KADAR LENGAS TANAH
ABSTRAKSI
Praktikum
ini dilaksanakan di laboratorium Tanah Umum Jurusan Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada pada tanggal 18 September 2007. Praktikum ini bertujuan
untuk mengetahui kadar lengas tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan
lengas dalam tanah antara lain anasir iklim, kandungan bahan organik dan
lempung tanah, relief dan adanya bahan penutup tanah (organik maupun non
organik). Pada praktikum ini menggunakan metode gravimetris, yaitu menghitung
selisih berat lengas sebelum dan sesudah dikeringkan. Contoh tanah yang
digunakan adalah tanah entisol, alfisol, ultisol, rendzina, vertisol yang
mempunyai ukuran ö 2 mm, 0,5 mm dan gumpalan. Pada tanah entisol 2 mm 1,713%
dan 1,687%; 0,5 mm 2,005% dan 1,995%; bongkah 2,089% dan 8, 7314%. Tanah alfisol
2 mm 11,6% dan 11,62%; 0,5 mm 8% dan 7,9%; bongkah 6% dan 15%. Pada tanah
ultizol 2 mm 50,854% dan 26,50%; 0,5 mm 39,799% dan 39,972%; bongkah 44,920%
dan 45,682%. Pada tanah Rendzina 0,2 mm 14,46% dan 14,32%; 0,5 mm 12,15% dan
12,13%; bongkah 14,122% dan 12,79%. Pada tanah vertisol 2 mm 12,60% dan 12,75%;
0,5 mm 12,86% dan 12,79%; bongkah 12,58% dan 13,45%. Tanah yang paling sedikit
KL nya adalah Entisol dan yang paling banyak KL nya adalah ultisol.
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tanah merupakan kumpulan
daru benda-benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison,
campurannya yaitu mineral, bahan organik, air udara yang merupakan media tumbuh
tanaham. Komponen penting dari tanah adalah mineral, yaitu kombinasi
unsur-unsur anorganik yang berupa kristal dan amorf merupakan salah satu faktor
yang menentukan sifat tanah. Jenis mineral dalam tanah berkaitan erat dengan
dekomposisinya dan dapat digunakan sebagai alat pendekatan dalam menentukan
tingkat kesuburan tanah. Jenis dan sifat-sifat mineral yang terdapat dalam
tanah juga erat kaitannya dengan pertumbuhan tanaman.
B.
Tujuan
Tujuan dari percobaan
ini adalah untuk mengetahui kadar lengas dalam tanah dengan metode gravimetri.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kebutuhan tanaman akar air
ditentukan oleh daya tanaman menghadapi penurunan ketersediaan lengas tanah.
Ada tanaman yang tahan kering (draught tolerant) yaitu mampu bertahan
hidup dalam keadaan kurang air dalam masa tertentu dengan jalan membatasi
kegiatan berbagai proses fisiologi. Setelah persediaan lengas cukup kembali,
tanaman tersebut dapat tumbuh kembali. Ada tanaman yang menghindari kekeringan
(drought avoidance) yaitu mampu tetap memenuhi kebutuhannya akan air
dalam keadaan kekurangan persediaan lengas tanah dengan cara menggiatkan
kegiatan penyerapan lengas tanah. Tanaman karet dan jati, misalnya termasuk
tanaman yang tahan kering, sedang tanaman semangka dan mentimun termasuk yang
bersifat menghindari kekeringan (Notohadiprawiro, et al., 2006).
Tanah entisol mempunyai sifat fisik
dan kimia yang kurang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tanah ini umumnya
bertekstur pasir sehingga struktur lepas, porositas aerasi besar dan
permeabilitas cepat. Selain itu, kadar lempung dan bahan organik rendah
menyebabkan kapasitas menahan air dan unsur hara rendah, agregasi lemah,
kemantapan agregat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tanah ini mengalami
dispersi bila mengalami tumbukan air hujan dan mengakibatkan tanah mudah
tererosi dan agregat yang hancur menjadi partikel-partikel yang sangat halus
menutupi pori-pori tanah sehingga menurunkan kapasifas infiltrasi tanah
(Jamilah, 2003).
