ACARA 1I
KOMPETISI INTER DAN INTRA SPESIFIK SEBAGAI
FAKTOR
PEMBATAS BIOTIK
I. TUJUAN
1.
Mengetahui pengaruh faktor biotic terhadap pertumbuhan tanaman.
2. Mengetahui tanggapan tanaman
terhadap tekanan kompetisi inter dan intra spesifik
II. TINJAUAN PUSTAKA
Setiap makhluk
hidup membutuhkan air, ruang, udara dan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kebutuhan yang terpenuhi
secara tepat atau optimum akan menghasilkan pertumbuhan yang baik dan sehat,
bahkan akan menghasilkan buah yang nikmat.
Tumbuhan, manusia dan hewan dalam
memperoleh kebutuhan hidupnya perlu mengadakan persaingan baik antar spesies
bahkan antar organ satu dengan yang lain dalam satu tubuh (Sitompul et al., 1980).
Kompetisi terjadi
apabila tanaman mencapai tingkat pertumbuhan tertentu dan akan semakin keras
dengan pertambahan ukuran tanaman dengan umur. Kemampuan suatu tanaman dipengaruhi oleh kemampuan
suatu organ yang melakukan kompetisi. Daun dan akar merupakan bagian yang
berperan aktif kompetisi. Akar yang
memiliki luas permukaan lebar, daun yang banyak, lebar dan tersebar di seluruh
tubuh tanaman akan meningkatkan kompetisi, akibatnya kompetisi tanaman pun
tinggi (Fuller dan Caronthus, 1964).
Jumlah
dari suatu populasi tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar. Pertama adalah
jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup dan kondisi yang ideal. Kedua
adalah gabungan berbagai aspek kondisi factor lingkungan yang kurang ideal yang
membatasi pertumbuhan. Factor-faktor yang membatasi diantaranya ketersediaan
makanan yang rendah, pemangsa, persaingan dengan makhluk hidup sesame spesies
atau spesies lainnya, iklim dan penyakit (Anonim, 2006).
Kekuatan
kompetisi tanaman dapat diukurdari biomssa total tanaman. Biomassa yang besar
akan membutuhakn nutrisi yang besar sehingga kompetisinya juga tinggi (Sitompul et al.,1980).
Kebutuhan
tanaman mengenai unsure hara dan air berbeda maka tingkat kompetisi tanamn
dapat berbeda pada tanaman yang dikombinasi. Perbedaan intensitas kebutuhan
zat, perbedaan sistem perakaran (dangkal-dalam) digunakan sebagi dasar
diterapkannya tumpangsari. Untuk mendapatkan sistem yang tepat, factor yang
harus diperhatikan yaitu kombinasi tanaman, penelitian yang telah dilakukan
mengenai kombinasi kacang tanah – jagung berproduksi lebih tinggi dari pada
kacang tanah – padi (Anonim, 1974 cit.
Gunawan et al.,1996).
Percampuran
varietas sebagi salah satu dari upaya dehomogenasi merupakan cara untuk
meningkatkan stabilitas tanaman dengan menyerbuk sendiri. Kombinasi yang baik
apabila meningkatkan hasil lebih baik dari pertanian sendiri (Indayani et al., 2000).
Ada
3 tipe interaksi tanaman yaitu, pertama, hasil yang terjadi pada tanaman
tumpangsari lebih rendah dari yang diharapkan. Hal ini terjadi karena tanaman yang satu dengan
yang lain saling menghambat. Yang kedua, hasil yang didapat lebih berhasil dari
yang diharapkan. Yang ktiga, hasil yang diperoleh lebih rendah dari tanaman
yang diharapkan menghasilkan produk yang tinggi dan begitu sebaliknya (Clapham,
1973).
Organisme
yang saling bergantung pada persediaan makanan yang sama atau materi lain yang
sangat penting merupakan saingan bagi organisme
yang lain. Tanaman bersaing terutama untuk mendapatkan air dan sinar matahari
(Whaley, 1964).
Selain
itu, kemungkinan kekurangan air atau kekeringan dipersepsi memiliki bobot
pengaruh terpenting terhadap keberhasilan sistem pertanaman polikultur.
Bardasarkan urutan kepentingannya, bobot pengaruh tersebut diikuti oleh curah hujan
pertahun, efek naungan dari tanaman lain yang dapat mengurangi radiasi sinar
matahari, total kebutuhan air, curah hujan pertahun dan efek lindungan (Naylor,
2009).
