ACARA II
MEDIA TANAM
I. TUJUAN
Mengetahui pengaruh komposisi media tanam terhadap
pertumbuhan dan kualitas bibit
II. TINJAUAN PUSTAKA
Perkecambahan
merupakan suatu proses pertumbuhan dari biji setelah mengalami masa dormansi
bila kondisi-kondisi sekelilingnya memungkinkan banyak faktor yang berpengaruh
dalam merangsang maupun memacu proses perkecambahan ini, baik yang bersifat
internal maupun eksternal. Beberapa faktor tersebut antara lain ketersediaan
air, suhu udara (gas-gas) dan cahaya (Novijanto, 1996)
Sebagaimana
halnya dengan manusia yang membutuhkan bermacam-macam zat-zat makanan dan
zat-zat lainnya, tumbuh-tumbuhan pun demikian; juga membutuhkan zat-zat
tersebut demi kelangsungan hidupnya. Zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh
tanaman ada dua sumber, yakni (Anonim, 1993):
- Dari udara, zat makanan yang berasal dari udara
tidak pernah menjadi persoalan, karena adanya berlimpah-limpah dan tidak
akan kekurangan. Umumnya tidak menimbulkan kesukaran terhadap
tumbuh-tumbuhan.
- Dalam tanah, zat-zat makanan yang berasal dari tanah
acapkali menyebabkan adanya gangguan bagi tanaman. Oleh karena itu kita
harus mengetahui tentang tanah.
Tanah adalah
suatu benda alam yang menempati lapisan kulit bumi yang teratas, yang terdiri
atas butir tanah, air, udara, sisa tumbuh-tumbuhan dan hewan, yang merupakan
tempat tumbuh tanaman. Sebagai tempat tumbuh tanaman, peranan tanah adalah:
sebagai tempat tegaknya tanaman, tempat menyediakan unsur-unsur makanan, air
bagi tanaman, dan tempat menyediakan udara bagi pernafasan akar (Anonim, 1992).
Media tanam dapat didefinisikan sebagai kumpulan bahan
atau substrat tempat tumbuh benih yang disebarkan atau ditanam. Media tanam
banyak macam ragamnya, dapat merupakan campuran dari bermacam-macam bahan atau
satu jenis bahan saja asalkan memenuhi beberapa persyaratan, antara lain cukup
baik dalam memegang air, bersifat porous sehingga air siraman tidak menggenang
(becek), tidak bersifat toksik (racun) bagi tanaman, dan yang paling penting
media tanam tersebut cukup mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan bagi
pertumbuhan tanaman (Widarto, 1996).
Memupuk artinya memberikan zat-zat makanan kepada
tanaman, agar zat-zat makanan tanaman bertambah. Selain itu juga memperbaiki
struktur tanah, artinya pupuk yang diberikan tidak dihisap oleh tanaman,
melainkan memudahkan zat-zat makanan yang ada di dalam tanah itu dapat dihisap
oleh tanaman Anonim (1993).
Menurut Ety Sumiati (1988) salah satu persyaratan yang
dapat dirancang dn diusahakan oleh manusia yaitu kualitas dan kuantitas cadangan
makanan, tempat tumbuh dan berkembangnya benih/kecambah. Dengan menggunakan
media tumbuh yang sesuai dengan yang diharapkan agar pertumbuhan dan persemaian
tanaman dapt lebih cepat, sehat dan bermutu. Sampai saat ini umumnya petani di
Indonesia menggunakan media tumbuh tradisional yang terbuat dari campuran pupuk
kandang dan tanah dengan perbandingan 1:1.
Pupuk kandang tergolong pupuk organis yang berasal
dari sisa kotoran hewan. Pupuk kandang mempunyai daya untuk merubah semua
faktor-faktor kesuburan tanah dalam arti yang menguntungkan (Soeratno, 1982).
Pupuk kandang berasal dari kotoran hewan dan sisa-sisa
makanan. Pupuk kandang dapat dipakai setelah membusuknya. Pupuk kandang yang
sedang membusuk tidak baik untuk dipakai, sebab pupuk yang sedang membusuk itu
mengeluarkan panas, sehingga kalau dipakai pengaruhnya terhadap tanaman kurang
baik (Anonim, 1993).
Keuntungan memakai pupuk kandang antara lain (Jumin,
1991):
a. Dapat memperbaiki kesuburan fisika
tanah melalui perubahan struktur dan permeabilitas tanah.
b. Dapat memperbaiki kesuburan kimia
tanah karena mengandung unsur N, P, K, Ca, Mg dan Cl.
c. Dapat meningkatkan kegiatan
mikroorganisme tanah yang berarti meningkatkan kesuburan biologis.
d. Dalam pelapukannya sering
mengeluarkan hormon yang merangsang pertumbuhan tanaman seperti auxin,
giberalin, dan cytokmin.