Tanah-tanah sawah di Indonesia sebagian
besar merupakan tanah-tanah aluvial, regosol, glumosol dan latosol, sebagian
lagi merupakan tanah-tanah andosol dan mediteran. Sebagian besar tanah-tanah
tersebut di atas berada pada ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan
laut (Hakim, et al., 1986).
Pengolahan tanah pada kandungan air
yang tepat dapat meningkatkan pori total air tanah atau dapat mendorong proses
strukturisasi tanah yang lebih baik. Untuk itu sangatlah penting bagi kita
untuk mengetahui arti penting dari tanah, yang mana arti penting itu sendiri
dapat dilihat dari dua gatra (Hardjowigeno, 1993) :
1.
Gatra Ekologi : Air
diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dan mengangkut unsur hara dalam bentuk
larutan.
2.
Gatra Pedologi : Faktor
penting semua proses genesa tanah, pelapukan, mobilitas unsur, pelindian,
translokasi, perpindahan, dan lain-lain.
Perlu
diketahui dua pengertian pokok tentang air tanah untuk mendapatkan ide yang
wajar mengenai arti komponen tanah. Pengertian tersebut ialah : (1) Air yang
diikat dalam ruang pori dengan kekuatan yang berbeda tergantung pada jumlahnya;
(2) Air dengan garam yang larut di dalamnya yang disebut larutan tanah yang
begitu penting sebagai perantara (medium) untuk memberikan insur-unsur hara
tumbuhan yang sedang tumbuh. Batas banyaknya air yang tersedia tentu saja
ditentukan oleh macamnya tanah dan tambahan air hujan atau air irigasi (Brady
and Buckman, 1969).
Dalam kaitannya dengan daya menyimpan air, tanah pasiran mempunyai daya
peningkatan terhadap lengas tanah yang relatif rendah, karena permukaan kontak
antara tanah pasiran ini didominasi oleh pori-pori mikro I. Oleh karena itu,
air yang jatuh ke tanah pasiran akan segera mengalami perkolasi dan air kapiler
akan mudah lepas karena evaporasi (Mukhid, 2005).
Lingkup lengas tanah adalah petunjuk
tentang keadaan lengas tanah. IA secara kasar menunjukkan massa tanah yang
berada dalam keadaan kering atau lembab berdasarkan keadaannya dalam penggal
batu tanah, yaitu mintakat antara jeluk 10 atau 30 cm dalam tanah lempungan
atau antara 30-90 cm dalam tanah pasiran (Soil Survai Staff, 1975).
Kadar lengas
dapat dibagi 3, yaitu : (Manik, 1997).
1.
Lengas higroskopis adalah kadar
lengas yang dipengaruhi oleh gaya higroskopis.
2.
Lengas kapiler adalah kadar lengas
yang terikat oleh tegangan permukaan berupa selaput berkesinambungan
dikelilingi zarah dan di dalam pori kapiler.
3.
Lengas gravitasi adalah kadar
lengas yang tidak terikat oleh tanah, melainkan teratur terbatas oleh gaya
berat.
III. METODOLOGI
Praktikum kadar lengas tanah ini
dilaksanakan pada hari Selasa, 18 September 2007 di Laboratorium Tanah Umum,
Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian UGM. Bahan dan alat yang digunakan dalam
praktikum ini antara lain beberapa jenis tanah dengan ukuran tanah φ 2 mm (tanah halus), tanah φ
0,5 mm, tanah gumpalan / bongkah, 6 buah botol timbang, timbangan, desikator
dan oven. Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum Kadar Lengas Tanah ini
adalah sebagai berikut. Pertama-tama botol timbangan diberi label kemudian ditimbang
dalam keadaan kosong tertutup. Nilainya dihitung misal sebagai a gram. Kemudian
botol diisi dengan contoh tanah 2 mm; 0,5 mm dan bongkahan hingga setengah
volumenya. Masing-masing dibuat. Botol yang telah diisi tanah kemudian
ditimbang (bersama tutupnya), nilainya dihitung sebagai b gram. Setelah
ditimbang botol timbang di oven dengan tutup yang sedikit dibuka pada suhu
105-110ºC, selama minimum 4 jam. Lalu setelah
di oven, botol dikeluarkan, ditutup serapat mungkin dan dibiarkan dingin di
dalam desikator selama 15 menit. Kemudian ditimbang (botol dalam keadaan
tertutup), nilainya dihitung sebagai c gram. Nilai kadar lengas tanah diperoleh
dari :
KL = x 100%.
b-c adalah berat lengas
tanah, sedangkan c-a adalah berat tanah kering mutlak.
