(skala berwarna hitam) dan hygrometer (skala berwarna merah)
Kelebihan dan
kekurangan :
dapat mengukur dua parameter sekaligus yaitu suhu udara dan kelembaban udara.
Kelemahannya adalah karena tidak digital, maka angka-angka kurang stabil
(Anonim, 2012).
2.
Hand Counter
Keterangan : (1) tombol penghitung
(2) angka
(3) tombol pembuat angka nol
Sifat : portabel
Fungsi : membantu menghitung benih dalam jumlah yang besar
Sumber energi : mekanis
Deskripsi alat : kecil. Berbentuk bulat
berwarna perak
Prinsip kerja : Pertama kali angka harus nol caranya dengan menekan tombol reset apabila
angka belum menunjukkan nol. Benih dihitung dengan
menekan tombol counter. Hasil perhitungan ditunjukkan oleh angka yang tertera
pada display.
Kelebihan : mudah digunakan, murah harganya, dapat menghitung benih yang
sebenarnya dan bukan kotorannya (anonim, 2012).
3.
Gelas Ukur
Keterangan : penunjuk skala
Sifat : portabel
Fungsi : untuk mengukur larutan
Sumber energi : -
Deskripsi alat : terbuat dari kaca, agak tipis, dan bagian bawah berukuran lebih lebar
Prinsip kerja : larutan yang akan diukur dimasukkan ke dalam tabung sesuai dengan
skala yang tertulis
Kelebihan dan kekuarangan : skalanya lebih teliti dibanding gelas
beker tetapi tidak dapat mengukur volume larutan dalam jumlah yang banyak. Alat
ini mudah pecah karena terbuat dari kaca sehingga dalam pemakaiannya harus
hati-hati (Anonim, 2012)
4.
Gelas Beker
Keterangan : (1) mulut tabung
(2) skala ukuran
(3) mulut penuang
Sifat : portable
Fungsi : merendam benih yang akan diperlakukan
Sumber energi : -
Deskripsi alat : terbuat dari bahan kaca tahan panas, transparan, ringan
Prinsip kerja : benih yang akan diperlakukan dimasukkan kedalam beaker glass
yang telah diisi dengan perlakuannya. Benih direndam sesuai perlakuan
perendaman yang diinginkan.
Kelebihan dan kelemahan : transparan jadi dapat dengan mudah diamati selain itu ringan dan
berukuran sedang. Kelemahannya yaitu skala ukuran volume tidak begitu tepat dan
alat ini terbuat dari kaca sehingga resiko untuk rusak (pecah) sangat tinggi (Anonim,
2012).
5.
Scalpel
Keterangan : (1) pegangan
(2) mata pisau
Sifat : portable
Fungsi : untuk memotong atau menghilangkan kulit benih
Sumber energi : -
Deskripsi alat : seperti pisau pada umumnya tetapi mata pisau berukuran lebih kecil
daripada pegangan pisau
Prinsip kerja : benih yang akan dihilangkan kulitnya dijepit dengan pinset kemudian
perlahan-lahan kulit benih dikupas dengan menggunakan scalpel.
Kelebihan dan kekurangan : dapat digunakan pada benih-benih yang relatif berukuran sedang sampai
besar serta mudah dibawa kemana-mana. Alat ini tidak dapat digunakan pada
benih-benih yang berukuran sangat kecil (Anonim, 2012).
6.
Refrigerator
Keterangan : (1) pegangan
(2) tempat penyimpan
benih
(3) tombol pengontrol
(a)
pengontrol suhu
(b)
pengontrol kelembaban
Sifat : non portable
Fungsi : sebagai alat penyimpan benih
Sumber energi : tenaga listrik
Deskripsi alat : berukuran besar, seperti kulkas pada umumnya hanya saja terdapat
pengatur suhu dan pengatur kelembaban, serta mempunyai dua pintu, dimana pintu
atas lebih besar daripada pintu yang dibawahnya.
Prinsip kerja : benih dimasukkan dalam refrigerator dalam keadaan yang dingin, dengan
mengatur suhu serta kelembabannya.
Kelebihan dan kekurangan : daya tampungnya lebih banyak,
suhu dapat diatur sehingga pada suhu rendah benih lebih awet atau dapat
disimpan lebih lama. Akan tetapi alat ini ukurannya yang besar membutuhkan
ruangan yang cukup luas untuk meletakkannya selain itu tidak mudah
dipindahtempatkan (Anonim, 2012).