III. METODOLOGI
Praktikum Dasar-Dasar Ekologi acara II yang
berjudul Kompetisi Inter dan Intra Spesifik Sebagai Pembatas Biotik
dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Maret 2009 di Laboratoium Ekologi Tanaman,
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Bahan-bahan yang digunakan antara lain tiga macam tanaman yang
terdiri dari kedelai (Glycine max),
jagung (Zea mays) dan kacang tanah (Arachis Hipogaea), polybag, pupuk
kandang, kantong kertas dan kertas label. Sedangkan alat-alat yang digunakan
yaitu peralatan tanam seperti cetok, penggaris, timbangan analitik, dan oven
sebagai pengering.
Praktikum ini dimulai dengan diisinya polybag
dengan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 3 Kg. Kerikil,
sisa-sisa akar tanaman lain dan kotoran dihilangkan agar tidak mengganggu
pertumbuhan tanaman. Dipilih biji yang sehat dari jenis tanaman jenis tanaman
yang akan ditanam, kemudian ditanam ke dalam polybag sesuai perlakuan sebagai
berikut : a). monokultur kedelai sejumlah 2, 4 dan 6 tanaman ; b). polikultur
kedelai-jagung sejumlah (1+1, 2+2, dan 3+3) tanaman ; c). polikultur
kedelai-kacang tanah sejumlah (1+1, 2+2, dan 3+3) tanaman) ; d). masing-masing
perlakuan diulang 6 kali (sesuai jumlah kelompok dalam satu golongan). Tiap
polybag diberi label yang mudah dibaca sesuai perlakuan dan ulangan sebagai
pencegah tertukarnya data pengamatan. Penyiraman dilakukan setiap hari sampai
21 hari, kemudian dilakukan pemanenan. Setelah diamati, kemudian tanaman
dikering-anginkan dan di masukkan ke dalam kantong kertas untuk di oven dengan temperatur
800 C selama 2 hari sampai berat konstan. Dalam praktikum ini
parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun setiap 2 hari
sekali, berat segar semua tanaman pada akhir pengamatan dan berat kering semua
tanaman setelah di oven. Setelah data terkumpul dihitung rerata seluruh ulangan
pada tiap perlakuan, selanjutnya dibuat histogram berat segar dan berat
keringnya pada masing-masing tanaman dan juga dibuat grafik tinggi tanaman dan
jumlah daun.
IV. HASIL PENGAMATAN
A.
Tinggi Tanaman
1. Monokultur Kedelai
Perlakuan
|
Tinggi
Tanaman Hari Ke-
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
Monokultur 2
|
14.36
|
19.96
|
22.73
|
25.83
|
28.32
|
32.51
|
36.51
|
Monokultur 4
|
13.51
|
19.06
|
21.42
|
24.7
|
27.25
|
31.63
|
34.79
|
Monokultur 6
|
11.93
|
16.31
|
19.15
|
22.24
|
24.27
|
28.15
|
31.15
|
2. Polikultur Kedelai -Kacang Tanah
·
Kedelai
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman Kedelai Polikultur dengan Tanaman
Kacang Tanah
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
1+1
|
13.97
|
19.03
|
22.9
|
25.57
|
28.88
|
33
|
36.72
|
2+2
|
13.46
|
17.54
|
21.61
|
24.76
|
26.21
|
29.37
|
32.28
|
3+3
|
11.02
|
15.13
|
18.36
|
20.62
|
23.39
|
25.38
|
30.06
|
·
Kacang Tanah
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman Kacang Tanah Polikultur dengan
Tanaman Kedelai
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
1+1
|
5.62
|
8.29
|
14.86
|
16.43
|
18.46
|
21.1
|
23.79
|
2+2
|
4.41
|
7.79
|
13.21
|
14.99
|
17.24
|
18.77
|
20.4
|
3+3
|
3.73
|
7.09
|
11.85
|
13.81
|
16.33
|
17.73
|
19.67
|
3.