IV. HASIL PENGAMATAN
Jenis
Tanah
|
Ukuran
|
Ulangan
I
|
Ulangan
II
|
Entisol
|
2 mm
0,5 mm
bongkah
|
1,713 %
2,005 %
2,089 %
|
1,687 %
1,995 %
2,314 %
|
Alfisol
|
2 mm
0,5 mm
bongkah
|
11,6 %
8 %
6 %
|
11,62 %
7,9 %
15 %
|
Ultisol
|
2 mm
0,5 mm
bongkah
|
50,854 %
39,799 %
44,920 %
|
26,50 %
39,972 %
45,682 %
|
Rendzina
|
2 mm
0,5 mm
bongkah
|
14,46 %
12,15 %
14,12 %
|
14,32 %
12,13 %
13,92 %
|
Vertisol
|
2 mm
0,5 mm
bongkah
|
12,60 %
12,86 %
12,58 %
|
12,75 %
12,79 %
13,45 %
|
Contoh
Perhitungan KL (Tanah Entisol)
KL = x 100%.
Ulangan I
:
2 mm KL = = 1,713 %
0,5 mm KL = = 2,005 %
bongkah KL = = 2,089 %
Ulangan
II :
2 mm KL = = 1,687 %
0,5 mm KL = = 1,995 %
bongkah KL = = 2,314 %
V. PEMBAHASAN
Kadar lengas merupakan kemmapuan
tanah untuk menyimpan uap air di dalam pori-porinya. Kandungan lengas di dalam
tanah dipengaruhi oleh anasir iklim, relief, kandungan bahan organik dan lempung
tanah, dan adanya bahan penurup tanah.
Pada acara 1 praktikum kadar lengas
ini, dibandingkan kadar lengas berdasarkan jenis tanah dan ukuran diameter
butirannya (pori). Jenis tanah yang dibandingkan adalah tanah vertisol, tanah
alfisol, tanah rendzina, tanah ultisol, dan tanah entisol. Masing-masing tanah
ada yang φ 0,5 mm, φ 2 mm dan gumpalan. Untuk mengukur kadar lengas masing-masing tanah ini
digunakan metode gravimetris, yaitu dengan menghitung selisih berat lengas
antara sebelum dan sesudah dikeringkan. Metode ini digunakan karena murah dan
cepat. Hanya saja, penimbangan harus dilakukan seteliti mungkin, agar hasilnya
akurat. Jika kurang teliti dalam menimbang berat tanah, hasil percobaan bisa
menyimpang dari teori.
Dari hasil percobaan, diperoleh hasil
kadar lengas pada tanah entisol pasling kecil dibandingkan tanah lainnya. Kadar
lengas tanah φ 0,5 mm adalah 2%,
kadar lengas φ 2 mm adalah 1,7%
dan kadar lengas bongkahan adalah 2,20%. Ini dapat disebabkan bahan induk
terbesarnya adalah pasir endapan marin sehingga tanah entisol memiliki tekstur
pasir. Butiran pasir lebih kasar dan besar daripada butiran liat dan lempung,
sehingga pori-pori tanah entisol lebih besar (luas permukaan pori lebih kecil).
Oleh karena pori-pori tanah yang lebih besar inilah, tanah entisol memiliki
kemampuan mengikat dan menahan air lebih rendah dan permiabilitasnya sangat
cepat karena pori-pori yang besar dapat langsung melewatkan air tanpa
menyerapnya sehingga air yang diserap hanya sedikit.
Kadar lengas tanah vertisol
berdasarkan hasil percobaan menunjukkan kadar lengas φ 0,5 mm adalah 12,82%, kadar lengas φ 2 mm adalah 12,67% dan kadar lengas bongkahan adalah 13,01%. Tanah
vertisol memiliki tekstur halus yaitu berupa lempung dengan kandungan lempung
> 50% sehingga permukaan porinya lebih luas. Permeabilitasnya rendah dan
agregasinya juga lemah. Hal inilah yang menyebabkan tanah vertisol memiliki
kemampuan mengikat air yang tinggi. Kandungan lempung yang cukup besar
menyebabkan tanah vertisol memiliki daya simpan tanah terhadap air tinggi,
begitu juga bahan induk tanah vertisol adalah gamping sehingga daya rambat
airnya tinggi. Oleh karena kadar lengas yang tinggi ini, tanah vertisol
memiliki potensi pertanian yang cukup baik.