7.
Grain Counter
Keterangan : (1) tempat benih
yang akan dihitung
(2) tombol
(3) layar
(4) tempat benih ditampung
Sifat : non portabel
Fungsi : untuk menghitung jumlah benih
Sumber Energi : listrik
Deskripsi Alat : berwarna
kuning, tempat benih yang akan dihitung ada berbagai ukuran yaitu untuk benih
ukuran kecil, sedang, dan besar.
Prinsip Kerja : Benih yang
akan dihitung diletakkan di tempat benih, kemudian tekan tombol set dan tekan
jumlah benih yang akan dihitung. Setelah itu, tekan tombol start dan benih akan
jatuh ke tempat penampungan benih dengan jumlah sesuai dengan yang diinginkan.
Kelebihan dan kekurangan : dapat
menghitung jumlah benih yang diinginkan dengan tepat dan ketika benih itu
kurang atau berlebihan, kita dapat mengetahui secara pasti jumlah kekurangan
atau kelebihan biji tersebut karena data ditayangkan secara digital. Bila benih
tersebut masih ada kotorannya maka kotoran tersebut ikut terhitung (Anonim,
2008).
8.
Electro Conductivity Meter
Keterangan : (1) Layar
(2) Tombol
(3) tangkai sensor
Sifat : portabel
Fungsi : mengukur daya hantar listrik benih
Sumber Energi : baterai
Deskripsi Alat : berwarna
agak kebiruan, dengan tangkai sensor berwarna putih. Di tangkai sensor terdapat
lubang-lubang kecil.
Prinsip Kerja : alat ini dimasukkan kedalam tempat yang sudah diisi dengan air, benih
dimasukkan kedalam tempat tersebut. Kemudian di tekan tombol powernya. Setelah
itu dilihat berapa daya hantar benih tersebut dalam layar yang sudah tersedia.
Kelebihan dan kekurangan : alat ini mudah
untuk dibawa-bawa. Alat ini dapat mengetahui berapa daya hantar benih secara
teliti karena alat ini menyajikan data/angka dalam bentuk digital sehingga kita
tingal membaca angka yang ditunjukkan oleh alat ini untuk dapat mengetahui berapa
daya hantar benih tersebut.
- Pinset
Keterangan : (1) pegangan
(2) penjepit
Sifat : portable
Fungsi : membantu dalam mengambil benih yang berukuran sedang sampai kecil
Sumber energi : manual
Deskripsi alat : bentuk kecil seperti penjepit
Prinsip kerja : ketika kita hendak mengambil sampel benih, kita hanya mengarahkan
penjepit kepada benih yang akan kita ambil. Kemudian menekan pegangannya sambil
benih terambil, kita tahan sejenak, lalu benih kita letakkan pada tempat yang kita inginkan. Pusat energi
terletak pada pegangannya.
Kelebihan dan kekurangan : kelebihannya kita dapat langsung mengambil benih-benih yang kita
inginkan. Alat ini kecil sehingga dalam penggunaannya kita hanya dapat
mengambil benih satu persatu, tentu saja hal ini sangat menyita waktu dan
tenaga (Anonim, 2012).
- Grain Analize
Keterangan : (1) tempat benih yang akan dihitung
(2) tombol
(3) layar
Sifat : non portabel
Fungsi : untuk menghitung jumlah benih
Sumber Energi : listrik
Prinsip Kerja : Benih yang
akan dihitung diletakkan di tempat benih, kemudian tekan tombol set dan tekan
jumlah benih yang akan dihitung. Setelah itu, tekan tombol start dan benih akan
jatuh ke tempat penampungan benih dengan jumlah sesuai dengan yang diinginkan.
Deskripsi
Alat : berwarna putih dan
layarnya berwarna biru, tempat benih yang akan dihitung
ada berbagai ukuran yaitu untuk benih ukuran kecil, sedang, dan besar.
Kelebihan dan kekurangan : dapat
menghitung jumlah benih yang diinginkan dengan tepat dan ketika benih itu
kurang atau berlebihan, kita dapat mengetahui secara pasti jumlah kekurangan
atau kelebihan biji tersebut karena data ditayangkan secara digital. Kekurangannya adalah alat ini tidak mudah untuk
dibawa – bawa karena sifatnya yang non portable (Anonim,
2012).
V. KESIMPULAN
1.