Polikultur Kedelai-Jagung
·
Kedelai
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman Kedelai Polikultur dengan Tanaman
Jagung
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
1+1
|
15.05
|
19.41
|
31.96
|
34.67
|
36.29
|
37.55
|
41.9
|
2+2
|
13.63
|
17.59
|
29.19
|
33.2
|
34.16
|
35.2
|
38.01
|
3+3
|
12.65
|
17.24
|
20.34
|
22.87
|
24.37
|
28.51
|
32.37
|
·
Jagung
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman Jagung Polikultur dengan Kedelai
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
1+1
|
20.3
|
30.93
|
36.95
|
41.36
|
44.83
|
50.33
|
53.97
|
2+2
|
18.98
|
19.13
|
33.82
|
38.5
|
42.1
|
46.28
|
50.84
|
3+3
|
18.16
|
28.04
|
32.57
|
34.72
|
38.12
|
43.1
|
45.63
|
B. Jumlah Daun
1.
Monokultur Kedelai
Perlakuan
|
Hari
Pengamatan Ke-
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
Monokultur
2
|
4
|
4.43
|
5.58
|
5.97
|
6.13
|
10.58
|
12.03
|
Monokultur
4
|
4
|
4.23
|
5.08
|
5.37
|
6.02
|
8.36
|
11.12
|
Monokultur
6
|
4
|
4.07
|
4.4
|
5.1
|
5.23
|
7.18
|
10.25
|
- Polikultur Kedelai -Kacang Tanah
·
Kedelai
Perlakuan
|
Jumlah Daun Kedelai Polikultur dengan Tanaman
Kacang Tanah
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
1+1
|
4
|
5.2
|
6.15
|
7.23
|
7.89
|
11.1
|
12.08
|
2+2
|
4
|
4.5
|
5
|
6.13
|
7.1
|
8.28
|
10.1
|
3+3
|
4
|
4.05
|
4.33
|
5
|
5.3
|
6.1
|
7.24
|
·
Kacang Tanah
Perlakuan
|
Jumlah Daun Kedelai Polikultur dengan Tanaman
Jagung
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
1+1
|
4
|
4.25
|
5.18
|
6.13
|
7.1
|
10.12
|
11.15
|
2+2
|
4
|
4.05
|
4.33
|
6.12
|
7.1
|
8.28
|
10.1
|
3+3
|
4
|
4.07
|
4.15
|
5
|
5.25
|
6.13
|
7.19
|
- Polikultur Kedelai-Jagung
·
Kedelai
Perlakuan
|
Jumlah Daun Kacang Tanah Polikultur dengan
Tanaman Kedelai
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
1+1
|
8
|
22.67
|
27.55
|
29.66
|
34.42
|
39.5
|
40.15
|
2+2
|
8
|
18.75
|
24.75
|
27.42
|
30.1
|
31.88
|
32.58
|
3+3
|
8
|
16.88
|
22
|
25.33
|
28.5
|
30.7
|
31.42
|
·
Jagung
Perlakuan
|
Jumlah Daun Jagung Polikultur dengan Tanaman
Kedelai
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
1+1
|
3
|
4
|
4.75
|
6.08
|
6.48
|
7.02
|
7.15
|
2+2
|
3
|
4
|
4.17
|
5.12
|
5.12
|
6.02
|
6.23
|
3+3
|
3
|
3.58
|
4.03
|
4.23
|
5.02
|
5.18
|
5.67
|
C. Berat Segar dan Berat
Kering
1.
Monokultur Kedelai
Pengamatan
|
Monokultur
2
|
Monokultur
4
|
Monokultur
6
|
BB
|
3.24
|
2.88
|
2.36
|
BK
|
0.18
|
0.99
|
1.11
|
2.
Polikultur Kedelai -Kacang Tanah
·
Kedelai
Pengamatan
|
Poli
K-KT 1+1
|
Poli
K-KT 2+2
|
Poli
K-KT 3+3
|
BB
|
3.66
|
3.05
|
1.96
|
BK
|
0.35
|
0.45
|
1.15
|
·
Kacang Tanah
Pengamatan
|
Poli
KT-K 1+1
|
Poli
KT-K 2+2
|
Poli
KT-K 3+3
|
BB
|
7.84
|
7.19
|
4.68
|
BK
|
0.96
|
1.17
|
1.74
|
3.
Polikultur Kedelai-Jagung
·
Kedelai
Pengamatan
|
Poli
K-J 1+1
|
Poli
K-J 2+2
|
Poli
K-J 3+3
|
BB
|
4.34
|
3.35
|
2.63
|
BK
|
0.52
|
0.83
|
1.13
|
·
Jagung
Pengamatan
|
Poli
J-K 1+1
|
Poli
J-K 2+2
|
Poli
J-K 3+3
|
BB
|
8.87
|
8.12
|
6.66
|
BK
|
1.89
|
2.86
|
3.56
|
V. PEMBAHASAN
Praktikum acara II dengan judul Kompetisi Inter
dan Intra Spesifik Sebagai Faktor Pembatas Abiotik bertujuan untuk mengetahui
pengaruh faktor biotik terhadap pertumbuhan tanaman dan mengetahui tanggapan
tanaman terhadap tekanan kompetisi inter dan intra spesifik.