Sedangkan pada tanah alfisol, hasil
percobaan menunjukkan bahwa kadar lengas φ
0,5 mm adalah 7,95%, kadar lengas φ 2 mm adalah 11,61%, dan kadar lengas
bingkahan adalah 10,5%. Tanah alfisol memiliki kadar lengas tanah yang lebih
rendah dibanding tanah vertisol. Hal ini dapat disebabkan tanah alfizol
memiliki tekstur yang lebih kasar dari tanah vertisol dan mengakibatkan
kemampuan mengikat airnya juga lebih rendah. Bahan induk tanah alfisol adalah
lempung dan tingkat permeabilitas cukup lambat sehingga cukup mampu menahan
air. Tanah alfisol ditinjau dari kadar lengasnya, baik dijadikan bahan
pertanian, namun dapat ditingkatkan dengan cara mengurangi penguapan, sehingga
lengas tanah alfisol dapat dipertahankan.
Dari hasil percobaan pada tanah
rendzina diperoleh kadar lengas φ 0,5 mm adalah
12,14%, kadar lengas φ 2 mm adalah
14,39%, dan kadar lengas bongkahan adalah 14,02%. Kadar lengas rendzina ini
hampir mirip / lebih besar dari kadar lengas vertisol karena bahan induknya
juga seperti tanah vertisol, sehingga juga memiliki kandungan lempung. Tingkat
permeabilitasnya cukup lambat sehingga cukup mampu menahan air. Tanah ini baik
untuk digunakan sebagai lahan pertanian.
Kadar lengas tanah berdasarkan
percobaan pada tanah ultisol menunjukkan kadar lengas tanah φ 0,5 mm adalah 39,89%, kadar lengas φ 2 mm adalah 38,68% dan kadar lengas bongkahan 45,30%. Kadar lengas
ultisol ini merupakan yang paling besar diantara jenis tanah lain yang diamati.
Bahan induk tanah ultisol berupa liat dan tingkat permeabilitasnya cukup lambat
sehingga cukup mampu menahan air. Padahal kadar lengas tanah ultisol
dipercobaan ini lebih besar, ini menunjukkan bahwa kadar lengas tanah ultisol
bertolak belakang dengan teori.
Pada percobaan ini, terjadi beberapa
penyimpangan. Secara teori seharusnya semakin ebsar pori-pori tanah (makin
kecil luas permukaan) maka semakin sedikit kandungan lengasnya. Sehingga
seharusnya kadar lengas bongkahan lebih kecil dibandingkan φ 2 mm maupun φ 0,5 mm. Selain
itu, tanah φ 0,5 mm memiliki kadar lengas tanah paling
tinggi. Kedua hal tersebut karena bongkahan memiliki pori-pori yang sangat
besar sehingga luas permukaan porinya lebih kecil dibandingkan tanah φ 2 mm maupun tanah φ 0,5 mm. Hal ini
menyebabkan tanah bongkahan memiliki kemampuan mengikat air yang lebih sedikit.
Pada tanah φ 2 mm, yang memiliki butiran lebih
kecil dari tanah φ 0,5 mm memiliki
luas permukaan pori yang lebih besar dari bongkahan. Sehingga kadar lengas yang
paling besar adalah kumpalan. Secara teori, kadar lengas dari yang paling besar
yaitu = φ 0,5 mm > φ 2 mm > bongkahan. Namun dari hasil percobaan terjadi
ketidaksesuaian teori. Kadar lengas entisol, ultisol dan vertisol = bongkahan
> φ 0,5 mm, > φ 2 mm. Kadar lengas alfisol = φ
2 mm > bongkahan > φ 0,5 mm, kadar
lengas rendzina = φ 2 mm >
bongkahan > φ 0,5 mm.
IV. KESIMPULAN
- Kadar lengas merupakan kemampuan tanah untuk menyimpan uap air di dalam pori-porinya.