Pengenalan alat-alat dalam
pengujian benih sangat penting dilakukan, untuk menghindari adanya kesalahan
dalam cara penggunaan dan kesalahan pada hasilnya.
2.
Disamping menggunakan alat-alat
yang baik, dalam pengujian benih juga perlu ditunjang dengan pengetahuan yang
cukup tentang benih serta pengalaman.
3.
Pengujian benih dilakukan untuk
mengetahui kualitas benih.
4.
Alat yang terdapat dalam teknologi
benih dapat berupa alat pengambilan contoh benih, alat penguji daya tumbuh,
alat penguji kemurnian benih, alat penguji kadar air benih, dan alat lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Bak Perkecambahan.
<http://wikipedia.org/wiki/Bak_kecambah>. Diakses tanggal 26 Maret 2012.
Anonim. 2012. Beaker Glassware. <http://en.wikipedia.org/wiki/Beaker_glassware>. Diakses tanggal 26 Maret 2012..
Anonim. 2012. Eksikator. <http://en.wikipedia.org/wiki/Eksikator>. Diakses tanggal 26 Maret 2012.
Anonim. 2012. Germinator. <http://www.seedburo.com/online_cat/categ05/a3920.asp>. Diakses tanggal 26 Maret 2012.
Anonim. 2012. Hand Counter. <http://en.wikipedia.org/wiki/Hand_counter>. Diakses tanggal 26 Maret 2012.
Anonim. 2012. Magnifying Glass. <http://en.wikipedia.org/wiki/Magnifying_glass>. Diakses tanggal 26 Maret 2012.
Anonim. 2012. Moisture Juscon. <http://www.kett.com/files/brmdb.pdf>.
Diakses tanggal 26 Maret 2012.
Anonim, 2012. Mortar. <http://en.wikipedia.org/wiki/Mortar>. Diakses tanggal 26 Maret 2012.
Anonim, 2008. Oven. <http://en.wikipedia.org/wiki/Oven>. Diakses tanggal 26 Maret 2012.
Anonim. 2012. Petridish. <http://en.wikipedia.org/wiki/Petri_dish>. Diakses tanggal 26 Maret 2012.
Anonim, 2012. Pinset. <http://en.wikipedia.org/wiki/Pinset>. Diakses tanggal 26 Maret 2012.
Anonim, 2012. Porselen. <http://en.wikipedia.org/wiki/Porselen>. Diakses tanggal 26 Maret 2012.
Anonim, 2012. Purity Desk. <http://en.wikipedia.org/wiki/Purity_desk>. Diakses tanggal 26 Maret 2012.
.
Anonim. 2012. Seed Trier Nobbe. <http://www.seedburo.com/online>. Diakses tanggal 26 Maret 2012.
Anonim. 2012. Seed Trier Probe. <http://www.starqualitysamplers.com/seed.php>. Diakses tanggal 26 Maret 2012.
Anonim. 2012. Refrigerator. <http://en.wikipedia.org/wiki/Refrigerator>. Diakses tanggal 26 Maret 2012.
Anonim. 2012. Termohigrometer. <http://en.wikipedia.org/wiki/Thermohygrometer>. Diakses tanggal 26 Maret 2012.
Anonim. 2012. Timbangan Elektrik. <http://wikipedia.org/wiki/Timbangan_elektrik>. Diakses tanggal 26 Maret 2012.
Anonim. 2012.<http://www.dickey-john.com/products/agriculture/moisture-testing/>.
Diakses tanggal 26 Maret 2012.
Copeland, L.O. 1976. Principles of Seed and Technology. Burgess
Publishing Company. Minnesota.
Hamman. B. ; H.
Halmajan and D.B. Egli. 2001. Sigle Seed Conductivity and Seedling
Emergence in Soybean. Seed Science and Technology., 29. 575-586.
Kartasapoetra Ance, G. 1986. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan
Tuntunan Praktikum. PT Bina Aksara. Jakarta.
Tatipata A., Prapto Y., Aziz P., dan Woerjono M. 2004. Kajian aspek
fisiologi dan biokimia deteriorasi benih kedelai dalam penyimpanan. Ilmu
Pertanian 11 (2) : 76-87.
Viera. R.D. ; D.M.
Tekrony ; D.B. Egli and M. Rucker. 2001. Electrical conductivity of
Soybean seeds sfter storage in several environments. Seed Science
and Technology. 599-608.
No comments:
Post a Comment