Kompetisi dalam pertumbuhan tanaman dapat dilihat
melalui tingkat pertumbuhannya, bila ditanam dengan tanaman yang sejenis.
Sehingga dalam proses penanaman, jarak tanam sangat penting untuk diperhatikan.
Jarak tanam yang terlalu dekat atau terlalu tinggi akan mengganggu pertumbuhan
tanaman. Dengan jarak tanam yang terlalu dekat, tingkat kompetisi tanaman dalam
mengambil makanan dari dalam tanah sangat tinggi, sehingga pertumbuhan tanaman
tidak dapat optimal.
- Grafik Tinggi Tanaman
1. Monokultur Kedelai (Glycine max)
Dari grafik
diketahui bahwa pertumbuhan tinggi tanaman yang paling baik adalah pada monokultur
2. Hal ini terjadi karena dalam satu polybag hanya terdapat dua tanaman
sehingga kompetisi antar tanaman dalam mencari
zat-zat makanan tidak terlalu besar. Air, unsur hara, oksigen dan cahaya
matahari dapat diperoleh dalam jumlah yang cukup. Sehingga akan terbentuk
interaksi kompetisi yang bersifat mutual cooperation, atau sama-sama
terpacu untuk menjadi baik. Pada monokultur 6 dan 4, pertumbuhan tanaman kurang
optimal., karena dalam 1 polybag diisi dengan jumlah yang cukup banyak sehingga
terjadi kompetisi yang tinggi antar tanaman. Dengan jumlah yang banyak tersebut
maka akar tanaman tidak dapat menyerap unsur-unsur hara dan mineral dalam tanah
dengan baik, karena harus berkompetisi dengan akar tanaman yang lain.
2. Polikultur
Kedelai-Kacang Tanah
Dari grafik diketahui bahwa pertumbuhan tinggi tanaman
terjadi paling baik pada polikultur kedelai-kacang
tanah 1+1, kemudian 2+2 dan yang paling rendah 3+3. Hal ini terjadi karena pada
polikultur 1+1, akar mempunyai ruang yang cukup untuk mencari makanan karena
kompetisi antar tanaman tidak terlalu tinggi. Berbeda dengan polikultur 3+3
yang mempunyai tingkat kompetisi yang sangat ketat, karena dalam 1 polybag
berisi 3 kedelai dan 3 kacang tanah. Kompetisi tidak hanya terjadi antar
tanaman, tetapi dalam tubuh tanaman itu sendiri juga terjadi kompetisi dalam
membagi asimilat. Sehingga tingkat pertumbuhan tanaman berbeda-beda walaupun
dalam satu jenis tanaman.
3.
Polikultur Kedelai-Jagung
Dari grafik diketahui bahwa tinggi tanaman terjadi paling baik pada polikultur kedelai-jagung 1+1, kemudian 2+2 dan yang paling rendah 3+3.
Hal ini disebabkan karena
pada polikultur 1+1 kompetisi tanaman tidak terlalu tinggi. Karena dalam
polybag hanya terisi 1 kedelai dan 1 jagung. Sehingga tanaman mendapat cukup
nutrisi dari dalam tanah. Berbeda dengan polikultur 3+3 yang pertumbuhannya
tidak optimal karena kompetisi terjadi sangat ketat.
B. Grafik Jumlah daun
1. Jumlah Daun Monokultur
Kedelai
Pengamatan
pertama hingga keempat jumlah daun tiap perlakuan adalah hampir sama dan yang
terbanyak pada pengamatan terakhir adalah pada
perlakuan monokultur 2. Hal ini dapat terjadi kemungkinan disebabkan
ketersediaan unsur hara yang maksimal hanya dapat mencukupi pada perlakuan
monokultur 2. Pada perlakuan monokultur 4 terjadi kompetisi antar tanaman
tetapi tidaklah seketat pada perlakuan monokultur 6 karena pada perlakuan
monokultur 6, diisi 6 tanaman kedelai dengan luas lahan yang sama, sehingga
kompetisinya pun menjadi lebih ketat. Dengan unsur hara yang ada terbatas maka tanaman pada monokultur 6 tidak
dapat tumbuh dengan optimal.