Keseimbangan
antara udara dan air sangat diperlukan bagi tanah pertanian. Penggunaan dramase
yang baik dan pengolahan tanah dengan persemaian yang baik akan merangsang
perkecambahan yang cepat sebagai akibat derasi yang baik. Pasir yang bersifat
kurang mengikat air dapat meningkatkan dramase (Harjadi, 1994).
III. ALAT DAN BAHAN
A.
BAHAN
1. Biji kacang-kacangan
2. tanah
3. pasir
4. pupuk kandang
B. ALAT
1. polybag/pot
2. cetok
3. oven
4. penggaris
5. alat tulis
IV. CARA KERJA
Tumbuhan
memerlukan bermacam-macam zat untuk kelangsungan hidupnya. Untuk tumbuh dan
berkembang tanaman membutuhkan zat-zat makanan, maka bila zat-zat itu kurang
mencukupi atau tidak ada sama sekali, sedangkan zat-zat makanan itu dibutuhkan
oleh tanaman maka pertumbuhannya akan terganggu atau tidak hidup sama sekali.
Zat-zat
makanan tersebut dapat diperoleh dari udara dan dari dalam tanah. Zat makanan
dari udara tidak pernah menjadi persoalan karena jumlahnya berlimpah-limpah dan
tidak akan kekurangan. Sedangkan zat makanan yang berasal dari tanah acapkali
menimbulkan persoalan. Oleh karena itu kita harus mengetahui tanah yang
merupakan media bagi pertumbuhan tanaman.
Dalam praktikum kali ini harus
mempersiapkan media tanam dengan komposisi: tanah, tanah+pupuk kandang dengan
perbandingan 2:1 dan tanah+pupuk kandang+pasir dengan perbandingan 1:1:1.
Kemudian
mengisi polybag dengan media tanam yang telah dipersiapkan dengan berat sama (+
2 cm dari permukaan atas polybag), masing-masing sebanyak 3 ulangan.
Membasahi
media tanam dengan air sampai kapasitas lapangan. Kemudian menanam 10 biji
tanaman ke dalam pot dan melakukan pemeliharaan sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Mengamati perkecambahan yang terjadi selama 1 minggu.
Selanjutnya melakukan penjarangan
pada awal minggu kedua dengan menyisakan 3 tanaman yang pertumbuhannya relatif
sama. Mengamati setiap hari sekali, jumlah daun dan tinggi tanaman selama satu
minggu. Setelah panen, menimbang berat segar tajuk dan akar untuk masing-masing
perlakuan.
Mengoven
tanaman pada suhu sekitar 65º-70º selama 3 hari, setelah beratnya konstan,
menimbang berat kering tajuk dan akarnya. Kemudian menghitung gaya berkecambah,
indeks vigor, tinggi tanaman dan jumlah daun pada berbagai hari pengamatan
serta histogram berat segar dan berat kering tajuk dan akar.
V. HASIL PENGAMATAN
Contoh perhitungan pada data Gaya
Berkecambah (GB) kelompok IV, ulangan 3 pada media tanah.
1. Gaya Berkecambah (GB)
GB = jumlah biji
yang berkecambah hari ke-n x 100 %
Hari ke-n
GB = ( 0+4+1 ) x 100 % =
50 %
10
2. Indeks Vigor (IV)
IV = jumlah biji
berkecambah x 100 %
Jumlah biji yang dikecambahkan
IV = 0 + 4 + 1 + 1,33 + 1,34 + 0,33
+ 0,33
1 2
3 5 6 7 8
= 0 + 2 + 0,33 + 0,3325 +
0,268 + 0,055 + 0,047 = 3,0325
VI. PEMBAHASAN
Percobaan ini berujuan untuk
mengetahui pengaruh komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan kualitas
bibit. Dalam praktikum ini digunakan biji kacang tanah (Arachis hypogaea).
Biji kacang tanah tersebut ditanam dalam tiga media yang berbeda tetapi
beratnya sama yaitu media yang berisi tanah; media berisi tanah dan pupuk
kandang; media berisi tanah, pupuk kandang dan pasir.