- Kadar lengas tanah dari yang paling tinggi = ultisol > rendzina > vertisol > alfisol > entisol
- Perbedaan kadar lengas dipengaruhi oleh kandungan bahan induk, tekstur dan strukturnya.
- Semakin besar pori-pori tanah, maka semakin sedikit kandungan lengasnya.
- Tanah rendzina, tanah alfisol, dan tanah vertisol memiliki potensi sebagai lahan pertanian yang cukup baik.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, NC, and H.O Buckman. 1969. The Nature and Properties of Soils.
The MacMillah Company, New York.
Hakim N., M. Yusuf., Nyakpa., A.M Lubis., Sutopo GH., M. Amin., D.
Gobh, HH. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung,
Lampung.
Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis.
Akademika Ressindo, Jakarta.
Jamilah. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Kelengasan
terhadap Perubahan Bahan Organik dan Nitrogen Total Entisol. (http://library.usu.ac.id).
Di akses tanggal 24 September 2007.
Manik, K.E. 1997. Studi Kasus Pembuatan Batu Bata di Sekitar Lampung.
Jurnal Ilmu Tanah Tropika, 11(4) : 95-100p.
Mukhid, S. 2005. Pengaruh Pemberian Lapisan Lempung terhadap
Pemungksan Lengas Tanah pada Lahan Berpasir. Info Perpustakaan = Jurnal
Sains dan Teknologi (http://www.IPTEK.net.id). Diakses tanggal 24 September
2007.
Notohadiprawiro, T., S. Soekarmodjo., S. Wisnubroto., E. Sukana., M.
Dradjat. 2006. Pelaksanaan Irigasi sebagai Salah Satu unsur hidromeliorasi
Lahan (http://www.Soil.Faperta.UGM.ac.id). Di akses tanggal 24
September 2007.
Soil Survai Staff. 1975. Soil Taxonomy : A basic System of Soil
Classification for Making and Interpretting Soil Surveys. Soil
Cons.serv.U.S. Dept. Agriculture, Washington, D.C.
LAMPIRAN
1.
ENTISOL
Diameter Tanah
|
(a)
|
(b)
|
(c)
|
(b-c)
|
(c-a)
|
KL (%)
|
Rerata (%)
|
2 mm
|
38.158
|
49.875
|
48.891
|
0.184
|
10.733
|
1.714
|
1.7
|
|
27.967
|
43.578
|
43.318
|
0.259
|
15.351
|
1.687
|
|
0.5 mm
|
32.312
|
45.891
|
45.624
|
0.267
|
13.312
|
2.005
|
2
|
|
29.239
|
46.721
|
46.379
|
0.342
|
17.14
|
1.995
|
|
CT
|
36.153
|
53.250
|
52.913
|
0.337
|
16.126
|
2.089
|
2.201
|
|
36.153
|
47.158
|
46.909
|
0.249
|
10.756
|
2.314
|
|
KL
= x 100%
*) 2 mm 1)
KL = X 100% = 1.714 %
2) KL = X 100% = 1,687%
Rerata = = 1.7 %
*) 0.5 mm
1) KL = X 100% = 2.005 %
2) KL = X 100% = 1.995 %
Rerata = = 2 %
*) CT 1) KL = X 100% = 2.089 %
2) KL = X 100% = 2.314 %
Rerata = = 2. 201 %
2.