2. Jumlah Daun Polikultur
Kedelai-Kacang Tanah
Dari grafik diketahui bahwa pertumbuhan tanaman terjadi
paling baik baik pada polikultur 1+1. Pada prinsipnya semakin banyak tanaman
yang ditanam dalam suatu lahan pada luas yang sama, maka tingkat kompetisinya
semakin tinggi. Karena dalam jumlah yang sama unsure hara diperebutkan oleh
tanaman yang lebih banyak, sehingga setiap tanaman mendapatkan nutrisi yang
sedikit. Akibatnya pertumbuhannya juga tidak bisa maksimal.
3.
Jumlah Daun Polikultur Kedelai-Jagung
Dari grafik diketahui bahwa jumlah daun paling banyak
pada polikultur 1+1, hal ini disebabkan pada keadaan tersebut tidak terjadi
kompetisi yang terlalu ketat. Sehingga tajuk dapat mendapat pasokan zat hara dan cahaya matahari yang
cukup. Dengan pasokan cahaya matahari yang cukup, tanaman dapat melakukan
fotosintesis dengan baik. Apabila proses fotosintesis dapat berlangsug denagn
baik, maka tanaman dapat menghasilkan asimilat yang cukup untuk pertumbuhannya.
- Grafik Gabungan Tinggi Tanaman
Kedelai
Dari grafik gabungan diatas
diketahui bahwa tanaman kedelai dapat tumbuh dengan baik pada polikultur
kedelai-jagung 1+1 dan paling rendah pada polikultur kedelai-kacang tanah 3+3. Pada polikultur Kedelai-Jagung terbentuk interaksi kompetisi yang
bersifat mutual cooperation, atau sama-sama terpacu untuk menjadi baik.
Kedelai dan jagung mempunyai bentuk perakaran yang berbeda, sehingga antara keduanya
tidak saling terjadi kompetisi dengan ketat. Selain itu tanaman jagung yang
relatif tinggi dari kedelai dan bentuk daun jagung yang kecil tidak menghalangi
kedelai yang ada dibawahnya untuk mendapatkan cahaya. Sedangkan pada polikultur
kedelai-kacang tanah tidak terjadi pertumbuhan yang baik. Karena antara
keduanya terjadi kompetisi yang sangat tinggi. Sehingga menghambat pertumbuhan
masing-masing tanaman
D. Grafik Gabungan Jumlah
Daun Kedelai
Dari grafik diketahui bahwa jumlah daun yang terbanyak pada tanaman
kedelai adalah pada polikultur dengan kacang tanah 1+1, sedangkan yang paling
rendah adalah pada polikultur kedelai-jagung 3+3. Hal ini dikarenakan
terjadinya kompetisi yang ketat antara keduanya. Sehingga kebutuhan air, unsur
hara, oksigen dan cahaya matahari tidak dapat terpenuhi dengan baik.
E. Histogram Berat Segar dan Berat Kering
1. Monokultur Kedelai
Dari histogram
diketahui bahwa berat segar yang tertinggi adalah pada polikultur kedelai
jagung 1+1. Hal ini disebabkan adanya pertumbuhan yang optimal pada polikultur
ini, sehingga tinggi tanaman serta jumlah daunnya lebih banyak dari tanaman
yang lain. Sehingga saat penimbangan diperoleh berat yang cukup tinggi.
Sedangkan pada histogram berat kering, tanaman yang memiliki berat kering
tertinggi adalah kedelai pada polikultur kedelai-kacang tanah 3+3. Hal ini
disebabkan pertumbuhannya yang tidak optimal, sehingga tanaman tidak banyak
mengandung air. Tanaman yang tidak banyak mengandung air, pada saat pengovenan
tidak terjadi penguapan, sehingga berat keringnya tinggi. Berat kering dan
berat basah merupakan suatu hal yang saling berlawanan. Tanaman yang memiliki
berat basah tinggi, berat keringnya rendah, karena pada saat pengovenan terjadi
penguapan. Begitu juga sebaliknya.