Pada
minggu pertama dilakukan pengamatan terhadap perkecambahan yang terjadi setiap
hari. Pengamatan terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman dilakukan dua hari
sekali selama 2 minggu, setelah dilakukan penjarangan pada minggu kedua maka 3
tanaman pertumbuhannya relatif sama. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada
perbedaan yang mencolok dalam data pengamatan maupun hasil pengamatan terhadap
jumlah daun dan tinggi tanaman antara satu tanaman dengan tanaman lain, selain
itu pertumbuhna yang relatif sama menunjukkan kesamaan tanaman dalam menyerap
unsur hara dan mineral dalam media.
Dari
data pengamatan dapat dilihat ternyata tanaman kacang yang ditanam dalam media
tanah+pupuk kandang+pasir, persentase GB-nya paling tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa di samping mampu mencukupi kebutuhan air dan unsur hara, media ini sangat
baik aerasi dan drainasinya dengan adanya penambahan pasir tersebut.
Dari
data yang diperoleh setelah melakukan pengamatan dan perhitungan dapat
diketahui bahwa biji kacang tanah banyak berkecambah pada media campuran antara
tanah, pupuk kandang dan pasir, yaitu sebesar 93,3 %. Hal ini disebabkan
penambahan pupuk kandang akan memelihara dan memperbaiki kesuburan tanah dengan
memberikan unsur-unsur atau zat dalam tanah yang dapat menyumbangkan bahan
makanan pada tanaman. Di samping itu pupuk kandang juga mengandung bahan
organik sehingga dapat menyebabkan suhu lebih stabil serta dapat meningkatkan
daya ikat tanah terhadap unsur-unsur atau zat hara yang dibutuhkan tanaman.
Sedangkan penambahan pasir dapat meningkatkan drainase dan aerasi tanah dalam
menyimpan dan menyediakan air dan udara yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh.
Demikian
pula dengan hasil pengamatan terhadap berat basah dan berat kering, ternyata
yang menunjukkan hasil paling tinggi adalah hasil panenan dari tanaman yang
ditanam pada media tanah+pasir+pupuk kandang. Hal ini menunjukkan bahwa di
sampinh mampu memenuhi kebutuhan air dan unsur hara media ini juga baik aerasi
dan drainasinya dengan penambahan pasir tersebut. Semakin besar berat basah dan
berat kering semakin baik pula kualitas tanaman karena keduanya menunjukkan kandungan unsur hara yang
terdapat dalam tanaman.
Selain
penambahan bahan-bahan seperti pasir, pupuk untuk mendapatkan bibit yang baik
harus diperhatikan pula faktor genetis dan faktor eksternal dari tanaman, yaitu
iklim, yang terdiri dari curah hujan , temperatur (suhu), tinggi tempat, sinar
matahari, angin dan musim; tanah yang mencakup tekstur tanah, struktur tanah,
air serta udara dalam tanah.
VII. KESIMPULAN
1. Media tanam yang terbaik adalah
campuran antara media tanah, pupuk kandang dan pasir.
2. Komposisi pada media tanam
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dengan memperhatikan faktor-faktor eksternal
lainnya.
3. Penambahan pupuk kandang akan memelihara
dan memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan unsur-unsur atau zat dalam
tanah yang dapat menyumbangkan bahan makanan pada tanaman.
4. Penambahan pasir akan meningkatkan
drainase dan aerasi tanah dalam menyimpan dan menyediakan air dan udara yang
dibutuhkan tanaman untuk tumbuh.
5. Dari hasil percobaan diperoleh:
a. media
tanah
GB =
55,7%±10,96%
IV = 3,0325
b. Media
tanah + pupuk kandang
GB =
50,4%±11,98%
IV =2,639
c. Media tanah + pupuk kandang + pasir
GB
=56,2%±12,2
IV
=2,893
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1993. Tanah dan Pertanian,. Kanisius. Jakarta. 70p.
Anonim, 1992. Budidaya Tanaman Padi,. Kanisius. Jakarta. 172p
Haryadi, Sri setyati, MM,. 1994. Pengantar Agronomi,
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 197p.
Jumin, Hasan. Basri., 1994,
.Dasar-Dasar Agronomi, PT. Raja Garfindo, Jakarta. 140p
Novijanto, N., 1996, Pengaruh Suhu dan Lama Perendaman
Terhadap Mutu Kecambah Kacang Hijau. Agri Journal. 3(2):30
Soeratno, R. 1982. Ilmu memupuk II. Yasaguna,
Jakarta. 87p.
Sumiati, E., 1988, Pengaruh Kultivar dan Media Pada
benih Brocoli di Persemaian, Journal Holtikultura. 16(4):15
Widarto, L., Ir. 1996. Perbanyakan Tanaman Dengan Biji,
stek, Cangkok, Sambung, Okulasi dan Kultur Jaringan. Kanisius. Yogyakarta.
130
No comments:
Post a Comment