ALFISOL
Diameter Tanah
|
(a)
|
(b)
|
(c)
|
(b-c)
|
(c-a)
|
KL (%)
|
Rerata (%)
|
2 mm
|
27.54
|
43.76
|
42.87
|
1.69
|
14.53
|
11.63
|
11.625
|
|
27.48
|
45.44
|
43.57
|
1.87
|
16.09
|
11.62
|
|
0.5 mm
|
29.48
|
49.99
|
43.84
|
1.15
|
14.36
|
8.01
|
7.99
|
|
27.27
|
45.97
|
44.59
|
1.38
|
17.32
|
7.97
|
|
CT
|
26.74
|
44.78
|
43.74
|
1.04
|
17.00
|
6.12
|
10.655
|
|
25.65
|
33.23
|
32.23
|
1
|
6.58
|
15.19
|
|
KL = x 100%
*) 2 mm 1)
KL = X 100% = 11.63 %
2) KL = X 100% = 11. 62 %
Rerata = = 11.625 %
*) 0.5 mm
1) KL = X 100% = 8.01 %
2) KL = X 100% = 7.97 %
Rerata = = 7.99 %
*) CT 1) KL = X 100% = 6.12 %
2) KL = X 100% = 15.19 %
Rerata = = 10.655 %
3. ULTISOL
Diameter Tanah
|
(a)
|
(b)
|
(c)
|
(b-c)
|
(c-a)
|
KL (%)
|
Rerata (%)
|
2 mm
|
23.799
|
38.061
|
36.34
|
1.721
|
12.515
|
13.48
|
13.26
|
|
22.089
|
36.545
|
34.879
|
1.666
|
12.79
|
13.03
|
|
0.5 mm
|
22.319
|
35.713
|
34.238
|
1.475
|
11.919
|
12.3
|
12.44
|
|
28.46
|
42.165
|
40.641
|
1.524
|
12.179
|
12.51
|
|
CT
|
32.670
|
42.560
|
41.574
|
0.986
|
8.904
|
11.07
|
10.94
|
|
27.385
|
42.759
|
41.259
|
1.5
|
13.874
|
10.81
|
|
KL = x 100%
*) 2 mm 1)
KL = X 100% = 13.48 %
2) KL = X 100% = 13.03%
Rerata = = 13.26%
*) 0.5 mm
1) KL = X 100% = 12.3 %
2) KL = X 100% = 12.51 %
Rerata = = 12.44%
*) CT 1) KL = X 100% = 11.07 %
2) KL = X 100% = 10.81 %
Rerata = = 10.94%
4. RENDZINA
Diameter Tanah
|
(a)
|
(b)
|
(c)
|
(b-c)
|
(c-a)
|
KL (%)
|
Rerata (%)
|
2 mm
|
23.954
|
38.411
|
36.583
|
1.828
|
12.638
|
14.46
|
14.39
|
|
34.732
|
48.599
|
46.862
|
1.736
|
12.131
|
14.32
|
|
0.5 mm
|
27.971
|
40.830
|
39.433
|
1.397
|
11.462
|
12.15
|
12.14
|
|
20.460
|
32.727
|
31.400
|
1.327
|
10.76
|
12.13
|
|
CT
|
35.351
|
49.420
|
47.679
|
1.741
|
12.328
|
14.122
|
14.02
|
|
25.244
|
39.739
|
37.968
|
1.771
|
12.724
|
13.92
|
|
KL = x 100%
*) 2 mm 1)
KL = X 100% = 14.46%
2) KL = X 100% = 14.32%
Rerata = = 14.39 %
*) 0.5 mm
1) KL = X 100% = 12.15 %
2) KL = X 100% = 12.13 %
Rerata = = 12.14%
*) CT 1) KL = X 100% = 14.122 %
2) KL = X 100% = 13.92%
Rerata = = 14.02%
5. VERTISOL
Diameter
Tanah
|
a
gram
|
b
gram
|
c
gram
|
(b-c)
|
(c-a)
|
KL (%)
|
Rerata (%)
|
2
mm
|
26,69
|
43,49
|
41,61
|
1,88
|
14,92
|
12,60
|
12,675
|
|
28,88
|
44,36
|
42,61
|
1,75
|
13,73
|
12,75
|
|
0,5
mm
|
34,33
|
45,30
|
44,05
|
1,25
|
9,72
|
12,86
|
12,825
|
|
27,60
|
41,53
|
39,95
|
1,58
|
12,35
|
12,79
|
|
Bongkah
|
23,28
|
37,24
|
35,68
|
1,56
|
12,3
|
12,58
|
13,015
|
|
29,65
|
43,48
|
41,84
|
1,64
|
12,19
|
13,45
|
|
KL
=
Diameter 2 mm
I.
KL = = 12,60%
II.
KL = = 12,75%
Rerata = = 12,675 %
Diameter 0,5 mm
I.
KL = = 12,86%
II.
KL = = 12,79%
Rerata = = 12,825 %
Bongkah
I.
KL = = 12,58%
II.
KL = = 13,45%
Rerata = = 13,015 %
1 comment:
Siiph... Mkasih ya atas awetannya :)
InsyaAlloh bermanfaat u/ kita smua.. "Amin"
Post a Comment