2. Polikultur Kedelai-Kacang Tanah
Dari histogram di atas dapat diketahui
bahwa berat segar tertinggi adalah pada perlakuan polikultur kacang
tanah-kedelai 1+1. Hal ini disebabkan kompetisi yang berlangsung lebih rendah
bila dibandingkan dengan dua perlakuan lainnya. Kedelai dan kacang tanah
memiliki kebutuhan akan unsur hara dan air yang hampir sama. Oleh karena itu,
semakin banyak jumlah tanaman dalam satu polibag maka semakin sulit bagi
masing-masing tanaman dalam memperoleh unsur hara dan air.
Berat
kering kacang tanah terendah pada perlakuan polikultur kacang tanah-kedelai
1+1. Hal ini disebabkan semakin sedikit jumlah tanaman dalam suatu lahan maka
kemampuan untuk menyerap air semakin tinggi, sehingga dalam tubuh tanaman
tersebut banyak mengandung air. Jika dioven air tersebut akan cepat hilang,
sehingga berat keringnya akan rendah.
3. Polikultur Kedelai-Jagung
Dari histogram diatas diketahui bahwa berat segar
paling tinggi terjadi pada tanaman
polikultur kedelai-jagung 1+1. Karena pada polikultur 1+1 ini, tanaman dapat
berkembang dengan baik. Persaingan atau kompetisi antara kedua tanaman ini
tidak terlalu ketat karena dalam satu polibag hanya ada 1 kedelai dan 1 jagung.
Selain itu, pada polikultur kedelai dengan jagung terjadi interaksi yang saling
mendukung pertumbuhan (mutual cooperation),
sehingga polikultur kedelai-jagung dapat menghasilkan produktivitas yang baik.
Pada histogram berat kering, tanaman yang memiliki berat kering terendah adalah
polikultur kedelai-jagung 1+1 dan yang tertinggi adalah polikultur
kedelai-jagung 3+3. Antara berat segar tanaman dan berat kering saling
berlawanan. Semakin tinggi berat segar suatu tanaman, maka berat keringnya
semakin kecil.
VI. KESIMPULAN
- Faktor biotik baik berupa persaingan intraspesifik (dalam spesies yang sama) maupun interspesifik (berbeda spesies) akan mempengaruhi kualitas dan hasil produk tanaman.
- Persaingan pada
kepadatan yang tinggi akan menurunkan hasil, bila
nutrisi serta kebutuhan hidup terbatas. Pemberian unsur hara dan air tetap
memegang peran besar dalam perkembangan tanaman. Selama kebutuhan akan
kedua hal tersebut terpenuhi, pertumbuhan tanaman akan tetap optimal.
- Pertumbuhan
tanaman terjadi secara optimal pada tanaman yang dibudidayakan secara
monokultur 1+1, karena pada pembudidayaan tersebut kompetisi tanaman untuk
mencari makanan tidak terlalu ketat.
- Kompetisi
paling ketat terjadi pada perlakuan polikultur (3+3) dari pada perlakuan
yang lain karena populasi tanaman cukup banyak.
- Pada
polikultur kedelai-jagung pertumbuhan tanaman dapat terjadi secara baik,
karena diantara keduanya terjadi interaksi yang saling mendukung
pertumbuhan (mutual cooperation).
- Pada
polikultur kedelai-kacang tanah, pertumbuhan tanaman tidak dapat terjadi
secara baik karena diantara keduanya terjadi kompetisi yang ketat dalam
memperoleh makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006.Ekologi.<http://www.langsing.net/gunung/artikel/lingkungan/ekologi.html>
Diakses
tanggal 27 Maret 2009.
Clapham.JR,WB.1973.Natural Ecosystem.Mac Millan
Publishing ci.Inc.,New York.
Fuller,J.H.
and L.B. Caronthus.1964. The Plant World (4rd edition).Holt, Ricard Winston,
Inc.,USA.
Gunawan.1996.
Pengaruh jumlah daun, buah dan pemberian GA terhadap hasil dan kadar sukrosa
buah tanaman melon (Cucumis sativus L). Agrotropika I:27-30.
Indayani.2000.
Kajian biometrika daya saing antara varietas kedelai pada pertanaman campuran
dan baris berseling. Agrosains XII:183-184.
Naylor,
R.E.L.2009. Enviromental impact of agriculture and foresty. Journal of
Agricultural Sains I:1-5.
Sitompul.1980.
Pengaruh waktu tanam jagung terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah dan
jagung dalam sistem tumpang sari. Agrotropika III:1-16.
Whaley,W.G.1964.Principles
of Biology. Hoppes and Row Publisher, New York.
No comments:
Post a Comment