PENDAHULUAN
Ada dua masalah pokok dalam menggunakan
informasi dari system klasifikasi tanah untuk tujuan agronomi. Terdapat
sejumlah system klasifikasi tanah yang berbeda-beda di dunia sehingga perbedaan
kkriteria yang digunakan untuk menggolonggakan satu tanah dengan tanah yang
lain menyebabkan penerjemahan untuk keperluan agroteknologi transfer kesukaran.
Permasalahan lainnya ialah pengguna taksonomi tanah, seperti ahli kesuburan
tanah dan hali agronomi, merasa kesukaran dalam menggunakan legenda peta tanah
dan istilah-istilah klasifikasi yang lain sehingga hasil pemetaan tanah dan
klasifikasi tanah kurang mendukung pengguna informasi cirri-ciri tanah yang
terkandung didalamnya (Kheoruenromne, 1988).
Dalam pengembangan pertanian, hasil
teknologi yang telah berhasil diterapkan di suatu daerah dapat dimanfaatkan
untuk pengembangan di daerah lainh memlaui cara agroteknologi transfer.
Agroteknologi transfer ialah proses ekstrapolasi hasil ekksperimen dari satu
tempat ke tempat lain yang sifat-sifat tanahnya dapat dibandingkan
(Kheoruenromne, 1988).
Klasifikasi kemampuan kesuburan tanah
(fertility capability soil classification atau FCC) telah diusulkan sebagai
system klasifikasi keteknikan guna mengelompokkan tanah dengan cirri-ciri yang
mirip dipandang dari sudut kecuburan tanah dan respon tanaman terhadap pupuk.
System ini telah dikembangkan oleh Prof. Dr. Buol dan rekan-rekannya di Jurusan
Ilmu Tanah, Universitas Negeri North Carolina (Eiumnoh, 1984).
Taksonomi tanah USDA pada waktu sekarang
ini telah banyak digunakan diberbagai negara untuk mengklasifikasikan tanah
(Eiumnoh, 1984). Beberapa sifat tanah dapat diturunkan langsung dari nama
kategori (Eswaran, 1988). Semakin rendah kategori klasifikasi semakin banyak
informasi sifat tanah yang dapat diketahui.
.....................................baca selengkapnya................................................
Download file di bawah ini: